Home / Sci-Fi / Reality Reloaded / Chapter 2: Ketidaksadaran yang Membawa Perubahan

Share

Chapter 2: Ketidaksadaran yang Membawa Perubahan

Author: odead
last update Last Updated: 2024-12-01 02:28:43

Aldo terbangun pagi itu dengan tubuh yang terasa kaku. Lehernya sakit karena posisi tidur yang aneh, bersandar di meja kerjanya sepanjang malam. Cahaya dari layar laptop yang masih menyala menyilaukan matanya yang belum sepenuhnya terbuka. Ketika ia menatap layar, sebuah pesan aneh yang tidak ia ingat menuliskannya terpampang jelas:

"Selamat Datang di Level 1. Misi Anda Dimulai."

Aldo mengerutkan kening. Ia mengingat malam sebelumnya, saat ia menulis kode untuk proyek pribadi tentang sistem gamifikasi dalam kehidupan. Namun, ia yakin tidak pernah menambahkan fitur pesan semacam itu. Dengan rasa penasaran, Aldo membaca pesan itu lagi. Ia mencoba membedah kodenya, tetapi tidak menemukan apa pun yang mencurigakan.

"Bug? Atau mungkin aku lupa menyimpannya sebelum tertidur?" pikir Aldo sambil meregangkan tubuh.

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, dan Aldo tahu ia harus bergegas jika tidak ingin terlambat ke kantor. Ia mematikan laptopnya, menyimpan kebingungan itu untuk nanti. Setelah mandi dan mengenakan pakaian kerja, ia melangkah keluar dari apartemennya di kompleks Arkavia Heights.

Namun, ketika ia baru saja menutup pintu apartemen, suara aneh terdengar di kepalanya.

"Ding! Misi Baru: Ucapkan selamat pagi kepada tetangga. Hadiah: 10 XP."

Aldo terhenti. Ia melihat sekeliling, mencoba mencari asal suara itu. Apakah ia bermimpi? Tidak ada orang lain di lorong apartemen, dan suara itu terdengar jelas di dalam kepalanya. Ia menggelengkan kepala, mencoba mengabaikannya.

Namun, saat ia bertemu Bu Narti, tetangga sebelahnya yang sedang menyiram tanaman di koridor, dorongan untuk mengikuti perintah itu muncul tanpa ia sadari.

"Selamat pagi, Bu Narti," katanya dengan senyum kecil.

Bu Narti menoleh, terkejut sejenak, lalu tersenyum. "Wah, pagi-pagi kok ramah sekali, Mas Aldo. Pagi juga!"

Saat itu, suara itu terdengar lagi.

"Ding! Selamat! Anda mendapatkan 10 XP."

Aldo membeku. Suara itu benar-benar nyata, dan ia mulai merasa ada sesuatu yang sangat salah. Dengan langkah cepat, ia menuju stasiun Arkavia Rail, berusaha mengabaikan apa yang baru saja terjadi.

Saat ia menunggu kereta di peron, suara itu kembali terdengar.

"Ding! Misi Baru: Bantu seseorang yang membutuhkan. Hadiah: 20 XP."

Aldo menoleh ke kanan dan kiri, mencoba mencari siapa yang berbicara, tetapi sekali lagi, tidak ada siapa pun. Ia mulai merasa sedikit gelisah, tetapi tak jauh dari tempatnya berdiri, seorang pria tua sedang kesulitan membawa tas beratnya menaiki tangga peron.

"Apa-apaan ini? Tidak mungkin ini nyata," gumam Aldo.

Namun, dorongan untuk membantu pria tua itu begitu kuat hingga ia akhirnya mendekat. "Pak, boleh saya bantu bawa tasnya?" tanyanya.

Pria tua itu tersenyum lega. "Oh, terima kasih, Nak. Saya sudah capek dari tadi."

Aldo membawa tas pria itu sampai ke peron atas. Ketika selesai, suara itu kembali terdengar di kepalanya.

"Ding! Selamat! Anda mendapatkan 20 XP."

Aldo memegang kepalanya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. "Ini seperti… seperti game. Tapi ini dunia nyata," gumamnya pelan. Ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya sampai ia bisa memeriksa kodenya lebih dalam.

