Share

Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan
Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan
Penulis: XENA

Bab 1 Petaka Membawa Nikmat

Brak!

"Emmm ... Kenapa gelap sekali?" gumam Celine yang baru saja membuka matanya. Dia mendapati dirinya kini berada di sebuah ruangan yang tidak ada cahaya sama sekali.

Wanita cantik itu menajamkan pendengarannya. Gendang telinganya samar-samar menangkap adanya suara langkah kaki yang terseret. Dia yakin jika orang tersebut berjalan terseok-seok akibat menabrak barang yang ada di dalam kamar itu.

"Sayang, apa itu kamu? Apa kamu sedang mabuk? Lalu, ada apa dengan lampunya? Apa sengaja kamu matikan agar aku tidak mengetahuinya?" Celine memberondong pertanyaan seraya mengusap kedua kelopak matanya agar bisa terbuka lebih lebar.

Namun, orang tersebut tidak menyahuti pertanyaan darinya. Bahkan suara langkah orang tersebut terdengar semakin mendekat ke arahnya yang sedang berada di atas ranjang.

Bruk!

"Aaaah ...!" seru Celine dengan suara yang tertahan. Orang tersebut kini telah menindihnya. 

Sosok yang tidak dia ketahui itu, tak menghiraukan seruan Celine yang ada di bawah kungkungannya. Bahkan wanita yang memiliki rambut sebahu itu, berusaha keras untuk menyingkirkan tubuh pria yang terasa berat menindihnya, tapi pria tersebut semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher sang wanita.

"Uggggh!"

Celine masih saja berusaha menyingkirkan tubuh pria tersebut, meskipun ada kemungkinan jika pria yang kini menindihnya itu adalah suaminya.

Sialnya, pria yang menindihnya itu semakin menelusupkan wajahnya hingga hidung mancungnya mengenai kulit leher wanita tersebut. Hembusan nafas pria yang masih belum diketahui identitasnya itu, menerpa kulit leher Celine, sehingga membuat bulu kuduknya meremang. 

Sekuat tenaga Celine menahan agar suaranya tidak keluar. Dia menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya, berusaha keras menahan agar tidak ada sedikit suara pun yang keluar menelusup dari bibirnya.

Sayangnya, suara lenguhan berhasil keluar begitu saja dari mulut Celine. Bibirnya terbuka tatkala bibir pria itu menari-nari menjelajah lehernya. Bahkan lidahnya bermain-main di sana. 

Mendengar suara lenguhan sang wanita membuat si pria semakin bersemangat. Tangannya seolah bergerak sendiri, bergerilya pada aset-aset berharga milik wanita itu, sehingga sang wanita tidak bisa lagi menolak kehadiran pria itu di dekatnya.

Kamar yang sunyi dan tanpa adanya seberkas cahaya apa pun, membuat gerakan mereka berdua semakin liar. Bahkan terdengar suara lenguhan dari mereka berdua yang memenuhi kamar tersebut.

Buaian dari sang pria membuat Celine terbuai. Dia melupakan segalanya, melupakan tentang pertanyaan yang ditujukannya pada pria tersebut. Bagaimana tidak, pria itu berhasil membuat Celine begitu mabuk kepayang dengan sentuhan-sentuhannya, dan permainan mereka di atas ranjang. 

'Apa ini? Kenapa dia berbeda sekali dengan biasanya? Apa dia sudah belajar dari teman-temannya, seperti yang dikatakannya waktu itu? Dia sungguh hebat sekarang,' batin Celine yang sedang menikmati buaian dari sang pria.

"Aaaaah!" 

Seketika lenguhan Celine tidak terdengar lagi. Bibirnya diraup dengan cepatnya oleh bibir sang pria. Sialnya lagi, Celine pun terbuai oleh permainan bibir sang pria, sehingga dia membalas ciuman tersebut.

Gayung pun bersambut. Mereka berdua saling menikmatinya, sehingga waktu yang mereka habiskan untuk bersama terasa sangatlah singkat. 

Kamar yang tanpa cahaya itu, tidak lagi sunyi. Suara lenguhan dan ekspresi tubuh mereka menjadi irama tersendiri yang memenuhi kamar. Bahkan ranjang yang tadinya rapi, kini menjadi berantakan dan berpeluh. 

Kini tubuh sang pria terbaring lemah di atas tubuh sang wanita, setelah mereka melakukan pelepasan secara bersamaan. Bahkan nafas mereka sama-sama memburu, dan hembusan nafas mereka saling menerpa wajah yang ada di hadapannya.

