Share

Demam.

Author: Darmawati212
last update Last Updated: 2021-09-05 06:54:36

Megan sedari tadi mengetuk pintu kamar keponakannya namun tak ada respon dari dalam bahkan kamarnya di kunci.

Megan khawatir tak biasanya Rayhan mengunci kamarnya karena setiap pagi dirinya lah yang akan membangunkan remaja itu.

Dengan gerakan terburu, Megan pergi ke kamarnya yang terletak tak jauh dari kamar Rayhan, berharap ada kunci cadangan, agar ia bisa membuka kamar anak itu tanpa harus merusaknya.

Dan senyum terpatri dari wanita berusia 39 tahun tatkala ia menemukan kunci cadangan yang ia cari maka ia pun langsung bergegas ke kamar Rayhan.

Ceklek..

Pintu terbuka.

Megan segera berjalan ke arah Rayhan yang masih tertidur dengan selimut yang menutup wajahnya.

"Ray," panggil Megan sambil menepuk nepuk pipinya

Saat merasakan suhu tubuh Rayhan yang panas membuat ibu dua anak itu merasa cemas.

"Rayhan demam," gumamnya.

"Ray bangun dulu yuk nak, sarapan."

"Ray,  bangun yuk sayang. Sarapan dulu nanti maag kamu kambuh Loh," kata Megan dengan lembut.

Karena merasa terganggu, Rayhan perlahan membuka matanya.

"Tante?" Jawabnya lemah

"Iya sayang ini Tante, bangun dulu yuk, sarapan habis itu tidur lagi."

Namun gelengan yang di dapat Megan. Memang pada saat Rayhan sakit maka anak itu sulit sekali di bujuk buat makan.

"Dikit aja yah," bujuk Megan menyodorkan bubur kehadapan Rayhan namun masih di tolak olehnya.

"Terus Rayhan mau apa? Bilang sama Tante nanti tante beliin asalkan Rayhan makan, 2 sendok aja," kata Megan kembali membujuk anak itu namun lagi lagi gelengan kepala yang ia dapat.

Megan menghela nafas sejenak lalu kemudian ia beranjak dan memanggil kedua putranya yang sudah rapi dengan seragam sekolah mereka.

"Rafa, Rafi sini dulu," panggil Megan

"Ada apa ma?" Tanya Rafi sedangkan Rafa hanya diam menatap megan.

"Rayhan sakit."

"Hah? Seriusan ma," tanya Rafi panik dan heboh sedangkan Rafa hanya diam namun tak ayal ia juga khawatir

Rafi segera berlari ke kamar Rayhan bahkan membuka pintu dengan keras membuat Rayhan yang moodnya sedang buruk bertambah buruk.

"Kata mama Lo sakit yah?" Tanya Rafi dan langsung duduk disamping Rayhan yang tengah terbaring.

"Gak sopan Lo gak jawab pertanyaan dari kakak Lo," kata Rafi dengan pandangan yang masih setia memandang wajah pucat Rayhan

"Kalo udah tahu, ngapain pake nanya lagi," sahut Rafa yang baru saja dan datang dengan nampan berisi makanan di genggamannya.

"Ingin memastikan doang gue," kata Rafi.

Rafa tak mempedulikan ucapan Rafi ia segera mengambil duduk di samping Rayhan otomatis Rafi harus menyingkir dari tempatnya.

"Ray makan dulu," kata Rafa.

"Rayhan kenyang kak," jawab Rayhan.

"Gue gak percaya, dari tadi Lo belum makan gimana ceritanya Lo bisa kenyang."

"Ray masih kenyang," kata Rayhan masih menolak

"Cihh elah bocah, kalo disuruh makan tuh nurut, jangan bandel," sahut Rafi membuat Rayhan berkaca kaca ingin menangis

"Rafi!" tegur Rafa karena membuat Rayhan nangis.

"Eh eh sorry gue gak sengaja," kata Rafi gelagapan karena Rayhan yang menangis dan itu karenanya."

"Ray, jangan nangis dong gue minta maaf," kata Rafi tulus namun bukannya berhenti Rayhan malah semakin kencang menangis.

"Gue gak ikutan ya," kata Rafa.

"Ray gue minta maaf, maksud gue itu kalo Lo gak makan mama gue pasti sedih, Lo tau kan seberapa sayang mama gue pada elu bahkan jauh lebih sayang sama Lo dari pada gue,"kata Rafi dengan wajah sedih

"Ta..Pi kan Lo jahat sama gue," kata Rayhan sesenggukan.

