“Mas, aku mau buah anggur yang hijau,” rengek Keisha pada Azka yang baru saja pulang kerja, hal itu membuat Ayra merasa sangat jengah. “Nggak usah diladenin lah Mas, kamu mandi dulu terus makan dan istirahat ya,” ucap Ayra pada suaminya yang terlihat sangat lelah. “Aku maunya sekarang Mas, anak kita maunya sekarang!” ucap Keisha dengan nada yang meninggi. Sudah tiga bulan semenjak pernikahan itu berlangsung, awalnya Keisha dan Ayra tinggal terpisah hanya saja karena Ayra yang menghabiskan waktu lebih lama bersama Azka dibandingkan dengan Keisha akhirnya wanita licik itu membujuk Azka agar ia bisa tinggal serumah bersama mereka. Keisha beralasan bahwa dia takut jika terjadi sesuatu yang buruk dengan kandungannya jika ia sering sendirian di rumah. Setelah perdebatan yang sangat panjang akhirnya Ayra pun menurutinya. “Ra, buburku tolong bawain ke kamar ya. Perutku agak keram,” ucap Keisha dengan sedikit memerintah pada Ayra. “Kamu punya kaki kan? Lagian bukannya yang sakit perutmu?
Seorang petugas kebersihan sedang memasuki ruangan VIP di mana Lastri sedang dirawat. Ia mulai membersihkan ruangan dengan tenang berpura-pura tak mengetahui bahwa pasien yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang sebenarnya sudah sadar dan memperhatikannya. Ia mulai membersihkan ruangan Lastri dengan perlahan sembari mencari kertas yang dimaksud oleh Dani. Lastri yang merasa curiga dengan gerak-gerik wanita yang kini semakin mendekati tubuhnya berusaha untuk bersikap tenang. Dan benar saja, wanita itu mulai meraba bagian tubuh Lastri untuk mencari barang yang menjadi tujuannya. Saat tangan wanita itu merogoh saku Lastri ia tersentak saat tangannya ditahan dengan kuat.“Anda mencari apa Mbak?” tanya Lastri tajam. Wanita itu tak terlihat takut ia malah semakin mengencangkan tarikannya pada baju Lastri untuk mengambil kertas yang memang dirasakannya berada di dalam kantong baju milik targetnya itu. Lastri berusaha kuat untuk menahan tubuhnya, ia tak ingin menimbulkan keributan
BRAK Keisha membanting kuat pintu ruangan Azka, ia sangat marah, hatinya terasa sangat panas mengingat apa yang dikatakan Ayra padanya. “Kamu apa-apaan sih Kei?” tanya Azka kesal. “Kamu yang apa-apaan? Kenapa kamu ngomong ke Ayra kalau kamu nggak mau nikahin aku? Maksud kamu apa HAH? Kamu mau lari dari tanggung jawab? Jangan pengecut kamu Mas! kamu jangan seenaknya menanam benih di rahimku lalu dengan gampangnya kamu ingin meninggalkannya?” tanya Keisha dengan sangat nyaring, bahkan suaranya terdengar hingga ke meja kerja Ranti. Ranti bergegas menghampiri ruangan Azka lalu menutup pintu itu dengan cepat. ‘Ya Tuhan, apa yang dikatakan oleh Keisha itu benar? Jika iya bagaimana nasib Bu Ayra?’ batin Ranti, ia sangat cemas terhadap istri bosnya yang menurutnya sangat baik hati. “Aku memang tak berniat menikahimu karena aku masih bingung Kei, aku masih merasa bahwa ini nggak mungkin,” jawab Azka risau.“Nggak mungkin dari mana? Kamu mabuk dan kamu nggak sadar melakukan itu berkali-kal
“Mi,” panggil Azka, ia duduk di samping istrinya yang terlihat lemas. “Kata Ayu, Umi belum ada makan dari pagi. Umi kenapa?” tanyanya cemas. “Umi nggak apa-apa Bi,” jawab Ayra, ia tersenyum ke arah Azka yang kini menatapnya dengan sendu. “Pasti ada apa-apa kan? Ngomong sama Abi Mi,” pinta Azka memaksa. “Abi harus nikahin Keisha Bi,” jawab Ayra yang sukses membuat Azka terkejut dan marah. “Umi tuh apa-apaan? Wanita mana yang menyuruh suaminya menikahi wanita lain?” bentak Azka, namun Ayra tetap bergeming. “Lelaki mana yang bisa tidur dengan wanita lain sedangkan ia berkata bahwa dia sangat mencintai Istrinya?” sindir Ayra. “Maksud Umi apa?” tanya Azka heran. “Keisha sudah mengirim semua bukti ke Umi, bukti saat Abi tidur dengannya dan saat Abi sedang tak memakai sehelai benang pun di dalam kamarnya,” ucap Ayra bergetar. “Mi..”“Kenapa Bi? Apa sekarang Abi berniat menyangkal, sedangkan Abi sudah mengatakan semua ini secara jujur sebelum Keisha memberikan bukti. Awalnya Umi beru
Lastri mencoba menggerakkan tubuhnya karena Pegal, ia memiringkan tubuhnya dan merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawah bantalnya. Benar saja, ada sebuah kertas di sana.Lastri bergegas mengambil kertas itu dan membacanya.Ibu adalah orang yang jahat Las, bahkan Ibu tak pantas mendapat panggilan ibu. Kamu benar saat mengatakan bahwa Kamu bukanlah anak Ayahmu, karena Ibu hamil dengan selingkuhan Ibu saat Ayahmu berbisnis ke luar kota. Ibu juga tahu kalau kamu melihat semua yang terjadi di gedung itu, saat Ibu dan Keisha menculik Ayra. Kamu bahkan tertembak karena wanita itu, maafkan Ibu yang gagal melindungimu. Kebencian Ibu pada Ayra dan Azka sungguh membuat kehancuran di keluarga kita, selama ini Ibu selalu mengatakan bahwa Azka lah penyebab semua kehancuran ini, namun nyatanya kebencian inilah penyebab sebenarnya. Apa kamu tahu Las, semenjak kamu di rawat di rumah sakit ini dan tak sadarkan diri selama itu juga Ibu tak tidur dengan nyenyak, Ibu selalu dihantui perasaan bers
Ayra mencari keberadaan Azka dan Keisha.“Kemana perginya mereka? Kenapa membicarakan pekerjaan harus pergi menjauh dariku?” tanya Ayra dengan kesal.Samar ia mendengar suara orang berdebat di bawah tangga, ia mendekat dan benar saja ia melihat Azka dan Keisha yang sedang bersahut-sahutan.“Maksudmu apa Kei? Menikah bagaimana mungkin aku menikahimu?” tanya Azka bingung.“Apa yang terjadi? Dan siapa yang akan menikah?” tanya Ayra, ia mendengar sedikit percakapan antara suaminya dan Keisha.Azka menatap pucat ke arah Ayra, ia merasa sangat takut bahkan gelisah karena ia tahu Ayra akan benar-benar meninggalkannya kali ini jika ia mengetahui apa yang sudah terjadi.“Mas Azka akan menikahiku dengan segera,” jawab Keisha dengan lantang, ia menatap tajam kepada Ayra yang terdiam mematung.Ayra merasa tubuhnya lemas namun ia memilih untuk tetap tenang karena ia tak ingin terlihat lemah atau kalah di depan Keisha.“Kenapa Mas Azka harus menikahimu?” tanya Ayra dengan tenang.“Karena dia sudah