Share

Bab 20

Mobilnya kini berhenti di sebuah pemakaman. Nafasnya terdengar berat seakan menahan beban yang begitu berat di pundaknya. Tak lama langkah kakinya membawanya mendekat ke sebuah makam. Lalu berhenti mematung diam setelah sebelumnya meletakkan sebuket bunga di sana

"Mengapa kau membiarkan aku menanggung semua ini sendiri. Tak tahukah kau jika itu membuat hidupku begitu sengsara?" Lirih Karin dengan ekor mata yang mulai basah.

***

"Mbak, nanti siang mau dimasakin apa?" Tanya Bi Sumi, asisten rumah tangganya.

"Apa saja bi," jawab Vania cepat.

"Hmm, kalau ayam kecap mau?"

"Iya, itu juga boleh." Jawab Vania pelan.

"Lemes amat mbak, kayak nggak makan seminggu," Sindir Bi Sumi.

Vania tak menjawab, hanya mengendikkan bahu. Sesekali terdengar ia mendengkus. Kelihatannya rasa lapar tidak ada dalam daftar yang hendak dilakukannya sekarang.

Acara reuni akan di gelar besok siang di sebuah restoran berkonsep outdoor. Sebenarnya hampir setiap tahun acara temu alumni ini digelar, namun, tak sekalipun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status