Megan sedari tadi mengetuk pintu kamar keponakannya namun tak ada respon dari dalam bahkan kamarnya di kunci.
Megan khawatir tak biasanya Rayhan mengunci kamarnya karena setiap pagi dirinya lah yang akan membangunkan remaja itu.
Dengan gerakan terburu, Megan pergi ke kamarnya yang terletak tak jauh dari kamar Rayhan, berharap ada kunci cadangan, agar ia bisa membuka kamar anak itu tanpa harus merusaknya.
Dan senyum terpatri dari wanita berusia 39 tahun tatkala ia menemukan kunci cadangan yang ia cari maka ia pun langsung bergegas ke kamar Rayhan.
Ceklek..
Pintu terbuka.
Megan segera berjalan ke arah Rayhan yang masih tertidur dengan selimut yang menutup wajahnya."Ray," panggil Megan sambil menepuk nepuk pipinya
Saat merasakan suhu tubuh Rayhan yang panas membuat ibu dua anak itu merasa cemas.
"Rayhan demam," gumamnya.
"Ray bangun dulu yuk nak, sarapan."
"Ray, bangun yuk sayang. Sarapan dulu nanti maag kamu kambuh Loh," kata Megan dengan lembut.
Karena merasa terganggu, Rayhan perlahan membuka matanya.
"Tante?" Jawabnya lemah
"Iya sayang ini Tante, bangun dulu yuk, sarapan habis itu tidur lagi."
Namun gelengan yang di dapat Megan. Memang pada saat Rayhan sakit maka anak itu sulit sekali di bujuk buat makan.
"Dikit aja yah," bujuk Megan menyodorkan bubur kehadapan Rayhan namun masih di tolak olehnya.
"Terus Rayhan mau apa? Bilang sama Tante nanti tante beliin asalkan Rayhan makan, 2 sendok aja," kata Megan kembali membujuk anak itu namun lagi lagi gelengan kepala yang ia dapat.
Megan menghela nafas sejenak lalu kemudian ia beranjak dan memanggil kedua putranya yang sudah rapi dengan seragam sekolah mereka.
"Rafa, Rafi sini dulu," panggil Megan
"Ada apa ma?" Tanya Rafi sedangkan Rafa hanya diam menatap megan.
"Rayhan sakit."
"Hah? Seriusan ma," tanya Rafi panik dan heboh sedangkan Rafa hanya diam namun tak ayal ia juga khawatir
Rafi segera berlari ke kamar Rayhan bahkan membuka pintu dengan keras membuat Rayhan yang moodnya sedang buruk bertambah buruk.
"Kata mama Lo sakit yah?" Tanya Rafi dan langsung duduk disamping Rayhan yang tengah terbaring.
"Gak sopan Lo gak jawab pertanyaan dari kakak Lo," kata Rafi dengan pandangan yang masih setia memandang wajah pucat Rayhan
"Kalo udah tahu, ngapain pake nanya lagi," sahut Rafa yang baru saja dan datang dengan nampan berisi makanan di genggamannya.
"Ingin memastikan doang gue," kata Rafi.
Rafa tak mempedulikan ucapan Rafi ia segera mengambil duduk di samping Rayhan otomatis Rafi harus menyingkir dari tempatnya.
"Ray makan dulu," kata Rafa.
"Rayhan kenyang kak," jawab Rayhan.
"Gue gak percaya, dari tadi Lo belum makan gimana ceritanya Lo bisa kenyang."
"Ray masih kenyang," kata Rayhan masih menolak
"Cihh elah bocah, kalo disuruh makan tuh nurut, jangan bandel," sahut Rafi membuat Rayhan berkaca kaca ingin menangis
"Rafi!" tegur Rafa karena membuat Rayhan nangis.
"Eh eh sorry gue gak sengaja," kata Rafi gelagapan karena Rayhan yang menangis dan itu karenanya."
"Ray, jangan nangis dong gue minta maaf," kata Rafi tulus namun bukannya berhenti Rayhan malah semakin kencang menangis.