Saat ia tiba di kantor Nexora Tech, Aldo merasa lega karena suasana kantor sedikit mengalihkan pikirannya. Ia duduk di meja kerjanya dan membuka email seperti biasa. Di sana, ia menemukan daftar tugas harian dari Pak Arman. Tugas utamanya hari itu adalah memperbaiki bug di modul pembayaran klien utama.

"Setidaknya ini sesuatu yang aku mengerti," gumam Aldo, mencoba menenangkan diri.

Namun, saat ia mulai mengetik baris pertama kode perbaikan, suara itu terdengar lagi.

"Ding! Misi Baru: Selesaikan satu baris kode. Hadiah: 15 XP."

Aldo berhenti mengetik. Ia memandang sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan. "Ini sudah mulai keterlaluan," pikirnya. Tapi rasa penasaran mengambil alih. Ia menyelesaikan satu baris kode dan menekan tombol simpan.

"Ding! Selamat! Anda mendapatkan 15 XP."

Aldo menutup laptopnya dengan cepat dan mencoba menarik napas panjang. Apa pun yang sedang terjadi, ini lebih dari sekadar kebetulan. Ia memutuskan untuk membicarakan hal ini dengan Sita, satu-satunya orang yang cukup ia percaya.

Saat makan siang, mereka duduk di kantin kantor. Aldo menatap Sita dengan serius. "Gue perlu cerita sesuatu, tapi janji jangan ketawa."

Sita mengerutkan kening. "Oke, apa sih, Do? Kok serius banget?"

Aldo menceritakan apa yang ia alami sepanjang pagi—dari suara aneh di kepalanya hingga sistem XP yang tampaknya mengikuti setiap tindakannya. Ia bahkan menyebutkan bagaimana suara itu memberi misi yang terkait dengan apa yang ia lakukan.

Sita terdiam sejenak, lalu tertawa kecil. "Lo serius, Do? Ini kayak cerita game RPG, tahu nggak?"

"Gue tahu kedengarannya gila, tapi gue nggak bercanda, Sit. Gue beneran dengar suara itu, dan setiap kali gue selesaikan misi, gue dapet XP."

Sita mencoba menahan tawanya, tetapi melihat keseriusan di wajah Aldo, ia mulai percaya bahwa ini bukan lelucon. "Kalau gitu, mungkin lo terlalu kecapean atau kebanyakan kerja sama kode lo. Kadang otak kita bisa nge-prank kita sendiri."

Aldo menggeleng. "Gue juga mikir gitu, tapi ini terasa nyata. Bahkan, kayaknya ini ada hubungannya sama program yang gue buat semalam."

Sita memandang Aldo dengan lebih serius. "Program lo? Maksud lo, kode buat sistem game yang lo ceritain kemarin itu?"

"Iya," jawab Aldo. "Tapi nggak mungkin program itu bisa memengaruhi gue secara fisik atau mental. Itu cuma simulasi."

Mereka terdiam sejenak. Sita akhirnya berkata, "Kalau gitu, lo harus cari tahu lebih banyak. Mungkin ada sesuatu yang nggak lo sadari tentang program itu."

Sore itu, Aldo mencoba bekerja seperti biasa, tetapi suara notifikasi itu terus muncul setiap kali ia menyelesaikan sesuatu. Meski ia masih bingung, bagian kecil dari dirinya mulai merasa terbiasa. Bahkan, ia merasa sedikit bangga setiap kali "level" virtualnya bertambah.

Namun, saat pulang kerja, hal yang lebih aneh terjadi. Ketika Aldo membuka laptopnya di rumah untuk memeriksa program itu, ia menemukan baris kode baru yang tidak pernah ia tulis:

"Integrasi berhasil. Sistem aktif. Realitas disinkronkan."

Jantung Aldo berdegup kencang. Ia mencoba mengingat apakah ia pernah menambahkan baris itu sebelumnya, tetapi ia yakin tidak. Baris itu tampak seperti sesuatu yang muncul dengan sendirinya.

