Share

16. Ya, Sangat Penting

Kakinya menendang kerikil pelan, pelan sampai akhirnya ia kesal dan menendangnya penuh tenaga hingga terbang entah ke mana. Namun sebuah pekikan serta bentakan keras membuatnya mencari-cari.

“SIAPA YANG MELEMPAR BATU KE ARAHKU, HAH!”

Matanya membulat. Segera ia berlari ke tempat pemilik suara tadi. “Maaf-maaf, Alfin. Di kepalamu ya kena? Maaf-maaf banget, aku akan mengobatinya,” ujarnya panik.

“Lidya?”

Perhatian Lidya teralih pada laki-laki di samping Alfin, menurutnya. “Ezwar?” Mengeryit, ia menatap kembali sahabatnya. “Sejak kapan kau berteman dengan Ezwar? Dan kenapa kau tidak memakai kacamatamu? Apa rabun jauhmu sudah sembuh, kapan?” tanyanya beruntun diiringi usapan di kepala tempat terkena batu tadi.

Tangannya Lidya ditepis kuat, gadis itu dibuat terkejut akannya. “Jangan menyentuhku. Dan lain kali, jangan melempar batu sembarangan.” Berucap intonasi tekan serta wajah dingin.

Lidya membeku. Entah kenapa ia merasa asing, atau memang mereka tak saling mengenal. Lambaian tanga
Girl_Rain

Agina yang keras kepala.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status