"Gue gak ikutan ya," kata Rafa.
"Ray gue minta maaf, maksud gue itu kalo Lo gak makan mama gue pasti sedih, Lo tau kan seberapa sayang mama gue pada elu bahkan jauh lebih sayang sama Lo dari pada gue,"kata Rafi dengan wajah sedih
"Ta..Pi kan Lo jahat sama gue," kata Rayhan sesenggukan.
"Siapa bilang, gue itu manusia paling baik ya."
"Lo tadi bilangin gue bocah."
"Kan emang fakta cil, lo itu masih bocah buktinya aja sekarang Lo nangis, dibujuk gak mau makan."
"Huwaa Tante" teriak rayhan dengan tangis yang semakin menjadi.
"Eh cil, Lo jangan ngadu yah," kata Rafi dengan hati cemas ia cemas karena pasti ibunya itu bakal menghukumnya dan gak akan mau mendengar penjelasan darinya.
Tak lama Megan datang dan langsung memeluk Rayhan yg semakin keras menangis.
"Ray kenapa nangis sayang?" tanya Megan dengan tatapan lembut namun berubah garang ketika melihat Rafi.
"Kak..Ra..fi" kata Rayhan masih berada di pelukan bibinya.
"Rafi apain kamu bilang sama Tante, nanti tante hukum," kata Megan dengan melirik Rafi yg tampak menunduk sedangkan Rafa ia hanya diam di tempatnya tak berniat membantu saudaranya itu.
"Ta..di kak rafi bi..langin aku bocah dan..cu..ma nyusahin apa lagi kalo Ray sakit, gak bisa nurut dan bandel,"adunya pada megan.
"Rafi mama gak pernah ngajarin kamu ngomong kayak gitu pada Rayhan," marah Megan.
"Maaf mah, tapi tadi rafi emang bilangin Rayhan bocah tapi Rafi tidak bilang kalo Ray itu nyusahin ma," katanya membela diri.
"Bohong mah," kata Rayhan dengan masih menangis namun sebenarnya anak itu tersenyum bahagia telah berhasil menjahili kakak sepupunya itu.
"Mama juga gak pernah ngajarin kamu buat berbohong."
"Maaf mah, tapi Rafi beneran gak bilang kayak gitu sama Ray, kalo mama gak percaya. Tanya aja sama Rafa, rafa dengar kok semuanya," kata Rafa dengan memandang Rafa dengan wajah memohon agar kembaran nya itu mau membelanya.
Namun bukannya membela Rafi, Rafa berdiri dari tempatnya duduk dan langsung menghampiri Megan tak lupa bersalaman.
"Mah Rafa berangkat, udah mau telat. Assalamualaikum," kata Rafa dan beranjak dari kamar Rayhan.
Sedangkan Rafi anak itu benar benar kesal, ia harus bisa menemukan cara agar bisa kabur dari Megan.
"Mah, Rafi berangkat juga ya," kata Rafi namun belum sempat Rafi membuka pintu.
"Siapa yang ngijinin kamu keluar dari sini," kata Megan dengan datar.
"Tapi mah, Rafi udah mau telat," kata Rafi dan berjalan menghampiri Megan.
"Hari ini kamu gak usah sekolah, kamu mama hukum jagain Rayhan, turuti segala keinginannya dan jangan lupa suruh ia makan, mama gak mau kalo sampe maag Rayhan kambuh lagi."
"Ta..Pi mah, Rafi gak mau," tolak Rafi.
"Rafi mama ada urusan, Dan rayhan gak ada yg jaga, atau mau mama telon papa kamu."
"Yaudah deh, Rafi bakal jaga Ray," kata dengan ketus.
"Itu baru anak mama, tapi ingat jangan sampai Rayhan gak makan dan jangan buat ia nangis."
"Iya ma," kata Rafi dengan terpaksa.
"Ray, Tante pergi dulu ya, ada urusan mendadak. Gak papa kan kalo Rafi yg nemenin kamu."