Ia mencoba menonaktifkan program, tetapi setiap kali ia melakukannya, pesan yang sama muncul: "Sistem sedang berjalan. Tidak dapat dihentikan."

Malam itu, Aldo terjaga hingga larut, memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apakah ini hanya kesalahan kode? Atau apakah sesuatu yang lebih besar sedang bekerja di balik layar?

Ketika akhirnya ia memutuskan untuk tidur, sebuah notifikasi terakhir muncul di layar laptopnya:

"Ding! Misi Baru: Bersiaplah. Perjalanan baru akan dimulai."

Aldo hanya bisa memandang layar itu dengan rasa takut bercampur penasaran. Ia tahu hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reality Reloaded   Chapter 21: Misi Baru yang Mengejutkan

    Setelah beberapa hari menikmati rutinitas kantor yang tenang, Aldo merasa bahwa segalanya mulai kembali normal. Namun, di benaknya, ia tahu bahwa ketenangan ini tidak akan bertahan lama. Sistem yang ia miliki telah membuktikan berkali-kali bahwa selalu ada tantangan baru yang menanti di balik layar.Siang itu, ketika Aldo tengah fokus mengerjakan laporan untuk divisi IT, layar holografiknya tiba-tiba berkedip. Sebuah notifikasi baru muncul, diiringi dengan suara lembut namun tegas dari sistem:"Misi Baru: Investigasi Aktivitas Mencurigakan di Distrik Pusat."Aldo menegakkan tubuhnya, menatap layar holografik dengan alis terangkat. Ia segera membuka detail misi tersebut:Deskripsi Misi"Beberapa perangkat publik di Distrik Pusat telah mengalami gangguan misterius. Aktivitas ini diduga terkait dengan kelompok yang mencoba menguasai sistem energi kota. Temukan sumber gangguan dan pulihkan fungsi perangkat yang terkena dampak."Hadiah:XP: 200Petunjuk BaruKonsekuensi Kegagalan:Sistem e

  • Reality Reloaded   Chapter 20: Keseimbangan Baru

    Setelah hari-hari penuh ketegangan di Nexora Tech, Aldo akhirnya bisa menghela napas lega. Peretasan yang hampir menghancurkan reputasi perusahaan telah berhasil diselesaikan, dan Faris, dalang di balik insiden itu, sudah diserahkan ke pihak keamanan dan polisi. Sistem perusahaan kembali stabil, dan suasana di kantor berangsur-angsur normal.Namun, meskipun situasi tampak tenang di luar, pikiran Aldo terus dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Sistem yang ia gunakan semakin memberikan tantangan, dan ia merasa bahwa kemampuan yang ia miliki masih bisa dikembangkan lebih jauh.Pagi itu, Aldo datang ke kantor lebih awal dari biasanya. Ia ingin menggunakan waktu tenang sebelum jam kerja dimulai untuk mempelajari lebih dalam tentang sistem game yang ia miliki. Dengan secangkir kopi di tangan, ia duduk di mejanya dan membuka layar holografik.Sistem memberikan notifikasi:"Statistik Anda Belum Didistribusikan: 5 Poin Tersedia."Aldo membuka layar statusnya, memandangi statistik yang tertera di lay

  • Reality Reloaded   Chapter 19: Penyelesaian dan Keadilan

    Aldo berdiri di ruang server, menyaksikan layar holografik yang perlahan menunjukkan stabilisasi sistem Nexora. Setelah beberapa hari yang penuh tekanan, sistem akhirnya kembali normal. Bersama Sita, ia berhasil menemukan dalang di balik peretasan internal yang telah mengancam keamanan perusahaan. Namun, perjalanan mereka belum selesai.Di lantai empat, Faris masih duduk di mejanya, wajahnya memucat setelah semua bukti menunjukkan keterlibatannya. Aldo dan Sita tahu bahwa langkah berikutnya adalah menyerahkan Faris ke keamanan kantor untuk memastikan ia tidak lagi menjadi ancaman.Setelah pengakuan awalnya, Faris mulai bercerita lebih banyak. Ia menjelaskan bagaimana ia dihubungi oleh seseorang melalui email anonim beberapa minggu lalu. Orang tersebut mengancam akan menyebarkan informasi pribadi Faris jika ia tidak memberikan akses ke data rahasia Nexora.“Gue nggak punya pilihan,” kata Faris, suaranya gemetar. “Mereka bilang mereka bakal ngehancurin karir gue kalau gue nggak bantu me

