Share

Bab 2 Tanda Merah

Author: XENA
last update Last Updated: 2023-11-30 17:45:49

"Dave?" tanya Sean balik pada mamanya.

"Iya, Dave, kakakmu. Apa kalian melihatnya?" tanya kembali wanita paruh baya tersebut dengan menatap Sean dan Celine secara bergantian.

Sean mengernyitkan dahinya. Dia Menatap sang mama dan berkata,

"Sean baru pulang, Ma. Jadi, mana Sean tahu di mana Dave berada."

Anna, seorang wanita paruh baya dengan rambut pendek berwarna ash brown, dan memakai dress longgar selutut, merupakan ibu kandung dari Dave dan Sean. Dia menatap ke arah menantunya, seraya berkata,

"Celine, apa kamu juga tidak bertemu dengan Dave?"

Seketika tubuh Celine menegang. Dadanya terasa sesak, seolah sedang ketahuan melakukan sesuatu.

"Emmm ... Dave, saya ti-tidak tahu Ma," jawab Celine terbata-bata, dan terlihat gugup.

Sean tersenyum tipis, dan merangkul pundak istrinya, sehingga pundak mereka saling berdempetan.

"Celine sedari tadi ada di dalam kamar, Ma. Jadi, tidak mungkin dia tau di mana Dave berada," tukas Sean ketika melihat tatapan curiga sang mama pada menantunya.

"Benar juga. Lalu, di mana Dave berada? Apa dia sedang di rumah wanita jalang itu?" tanya Anna sambil mengernyitkan dahinya.

Celine menggelengkan kepalanya dengan cepat, seolah mengatakan pada ibu mertuanya bahwa dia tidak mengetahuinya.

"Sean tidak tahu, Ma. Celine juga tidak tahu. Mungkin dugaan Mama benar. Coba saja Mama hubungi Dave," jawab Sean seraya mengusap-usap pundak istrinya yang sedang dirangkulnya.

"Ya sudah. Kalian masuk dan beristirahatlah. Mama akan mencoba menghubungi Dave," tutur Anna sembari mengerakkan tangannya agar anak dan menantunya masuk ke dalam kamar mereka.

Sean menutup pintu kamar tersebut dan menguncinya setelah membawa istrinya masuk ke dalam kamar. Tanpa berbasa-basi, Sean pun memeluk erat sang istri dari belakang, dan menciumi tengkuknya dengan sangat rakus, hingga sang istri kewalahan menghadapinya.

Tidak hanya itu saja, tangan Sean pun bergentayangan memainkan dua aset kembar berharga milik sang istri, sehingga Celine benar-benar kewalahan dengan perlakuan suaminya.

Tiba-tiba saja tubuhnya melayang. Dia melihat ke sekelilingnya, dan mendapatkan senyuman manis dari sang suami. Bahkan dengan cepatnya, bibir Sean mendarat pada bibir istrinya. Bibir Sean meraup bibir istrinya dan menelusup ke dalam mulutnya. Lidahnya bermain-main dengan riangnya di sana.

Pakaian berwarna merah dengan bahan tipis dan berenda yang digunakan oleh Celine, membuat sang suami semakin bersemangat. Dia menjelajahi seluruh tubuh istrinya, seolah tidak sabar lagi menunggunya.

Diletakkannya tubuh sang istri dengan sangat hati-hati pada ranjang mereka. Tatapan matanya penuh harap pada istrinya yang kini sudah berada di dalam kungkungannya.

Tanpa meminta ijin padanya, Sean dengan gerak cepatnya melepas pakaian sang istri. Kulit Celine yang putih dan mulus, mampu menghipnotisnya. Bahkan dia tidak bisa mengendalikan tangan dan bibirnya yang terpesona pada kecantikan wajah, tubuh serta kulit istrinya.

Namun, gerakan Sean berhenti tatkala melihat sesuatu pada tubuh sang istri. Dahinya mengernyit, dan matanya memicing melihat tanda merah pada dua buah gundukan aset berharga milik istrinya. Pandangan matanya fokus pada tanda tersebut, seolah sedang memastikan sesuatu.