"Iya Tan,"
"Kalo Rafi gak nurut sama kamu bilang aja sama Tante biar nanti tante tambah hukumannya."
"Iya Tan, makasih."
"Gini amat nasib gue punya ortu lebih sayang sama keponakannya di banding anaknya sendiri," batin Rafi.
Setelah kepergian Megan, kini tinggallah Rayhan dan Rafi yang berada di dalam kamar.Rayhan bosan, moodnya hancur. Kalo sakit begini ia akan mudah sensitif dan mudah menangis. Maklum saja, dia masih bocah.Rayhan menatap jengah pada Rafi yg duduk membelakanginya sambil bermain game.Bukannya menjaga Rayhan malah si Rafi sibuk dengan dunianya sendiri, mengabaikan Rayhan yang mati kebosanan."Kak raf,"panggil Rayhan dengan lirih, bahkan untuk bicara saja dia gak mood."Kak Rafi," panggilnya lagi karena Rafi mengabaikan panggilannya atau hanya berpura pura tak dengar."KAK RAFIIIII," teriak Rayhan dengan kencang pada akhirnya."Apasih bocah," ketus Rafi karena di gan
1 Minggu telah berlalu..Setelah insiden ngambeknya Rayhan pada Rafi. Dan tentu saja Megan memarahi Rafi tak lupa untuk menghukumnya, kini mereka telah baikan dan lagi berkumpul di ruang tamu."Gimana sekolah kalian?" Tanya papa Dika yang menyempatkan diri ikut berkumpul pagi hari ini."Baik om/pah," jawab Ray dan Rafi barengan."Kalo Rafa?" Tanya Dika karena Rafa hanya diam."Baik pa," jawab rafa sekenanya."Syukurlah, kalian itu udah SMA, jangan sering berantem, apa lagi Rafi kamu jangan terlalu nakal,"ucap dika."Rafi gak nakal pah tapi Rafi ganteng.""Pede banget Lo," sahut Rafa yang sedang membaca buku."Biarin, bilang aja Lo iri kan sama kegantengan gue,"kata rafi. Padahal kan wajah mereka mirip, berarti sama sama ganteng dong."Gak ada kerjaan banget gue ngiri sama Lo,"balas rafa masih fokus pada buku yang di baca nya."Udah, bisa diam gak sih kalian berdua. Mama kan gak bisa fokus tuh nonton d
Setelah Rayhan pergi tidur barulah Dika menelpon adiknya, untuk memberitahu kedatangan Rayhan besok pagi.Meskipun tak rela, tapi apa yang bisa di lakukan nya jika yang meminta adalah ayahnya sendiri."Assalamualaikum," Salam Dika memulai percakapan, setelah panggilan tersambung."Apa!" Balas Raka di seberang sana."Jawab dulu Napa salam gue," ucap Dika."Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ngapain lo nelpon gue, gue sibuk tau!""Gak sopan Lo sama kakak sendiri.""Biarin. Terserah gue dong. Gue gak punya waktu buat bicara sama lo."Gue juga sibuk. Emang cuma Lo doang. Kalo bukan hal penting gak bakalan gue nelpon elu.""Yaudah sih. Langsung aja kasih tau sebelum gie matiin.""Gue mau ngasih tau kalo mulai besok Rayhan bakal tinggal bar
Rayhan tiba di sebuah apartement besar, yang hampir 6 tahun ini tak ia kunjungi, tak ada seorang pun di apartement ini, hanya ada pak Joko yang berdiri di belakangnya.Pak joko ialah supir pribadi dari Bima, om nya. Beliau juga lah yang telah menjemput Rayhan.Remaja tampan itu menoleh ke belakang di mana atensi pak Joko berada "pak Joko tahu mama sama papa kemana?" Tanya nya.Mendengar pertanyaan dari Rayhan sontak saja pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya "saya tidak tahu den, tapi menurut pak Bima, biasa nya kedua orang tua den Rayhan memang sering pulang larut malam, " jawab pak Joko sopan pada keponakan dari bosnya itu."Tapi kan Rayhan mau datang. Masa mereka gak mau nunggu Rayhan di rumah, emang nya mereka gak kangen sama Rayhan."Pak Joko hanya bisa terdiam, tak bisa membantu karena dirinya juga tidak tahu apa apa. Tapi apa yang di katakan Rayhan memang benar
