Share

BAB 75

Penulis: Rahma Amma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 09:04:29

“Mas, aku mau buah anggur yang hijau,” rengek Keisha pada Azka yang baru saja pulang kerja, hal itu membuat Ayra merasa sangat jengah.

“Nggak usah diladenin lah Mas, kamu mandi dulu terus makan dan istirahat ya,” ucap Ayra pada suaminya yang terlihat sangat lelah.

“Aku maunya sekarang Mas, anak kita maunya sekarang!” ucap Keisha dengan nada yang meninggi.

Sudah tiga bulan semenjak pernikahan itu berlangsung, awalnya Keisha dan Ayra tinggal terpisah hanya saja karena Ayra yang menghabiskan waktu lebih lama bersama Azka dibandingkan dengan Keisha akhirnya wanita licik itu membujuk Azka agar ia bisa tinggal serumah bersama mereka. Keisha beralasan bahwa dia takut jika terjadi sesuatu yang buruk dengan kandungannya jika ia sering sendirian di rumah.

Setelah perdebatan yang sangat panjang akhirnya Ayra pun menurutinya.

“Ra, buburku tolong bawain ke kamar ya. Perutku agak keram,” ucap Keisha dengan sedikit memerintah pada Ayra.

“Kamu punya kaki kan? Lagian bukannya yang sakit perutmu?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 100

    Keisha terbangun dari tidur panjangnya, ia melihat dengan samar ke sekeliling ruangan yang terasa asing untuknya. 'Di mana aku?' batinnya. Pandangannya tertuju pada dua orang yang sedang terlelap di sofa yang terletak di ujung ruangan. "Mi, Pi," panggilnya lemah. Rita membuka matanya dengan cepat, suara yang sangat ia rindukan selama dua bulan terakhir ini sangat jelas terdengar di telinganya. "Keisha," ucapnya dengan sangat gembira, ia bahkan langsung berlari menghampiri putri kesayangannya itu. "Pi, Anak kita sudah sadar," ucap Rita dengan nyaring, Anton yang mendengar itu segera mengambil kacamatanya dan menghampiri istri dan putrinya. "Keisha. Syukurlah," ucapnya dengan lega. "Akhirnya kamu bangun juga, Nak," ucap Rita dengan haru, ia menciumi putrinya dengan sayang. "Apa yang terjadi Mi? kenapa Kei ada di sini?" tanyanya lemah. "Bukankah pertanyaan itu harusnya Mami dan Papi yang menanyakan?" tanya Rita dengan lembut. Anton keluar ruangan untuk memanggil Dokter, sedang

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 99

    Ayra terbangun ia merasakan pusing dan mencoba bangun namun ia merasa tubuhnya sangat lemah. “Infus?” ucapnya bingung sembari melihat tangannya. “Umi sudah bangun?” tanya Reyhan dengan imut, ia mendekati Ayra dan menempelkan punggung tangannya pada dahi wanita yang sangat ia sayangi di dunia ini. “Sayang,” ucap Ayra lemah. “Umi nggak apa-apa kan, apa ada yang sakit?” tanyanya dengan khawatir, membuat Ayra menahan air mata haru. “Umi nggak apa-apa sayang, maafin Umi ya. Rey pasti takut banget ya tadi?” ucap Ayra sedih, ia merasa bersalah pada putra kesayangannya itu. “Nggak kok Umi, Rey kan sudah janji bakalan terus jagain Umi,” jawabnya dengan tulus, kini Ayra sudah tak mampu menahan air matanya. “Umi kenapa nangis? Ada yang sakit ya? Rey panggilin Papa ya,” ucapnya cemas, ia akan berlari keluar namun Ayra menahannya. “Papa sama siapa di sini?” tanya Ayra, ada perasaan tak nyaman mulai menyelimutinya. “Abang,” ucap Aldi, ia baru kembali dari toilet. “Umi,” panggil Aldi, ia m