"Siapa bilang, gue itu manusia paling baik ya."

"Lo tadi bilangin gue bocah."

"Kan emang fakta cil, lo itu masih bocah buktinya aja sekarang Lo nangis, dibujuk gak mau makan."

"Huwaa Tante" teriak rayhan dengan tangis yang semakin menjadi.

"Eh cil, Lo jangan ngadu yah," kata Rafi dengan hati cemas ia cemas karena pasti ibunya itu bakal menghukumnya dan gak akan mau mendengar penjelasan darinya.

Tak lama Megan datang dan langsung memeluk Rayhan yg semakin keras menangis.

"Ray kenapa nangis sayang?" tanya Megan dengan tatapan lembut namun berubah garang ketika melihat Rafi.

"Kak..Ra..fi" kata Rayhan masih berada di pelukan bibinya.

"Rafi apain kamu bilang sama Tante, nanti tante hukum," kata Megan dengan melirik Rafi yg tampak menunduk sedangkan Rafa ia hanya diam di tempatnya tak berniat membantu saudaranya itu.

"Ta..di kak rafi bi..langin aku bocah dan..cu..ma nyusahin apa lagi kalo Ray sakit, gak bisa nurut dan bandel,"adunya pada megan.

"Rafi mama gak pernah ngajarin kamu ngomong kayak gitu pada Rayhan," marah Megan.

"Maaf mah, tapi tadi rafi emang bilangin Rayhan bocah tapi Rafi tidak bilang kalo Ray itu nyusahin ma," katanya membela diri.

"Bohong mah," kata Rayhan dengan masih menangis namun sebenarnya anak itu tersenyum bahagia telah berhasil menjahili kakak sepupunya itu.

"Mama juga gak pernah ngajarin kamu buat berbohong."

"Maaf mah, tapi Rafi beneran gak bilang kayak gitu sama Ray, kalo mama gak percaya. Tanya aja sama Rafa, rafa dengar kok semuanya," kata Rafa dengan memandang Rafa dengan wajah memohon agar kembaran nya itu mau membelanya.

Namun bukannya membela Rafi, Rafa berdiri dari tempatnya duduk dan langsung menghampiri Megan tak lupa bersalaman.

"Mah Rafa berangkat, udah mau telat. Assalamualaikum," kata Rafa dan beranjak dari kamar Rayhan.

Sedangkan Rafi anak itu benar benar kesal, ia harus bisa menemukan cara agar bisa kabur dari Megan.

"Mah, Rafi berangkat juga ya," kata Rafi namun belum sempat Rafi membuka pintu.

"Siapa yang ngijinin kamu keluar dari sini," kata Megan dengan datar.

"Tapi mah, Rafi udah mau telat," kata Rafi dan berjalan menghampiri Megan.

"Hari ini kamu gak usah sekolah, kamu mama hukum jagain Rayhan, turuti segala keinginannya dan jangan lupa suruh ia makan, mama gak mau kalo sampe maag Rayhan kambuh lagi."

"Ta..Pi mah, Rafi gak mau," tolak Rafi.

"Rafi mama ada urusan, Dan rayhan gak ada yg jaga, atau mau mama telon papa kamu."

"Yaudah deh, Rafi bakal jaga Ray," kata dengan ketus.

"Itu baru anak mama, tapi ingat jangan sampai Rayhan gak makan dan jangan buat ia nangis."

"Iya ma," kata Rafi dengan terpaksa.

"Ray, Tante pergi dulu ya, ada urusan mendadak. Gak papa kan kalo Rafi yg nemenin kamu."

"Iya Tan,"

"Kalo Rafi gak nurut sama kamu bilang aja sama Tante biar nanti tante tambah hukumannya."

"Iya Tan, makasih."

"Gini amat nasib gue punya ortu lebih sayang sama keponakannya di banding anaknya sendiri," batin Rafi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rayhan Story   Pergi untuk selamanya

    "Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!

  • Rayhan Story   Akhir rasa sakit

    Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m

  • Rayhan Story   Menyadarkan

    Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.

  • Rayhan Story   Untuk kakak

    Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.

  • Rayhan Story   Semoga

    Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince

  • Rayhan Story   Berbeda

    Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status