Baru saja raka sampai di apartemen, seorang wanita yang juga baru datang langsung menghampirinya. "Kok telat?" Tanya wanita cantik itu saat telah berada di hadapan raka. "I..itu yang macet," jawab Raka sedikit gugup. Mereka berdua memasuki apartement dengan Raka yang terus bergelut manja di lengan istrinya tak mempedulikan dinda yang kesal karenanya. Nama wanita itu adinda Nia Az-Zahra istri sah Raka, seorang wanita cantik bak ABG meskipun telah berusia 31 tahun. Banyak yang mengira kalau dia masih anak SMA karena wajahnya yang baby face dan imut menggemaskan. Baru saja mereka tiba di ruang keluarga, raka mencium bau bau masakan. "Yang kamu tadi masak?" Tanya Raka pada adinda yang hanya duduk diam. "Nggak," Brukk (Anggap aja suara pecahan gelas). "Eh yang deng
"Halo om" sapa Rayhan saat panggilan terhubung. "Salam dulu" jawab om Dika di seberang sana. "Heheh assalamualaikum." "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa tumben nelpon om? Udah sampai." "Ray udah sampai dari 1 jam yang lalu om. Ray ganggu gak?" jawab Rayhan sambil melirik ke arah Raka. "Alhamdulillah kalo kamu udah sampai. Gimana kamu udah ketemu sama orang tua mu? "Gini om, Ray nelpon om Dika itu mau nanya apa alamat yang om kasih itu benar. Maksud Ray apa aku gak salah masuk apartement orang." "Ya nggak lah Ray, emangnya kenapa?" "Yang punya apartement marah sama aku om, terus nuduh aku maling," adunya dengan suara keras. Raka mendelik tak suka mendengar bocah yang ia sangka itu maling kini men
🌼Happy reading 🌼Esok harinya.Rayhan terbangun di jam 11. Ia bangun agak siang karena tak ada yang membangunkan nya, yah begini lah jika gak ada tante Megan yang selalu membangun kan nya, maka ia akan tidur sampai siang bahkan sampai sore.Rayhan menatap jam di ponselnya."Udah jam 11 ternyata, kok gak ada yang bangunin aku sih, kalau ada tante Megan pasti udah dari tadi di banguninnya.""Gini amat sih nasib gue punya ortu kek mereka.""Tau ah mending gue mandi."Setelah Rayhan mandi ia ke dapur mencari makanan mungkin aja ada sisa makanan dari 2 manusia itu untuk Rayhan."Kok gak ada makanan sih?"keluh nya, mana dia udah lapar banget lagi, biasanya gak telat makan."Rayhan lapar.""Mereka kemana coba. k
Malam harinya, setelah bangun Raka pergi lagi ke basecamp dengan alasan ada urusan penting, padahal mah cuma nongkrong.Baginya basecamp adalah rumah kedua, dan tempat yang paling sering ia kunjungi."Kirain gak datang bos," kata Vano ketika Raka sampai di basecamp."Hooh, akhir akhir ini kan Lo jarang kesini," kata Ferro ikut menimpali."Gue sibuk," jawab Raka dan langsung duduk di sofa, tanpa mempedulikan tatapan anak anak black carlos padanya.Ok guys disini aku bakal kenalin 20 anggota blackcarlos, sebenarnya bukan hanya 20 orang hanya saja aku bakal kenalin sahabat dekat dari Raka kayak teman kecil, teman sekolah dan teman kuliah doang. Kalo nyebutin satu satu anggota blackcarlos gak akan bisa, soalnya banyak banget.- Yang pertama itu ada Richard anggota tertua berusia 34 tahun- Zico 34 tahun