Share

17. Demam yang Diributkan

Sean melepas safbelt. Kemudian menjulur raganya ke belakang, berniat membangunkan majikannya. Namun kelopak mata lebih dulu menampakkan retina coklatnya, sedikit mengejutkannya.

“Anda tidak tidur?” tanya Sean.

Agina mendengus. “Jika aku tidur, aku tidak akan mendengar aduanmu pada kak Steven.”

“Maaf, tapi...”

“Aku tau.” Sean menatap Agina. “Terima kasih telah mengkhawatirkanku. Aku menghargainya.” Membuka pintu dan pergi meninggalkan Sean yang membeku.

Agina menekan liontin kalungnya, lantas teriakan penuh kekhawatiran itu mengejutkan orang-orang di sekitar.

“BOCAH NAKAL! BERANINYA KAU KE KANTOR SAAT SEDANG SAKIT!”

Agina menepuk telinganya yang berguncang. “Kakak jangan berteriak. Meski sudah lama, sensor suara kalung ini masih bagus lho.”

“Agina.”

Spontan bulu kuduk Agina meremang. Nah, yang tadi itu lebih menyeramkan dari sebelumnya. Seruan penuh ancaman dari kakak perempuan tercinta. Perlahan Agina lari ke lift khusus miliknya yang letaknya tak diketahui orang bahkan Agra s
Girl_Rain

Adegan Agra dan Agina memang sedikit.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status