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 98

    Rian melajukan mobil dengan sangat cepat, tak lupa ia menelepon Ayu untuk memintanya datang agar ada yang menemani mereka di rumah nanti karena biar bagaimanapun Rian sangat menjaga kehormatan calon istrinya, ia tak ingin Ayra dipandang rendah atau tak baik oleh orang lain. “Assalamualaikum, Yu,” ucap Rian saat telpon sudah tersambung. “Wa'alaikumussalam, kenapa Mas?” tanya Ayu sembari terus melanjutkan kegiatan memasaknya. “Kamu bisa nggak ke rumah Ayra?” tanya Rian dengan tenang agar tak menimbulkan kepanikan. “Kenapa Mas, Kak Ayra nggak apa-apa kan?” tanya Ayu, hatinya mulai berdesir cemas. “Nggak ada apa-apa sih, Yu, cuma aku mau kesana saja nggak enak kalau nggak ada orang yang nemenin,” jawab Rian. “Oh, kirain kenapa? Entar aku menyusul Mas, duluan saja. Soalnya aku mau ke minimarket dulu beliin jajan buat Aldi sama Reyhan,” ucap Ayu, ia tak menyadari ada seorang lelaki yang mendengarkan obrolannya dengan Rian dan ia tersenyum sangat licik karena otaknya sedang merencanaka

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 97

    “Mau sampai kapan kamu gini terus Ka? Sudah dua minggu dan kamu belum sama sekali menjenguk istrimu yang saat ini terbaring lemah di ICU,” ucap Ajeng dengan marah pada anak angkatnya yang semakin terlihat tak terurus lagi. Azka hanya diam tak menanggapi, ia merasa dunianya sudah berakhir. Bahkan sering kali keinginan buruk muncul di benaknya. ‘Apa aku culik saja Ayra dan aku akan menikahinya dengan paksa’ ucapnya dalam hati. ‘Ah bodoh sekali aku, mana bisa aku melakukan itu dan menyakitinya lagi dan lagi’ ‘Tapi aku gak bisa mundur begitu saja, aku ingin kembali mendapatkannya’ ‘Tapi aku tak pantas untuk kembali bersamanya’ Azka berdebat dengan hati dan pikirannya yang selalu bertolak belakang, sesekali ia menghisap rokok yang membuatnya mulai nyaman padahal selama ini ia tak pernah menyentuhnya sama sekali. ***“Alhamdulillah persiapan pernikahan kita sudah hampir selesai delapan puluh lima persen, aku sedikit gugup, Ra,” ucap Rian, kini mereka berada di perjalanan menuju Masji

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 96

    Ayra berada di kamar Keisha yang terlihat berantakan, Lastri sedang merapikan beberapa barang yang berserakan. “Ada masalah apa sih Kei? Kok jadi gini banget hidupmu?” ucap Lastri dengan santai, Ayra menoleh ke arahnya namun Lastri berpura-pura tak melihatnya. “Kei, coba cerita sama aku. Sebenarnya kamu dan Mas Azka kenapa?” tanya Ayra dengan lembut, ia menggenggam jari Keisha berusaha menenangkan wanita yang pernah menjadi madunya itu. “Rumah tanggaku dan Mas Azka sepertinya sudah selesai, Ra,” jawab Keisha dengan sesenggukan. Ayra dan Lastri menoleh bersamaan, Lastri bahkan berhenti melakukan kegiatan beres-beresnya dan duduk di samping Keisha karena sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang sempat sangat ia benci dulunya. “Kenapa? Ada apa?” tanya Lastri sangat penasaran. “Aku sudah mengakui segalanya, Ra,” ucap Keisha dengan lemah. “Mengakui semuanya? Mengakui apa Kei?” tanya Ayra bingung. “Aku mengakui semua kejahatan yang pernah aku lakukan padamu, Mas A

  • Ratu Tak Akan Jadi Babu   BAB 95

    Ah, aku sudah hampir gila, pipiku terasa panas, aku bahkan menepuknya beberapa kali karena entah kenapa aku selalu merasakan hal lain ketika mengingat Mas Rian. “Umi,” Reyhan menghampiri dan memelukku. “Iya, kenapa sayang?” tanyaku sambil mencium pipinya yang menggemaskan. “Kalau nanti Umi sama Papa Rian sudah nikah, Rey masih boleh kan jalan-jalan sama Abi?” tanyanya dengan sedih. “Kok Rey nanya begitu?” tanyaku bingung. “Rey cuma takut kalau Rey sudah nggak bisa ketemu atau jalan-jalan sama Abi lagi. karena Syifa teman Rey bilang Mama dan Papanya sudah nggak pernah ketemu lagi,” jawabnya dengan polos membuatku terharu. “Rey, Umi sama Abi tetap orang tua Reyhan. Papa Rian dan juga Mama Keisha juga sama orang tua Rey juga. Kami semua sayang Rey dan nggak ada yang akan ngelarang Rey untuk ketemu atau jalan-jalan sama Abi karena kita semua satu keluarga, hmm?” tanyaku sambil membawanya kembali ke dalam pelukanku. “Janji ya Mi,” ucapnya sembari mengacungkan kelingkingnya. “Insyaa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status