  • Reality Reloaded   Chapter 18: Pertarungan Melawan Peretas

    Aldo duduk di depan layar holografiknya, memandangi data yang baru saja ia kumpulkan dari perangkat kecil yang mereka temukan di ruang server. Semua bukti mengarah pada satu orang—Faris, manajer proyek di lantai empat. Namun, meski ia dan Sita sudah mengetahui siapa yang terlibat, masalah mereka belum selesai.“Kalau kita langsung laporin ini ke manajemen, mereka bakal nanya bukti kuatnya,” kata Sita sambil melipat tangan di dada. “Dan Faris bisa bilang kita cuma ngarang.”Aldo mengangguk. “Benar. Kita butuh sesuatu yang nggak bisa dia bantah. Kalau dia memang peretasnya, dia bakal berusaha ngeakses server lagi. Gue yakin dia nggak tahu kita udah pasang jebakan.”Sita menatap layar holografiknya. “Jadi, kita tinggal nunggu?”“Nggak cuma nunggu,” jawab Aldo. “Kita harus aktif memonitor aktivitas jaringan. Kalau dia coba akses lagi, kita langsung cegat.”Tidak butuh waktu lama. Hanya beberapa jam setelah mereka memasang jebakan, sistem memberikan peringatan:"Aktivitas Mencurigakan Terd

  • Reality Reloaded   Chapter 17: Petunjuk dari Dalam

    Aldo duduk di meja kerjanya, memandangi perangkat kecil yang mereka temukan kemarin di ruang server Nexora. Setelah bekerja sepanjang malam bersama Sita, ia tahu bahwa mereka baru saja menyentuh lapisan luar dari sesuatu yang lebih besar. Ada seseorang di kantor yang terlibat dalam peretasan ini, tetapi tanpa bukti konkret, mereka tidak bisa melaporkannya ke manajemen.Pagi ini, kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Suara keyboard terdengar lebih cepat, dan beberapa karyawan tampak lebih tegang. Sementara itu, Aldo mengaktifkan Analisis Sistem untuk menyisir jaringan Nexora lagi, berharap menemukan pola aktivitas mencurigakan lainnya.Aldo memutuskan untuk kembali memeriksa perangkat kecil yang mereka temukan kemarin. Ia menyambungkannya ke perangkat portabelnya dan mengaktifkan Interaksi Sistem Dasar. Kali ini, ia mencoba mendalami log aktivitas yang tersimpan di perangkat tersebut, mencari petunjuk tentang siapa yang menggunakannya.Setelah beberapa menit bekerja, layar holografi

  • Reality Reloaded   Chapter 16: Musuh Dalam Selimut

    Pagi itu di Nexora Tech terasa seperti biasanya. Karyawan sibuk di meja mereka, suara keyboard terdengar di seluruh ruangan, dan Aldo mencoba fokus pada tugas-tugas kecil di layar laptopnya. Namun, ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Sistem yang ia gunakan beberapa hari terakhir telah memberinya banyak tantangan yang memicu rasa penasaran dan ketegangan. Meskipun misi penyelamatan data warga kota telah berhasil, ia merasa bahwa sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di balik layar.Aldo duduk di mejanya sambil menyesap kopi, ketika notifikasi muncul di layar holografiknya:"Peringatan: Aktivitas Mencurigakan di Server Kantor Terdeteksi."Aldo mengernyitkan dahi. Ia mengaktifkan Analisis Sistem untuk memeriksa apa yang sedang terjadi. Data dari sistem kantor Nexora menunjukkan pola aneh—seseorang tampaknya mencoba mengakses data rahasia perusahaan melalui jalur komunikasi yang tidak biasa.“Apa lagi ini?” gumam Aldo sambil mengetik dengan cepat, mencoba memahami situasinya. Namun, p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status