'Apa ini benar seperti dugaanku? Ah, mana mungkin Celine melakukan hal itu? Ada apa dengan pikiranku? Kenapa aku berpikiran seperti itu? Apa aku harus menanyakan padanya?' batin Sean yang berusaha keras menolak pikiran buruknya.

"Uuugghhh ... A-ada apa, Sayang?" tanya Celine dengan suara tertahan di sela lenguhannya.

Seketika Sean terkesiap. Dia tersadar dari pikirannya. Merasa istrinya tidak sabar untuk merasakan kembali sentuhannya, Sean pun kembali mendekatkan wajahnya pada dua aset kembar milik istrinya.

Namun, matanya kembali tertuju pada tanda merah yang tergambar dengan indahnya di setiap gundukan tersebut. Tangannya mencengkeram kuat tubuh polos sang istri, sehingga istrinya mengeluh kesakitan.

"Tidak. Aku hanya teringat pekerjaanku yang belum aku kerjakan tadi," jawab Sean mencoba menutupi kemarahannya.

Kini, mata dan hati Sean berkabut emosi. Tanda merah yang tidak hanya satu, terasa sangat menyakiti hati dan melukai harga dirinya. Dia tidak terima jika miliknya disentuh atau digunakan oleh orang lain.

Perlakuan Sean tak lagi halus dan penuh perasaan. Dia menyentuh, memainkan dan memperlakukan aset berharga milik istrinya dengan penuh emosi. Amarahnya telah merajai hatinya, sehingga dia tidak mendengarkan suara istrinya yang memprotes kekasarannya.

"Aaaah ... Sayang, pelan-pelan," ucap Celine dengan suara yang tercekat di sela lenguhannya.

Namun, kemarahan Sean menutupi semuanya. Dia menulikan pendengarannya, seolah tidak mendengar keluhan dari istrinya.

Permainan kasar Sean sangat melelahkan istrinya, hingga dia tidak bisa menghentikan keberingasan suaminya.

"Sayang ... Aaaaah ...."

Lenguhan yang bercampur dengan suara kesakitan yang keluar dari mulut Celine, sama sekali tidak berpengaruh pada Sean. Dia semakin mempercepat tempo permainannya dengan sangat kasar, sehingga sang istri merasa badannya remuk saat ini.

Dia terbaring lemas di ranjang setelah berkali-kali mencapai titik pencapaiannya, bersamaan dengan Sean yang hanya sekali menyemburkan cairan kental miliknya pada rahim sang istri.

"Kenapa kamu seperti ini? Apa yang terjadi padamu, sehingga berbeda dari biasanya?" tanya Celine di sela nafasnya yang terengah-engah.

Sean yang terbaring lemas di sebelah istrinya, seketika menoleh ke arahnya. Dia menatap dalam pada manik mata indah sang istri yang sangat dipujanya.

'Apa yang sudah kamu lakukan di belakangku? Apa benar kamu telah melakukannya dengan laki-laki lain? Jika memang benar, siapa laki-laki brengsek itu?'

Celine pun membalas tatapan mata suaminya dengan tatapan penuh tanya, seolah dia mencari tahu jawaban dari mata suaminya.

'Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Sayang?'

Tanpa sengaja, tatapan mata Sean beralih ke arah tanda merah yang berhasil menyulut amarahnya. Dia kembali emosi melihat tanda merah tersebut yang semakin terlihat nyata dan tidak bisa diragukannya lagi.

"Sayang, kenapa diam? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Celine, mencoba menyadarkan Sean dari tatapan kosongnya yang mengarah pada satu titik.

Seketika Sean melihat ke arah istrinya. Dia menatap wajah cantik sang istri, seraya bertanya padanya.

"Ke mana saja kamu hari ini?"

Celine mengernyitkan dahinya, dan menatap heran pada suaminya. Kemudian dia berbalas tanya padanya.

"Seperti biasanya, aku hanya di rumah saja mulai dari pagi hingga malam. Kenapa kamu menanyakan itu? Apa hal sepele seperti itu yang sedari tadi mengganggu pikiranmu?"

"Hal sepele katamu? Mungkin menurutmu ini hanya hal sepele saja, tapi bagiku tidak. Hal ini sangat penting dan berpengaruh pada martabat serta harga diriku," jawab Sean dengan serius, dan tatapan matanya membuat sang istri bergidik ngeri.