Setelah beberapa saat, sang pria bergerak turun dari atas tubuh sang wanita. Dia berbaring di sebelahnya, dan memeluk erat tubuh sang wanita, untuk tidur bersamanya.

'Aroma tubuh ini bukan aroma Sean yang biasanya. Apa dia mengganti parfumnya?' 

Sibuk bertanya-tanya dalam hatinya, dan tidak mendapatkan jawabannya, mata Celine pun terpejam dalam pelukan sang pria. Bahkan dia membalas pelukan tersebut dengan melingkarkan tangannya pada pinggang sang pria. Mereka berdua terlelap dengan saling memeluk, dan merasakan kenyamanan dalam dekapan tersebut.

Setelah beberapa saat, terdengar suara bising dari luar kamar tersebut. Perlahan mata sang wanita pun terbuka. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya, menyesuaikan binar cahaya yang masuk ke dalam retina mata. Seketika matanya tertuju pada wajah tampan yang terpampang dengan jelas di hadapannya.

Dia terpanah oleh ketampanan wajah pria yang tidak asing baginya. Bahkan dia terpesona, menatapnya tanpa berkedip, seolah memperlihatkan bahwa dia sedang mengagumi paras tampan sang pria yang hampir tidak berjarak dari wajahnya.

Tiba-tiba indera pendengaran mereka menangkap suara bising dari luar kamar. Matanya terbelalak mengetahui bahwa suara di luar sana adalah suara suaminya dan ibu mertuanya.

Seketika dia teringat akan situasinya saat ini. Celine kembali menatap wajah pria yang sedang memeluknya, dan matanya perlahan terbuka.Tatapan mereka pun beradu. Beberapa detik kemudian mereka saling melepaskan pelukannya, dan bergerak saling menjauhi. 

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya sang pria sambil mengernyitkan dahinya.

"Ini kamarku, seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu," jawab Celine sembari menutupi bagian depan tubuhnya menggunakan selimut.

"Kamarmu?" tanyanya kembali sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tersebut.

Pria tersebut memegang kepalanya, dan menjambak rambutnya dengan kesal, seraya berkata,

"Apa yang terjadi padaku semalam? Kenapa aku bisa ada di sini? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?" 

"Sudahlah. Nanti kita bicarakan lagi. Lebih baik kamu cepat keluar dari kamar ini, sebelum suamiku masuk dan menemukan kita dalam keadaan seperti ini," sahut Celine seraya beranjak dari ranjang, dan tergesa-gesa mengambil pakaiannya di lantai setelah mendengar suara suaminya semakin dekat.

Pria itu pun tergesa-gesa memakai celana dan bajunya, hingga mereka dikejutkan dengan ketukan pintu kamar tersebut, diiringi oleh suara seorang pria yang familiar di telinga mereka.

"Sayang, buka pintunya!" 

"Kenapa kamu kunci? Apa kamu lupa jika suamimu ini belum masuk?!"

Sontak saja mereka berdua yang berada dalam kamar tersebut menoleh ke arah pintu. Mata mereka pun terbelalak mendengar suara pria tersebut kembali berteriak.

"Cepat pergi! Keluarlah lewat jendela itu!" ucap Celine lirih, seraya menunjuk jendela kamarnya.

Secepat kilat pria tersebut melompat dari jendela kamar. Bahkan terdengar suara benda jatuh karena ketinggian kamar tersebut yang berada di lantai dua.

"Sayang! Cepat buka pintunya! Aku lelah! Aku ingin cepat istirahat!" seru pria yang berstatuskan suami sah Celine, sembari mengetuk pintu kamar tersebut.

"Sebentar!" teriak Celine sambil merapikan ranjangnya.

"Cepatlah!" seru sang suami kembali, seolah tidak sabar untuk dibukakan pintu.

Selang beberapa saat, pintu kamar pun terbuka. Celine tersenyum manis menyambut sang suami yang menatap lapar padanya. Dia memeluk erat sang istri, seraya berkata,

"Kamu cantik sekali, Sayang. Aku sangat merindukanmu."

Sang istri pun membalas pelukan suaminya dengan erat dan berkata,

"Aku juga merindukanmu, Sayang."

"Celine, Sean. Apa kalian melihat Dave?!" seru seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan menghampiri mereka.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Naim Mahiwal
mantap pokok nya .........
goodnovel comment avatar
Cicih Sophiana
Lanjut seru nih...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status