"Apa maksudmu? Kenapa kegiatanku seharian bisa berpengaruh pada harga diri dan martabatmu?" tanya Celine dengan dangat penasaran.

Sean menghela nafasnya dan mencoba untuk menahan amarahnya. Kemudian dia kembali berkata,

"Tidak usah banyak tanya. Cepat katakan apa saja yang kamu lakukan hari ini , dan kamu tau sendiri jika aku tidak suka dibohongi, bukan?"

"Seharian ini aku ada di rumah. Jika tidak percaya, tanyakan saja pada Mama, pasti kamu mendapatkan jawaban yang sama darinya," jawab Celine dengan percaya diri, sehingga Sean mengetahui kejujuran dari wajah cantiknya.

Merasa istrinya sedang menantangnya, Sean pun kembali tersulut emosi. Ditunjuknya tanda merah pada bagian dada istrinya dan berkata,

"Lalu, siapa yang membuat ini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
fardiana tjandra
harusnya curiga kan jelas ada perbedaan parfum, gayanya
goodnovel comment avatar
Halima Limah
kasihan di swlingkuhin🥲
goodnovel comment avatar
Sulaiman Leman
ohhh begitu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 260 Suratan Takdir

    Suara detak jantung dari seorang pasien pria yang terbaring di atas tempat tidur pasien, terdengar menggema dalam ruang ICU setelah mendapatkan operasi selama beberapa jam. Deraian air mata dari beberapa orang yang berada di luar ruang tesebut, tidak dapat didengarnya, seolah dunia mereka kini berbeda. Wanita tua yang berpenampilan modis dan terlihat lebih muda dari usianya, sedang berdiri di depan jendela kaca ruang ICU. Pandangan matanya tidak lepas dari pasien yang ada di dalam ruangan tersebut. Mata sembabnya masih saja mengeluarkan air mata, seolah tidak bisa merelakan apa yang dilihatnya saat ini. "Kenapa nasib Sean bisa begini, Pa?!" tanyanya dengan suara serak pada sang suami yang ada di sebelahnya. "Sabar, Ma. Papa yakin, Sean akan baik-baik saja. Sean adalah seorang Mayer. Dia pasti kuat dan berusaha untuk bertahan, agar bisa kembali pulang bersama dengan kita," tutur Antonio yang berusaha menenangkan hati istrinya. Deraian air mata yang membasahi pipi Anna, membuat

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 259 Sebuah Tragedi

    "Mama?!" ujar Sera dengan suara yang bergetar.Perempuan muda itu berlari menghampiri seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seksi, dan memakai makeup, lengkap dengan lipstik berwarna merah menyala. Dipeluknya wanita yang dipanggilnya dengan sebutan mama tersebut, dan berkata,"Sera takut, Ma."Air matanya menetes di pipi, dan mengenai baju wanita paruh baya yang dipeluknya. Hal yang paling dibenci oleh Raisa, kini dilakukan oleh putrinya. Raisa sangat marah jika bajunya terkena makeup orang lain pada saat berpelukan dengannya. Terlebih lagi jika air mata orang tersebut menempel di bajunya.Sang mama menjauhkan tubuh putrinya, dan memperhatikan penampilan perempuan muda tersebut yang masih sesenggukan mengeluarkan air mata. "Ada apa denganmu, Sera? Kenapa kamu seperti ini? Dan juga kenapa kamu berada di tempat ini?" tanya Raisa sembari menatap putrinya dengan heran.Sera menundukkan kepalanya, sembari mengusap kasar air mata yang menetes di kedua pipinya. Akan tetapi, dia tidak

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 258 Hukuman

    "Semuanya sudah lengkap. Sepertinya masalah ini sudah bisa kita proses sekarang," ucap polisi yang sebelumnya telah bersitegang dengan Sean."Silahkan, Pak. Kami menyerahkan mereka pada pihak kepolisian," ujar seorang pria yang berasal dari arah belakangnya.Seketika putra kedua dari keluarga Mayer tersebut, menoleh ke arah sumber suara. Sontak saja matanya terbelalak melihat sosok yang sangat familiar sedang berdiri bersama dengan dua orang pria yang diapit oleh beberapa polisi dan beberapa pria berpakaian serba hitam. "Om Sean," lirih perempuan yang saat ini sedang membuat Sean tercengang dengan penampilannya.Betapa tidak tercengang ketika Sean melihat keadaan putri dari wanita yang menjadi partner ranjangnya. Rambutnya berantakan dan terkesan acak-acakan. Wajahnya terlihat begitu lelah, dengan makeup yang luntur karena peluhnya. Dan satu hal membuat Sean tidak bisa berkata-kata yaitu penampilan Sera saat ini yang persis seperti ibunya.Ingatan Sean tertuju pada saat dirinya menja

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 257 Lapor dan Dilaporkan

    Seketika dua orang pria dan seorang wanita terhenyak kaget, tatkala pintu kamar yang mereka tempati dibuka dengan kerasnya dari luar. Beberapa pria berpakaian serba hitam masuk ke dalam kamar tersebut, dan menangkap basah mereka bertiga dalam keadaan polos sedang bersenang-senang bersama. Kedua pria tersebut merupakan karyawan hotel yang bekerja pada bagian parkir, sehingga mereka berdua terlihat ketakutan saat ini.Berbeda dengan kedua pria itu. Sera yang usianya jauh lebih muda dari mereka berdua, terlihat sangat menikmati permainannya. Dia berada di atas tubuh seorang pria, dan pria yang satunya lagi memanjakannya dari belakang tubuhnya. Bahkan dia tidak mau menghentikan gerakannya. "Cepat lakukan! Aku sudah tidak tahan lagi! Jangan berhenti! Aku mohon!" ujar Sera dengan suara yang tertahan, diiringi dengan lenguhannya dan lebih mempercepat gerakannya.Hal itu membuat pria yang berada di bawah tubuhnya merasa tersiksa. Dia ingin menghentikannya, tapi hasratnya mengatakan tidak mau

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 256 Hukuman

    Dave mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar cerita dari sang putra tentang apa yang dilakukan oleh Sean padanya. Kilatan amarah terlihat dari mata pria paruh baya yang selalu membuat sang adik iri padanya. "Tidak pernah ku sangka dia akan berbuat senekat itu padamu," ujar Dave dengan penuh amarah. Hatinya kini dikuasai oleh amarahnya pada sang adik. Bahkan Dave telah berjanji dalam hatinya, dia akan memberi Sean pelajaran yang setimpal, jika berani menyentuh istri dan putranya, meskipun nyawanya menjadi taruhan. "Apa mungkin dia ingin menghancurkan kita, Dad?" tanya sang putra dengan ragu-ragu. Dave menoleh ke arah putranya. Dia memaksakan senyumnya, berusaha agar putra kesayangannya tidak mengkhawatirkan hal itu. "Jangan pikirkan hal itu, Hero. Daddy akan mengatasi semuanya. Kamu hanya perlu fokus pada kehidupan dan masa depanmu. Tetaplah waspada dan hati-hati pada siapa pun, meski orang tersebut kenal dan sangat dekat denganmu," tutur Dave, sembari menepuk-nepuk lirih

  • Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan   Bab 255 Kenyataan yang Mencengangkan

    Hero menyeringai melihat si pengintai telah mendapatkan pelajaran dari sang asisten. Bahkan saat ini, gadis itu telah dibawa oleh dua orang pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Mereka berdua diperintahkan oleh asisten Hero untuk memuaskan hasrat sang gadis di dalam kamar salah satu hotel tersebut.Sera pun tidak menolaknya. Dia sangat membutuhkan sentuhan dari pria untuk memuaskan hasratnya. Apalagi saat ini dia dalam pengaruh obat, sehingga bertindak aktif dan agresif ketika bersenang-senang dengan dua pria dewasa yang sangat berpengalaman.Pikirannya kosong. Hanya hasrat yang memburu sedang menguasai hati serta pikirannya. Senyuman dan lenguhannya menandakan kepuasan Sera akan perlakuan dan sentuhan dari kedua pria yang bermain dengannya. "Siapa sebenarnya dia?" tanya Hero pada sang asisten ketika si pengintai sudah keluar dari ruangan tersebut bersama dengan kedua pria suruhan mereka. "Dia suruhan dari pria yang menemui anda di ruang pesta," jawab sang asisten seraya memberika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status