Share

3. Pay His Shins

last update Last Updated: 2022-11-16 23:17:31

Hola, Happy reading and enjoy!

Chapter 3

Pay His Sins

"Kau akan menyesal meninggalkan Milan, Sayang."

"Aku ingin berkarya di negeriku," ujar Shashi.

"Kau berbakat, kau bisa berkarya di mana saja." Ucapan Jordan telah beribu-ribu kali didengar oleh Shashi. Namun, tidak pernah menggoyahkan keinginannya untuk kembali ke tanah airnya.

"Kalau begitu, tidak masalah jika aku di Tiongkok."

Jordan mendengus. "Masalahnya di sana kau harus memulai dari nol lagi karena kebanyakan pengikut media sosialmu adalah gadis Eropa."

"Mereka masih bisa menjadi klienku." Shashi berbicara dengan nada yang sangat yakin. "Mereka bisa datang ke Tiongkok kapan saja."

"Tidak semua orang berpikir praktis seperti kau, Sayang. Datang ke Tiongkok memerlukan biaya dan memakan waktu," ujar Jordan yang selalu mengatakan telah menganggap Shashi sebagai adiknya, bukan ancaman meskipun mereka menekuni bisnis di bidang yang sama.

Shashi menyudahi lamunannya ketika roda pesawat yang ditumpanginya menyentuh aspal di International Baiyun Airport, Guangzhou.

Sebelum bertemu Tian, ia datang ke Guangzhou bersama ayah tirinya untuk menemui ayah kandungnya, tetapi ayah tirinya justru menjualnya kepada muncikari karena upaya menemui ayah kandung Shashi menemui jalan buntu. Sekarang dirinya kembali berada di Guangzhou, tentunya dengan cerita yang berbeda.

Dirinya yang sekarang adalah seorang desainer gaun pengantin yang telah memiliki nama di Milan, dan yang pastinya dirinya bukan lagi gadis lugu yang hanya bisa menangisi penderitaan yang dialaminya setelah kematian ibunya.

Sashi menghela napasnya yang terasa sesak oleh kenangan-kenangan buruk yang mengisi rongga kepalanya seraya bersumpah jika suatu saat ia akan membalas semua perbuatan ayah tirinya. Juga bertekad akan membuat ayah kandungnya yang tidak pernah mengakui keberadaannya.

Juga masalah dendam di kehidupan lampau yang belum tuntas.

Setelah melewati prosedur di bagian imigrasi, Shashi berjalan di samping asistennya yang mendorong troli berisi tumpukan koper.

An berdehem pelan. "Nona, kuharap kau tidak menyesal meninggalkan Milan." 

Meninggalkan kariernya di Milan memang berat, tetapi lebih berat lagi hidup dalam dendam dan tidak berupaya untuk membalasnya.

"Kita sudah membicarakan ini berkali-kali, An," sahut Sashi dengan nada tegas kemudian mengenakan kacamata hitamnya.

"Sebenarnya Tuan Li lebih senang jika Anda tetap berkarier di Milan," ucap An lambat-lambat.

Mendengar nama Christian Li membuat Sashi tersenyum masam. Pria itu tidak terang-terangan melarangnya datang ke Guangzhou, tetapi Tian juga menyediakan tempat tinggal yang dibutuhkan di Guangzhou.

Sedikit membingungkan, tetapi Shashi tidak ingin ambil pusing apa lagi menanyakannya karena mereka nyatanya tidak pernah terlibat dalam pembicaraan.

Mungkin terakhir mereka berbicara adalah saat Tian merenggut kesuciannya, atau sebelum itu. Shashi juga tidak ingat.

Shashi tidak mempermasalahkan perbuatan Tian, bahkan mungkin Shashi adalah satu-satunya wanita yang tidak menyesali kehilangan mahkotanya ataupun menangisinya.

Baginya apa yang diambil oleh Tian belum sebanding dengan apa yang Tian lakukan untuknya hingga rasanya sanggup memberikan apa pun yang dimilikinya kepada Tian sebagai bentuk terima kasihnya karena tanpa Tian, dirinya mungkin sekarang sedang berada di rumah bordil untuk melayani laki-laki hidung belang.

Namun, jika benar dirinya yang sekarang adalah Reinkarnasi Bao Xia Lin, apakah yang dilakukan Tian untuk dirinya sekarang sebanding? Apakah nyawa ayah, adik laki-lakinya, dan kakak perempuannya juga sebanding?

Apakah memenggal kepala pria itu juga belum sebanding dengan tiga nyawa sehingga ia harus terlahir kembali dan bertemu Li BoYan?

"Jika Anda mau, kita bisa kembali ke Milan," ucap An.

"Katakan pada tuanmu, aku akan tetap di sini."

Ada banyak yang harus dilakukan di Guangzhou, salah satunya adalah mengembalikan nama baik mendiang ibunya dan selanjutnya adalah untuk menyelesaikan dendam di kehidupan lampau jika memang reinkarnasi itu benar adanya.

"Oh, iya. Nona, Tuan Muda juga bertanya jenis mobil apa yang Anda inginkan untuk dijadikan sebagai transportasi Anda di sini," kata An.

"Aku tidak masalah dengan mobil jenis apa pun," jawab Shashi.

Sebenarnya dengan posisinya sekarang, tanpa Tian pun Sashi memiliki kemampuan untuk menopang hidupnya. Ia memiliki uang yang cukup untuk menyewa tempat tinggal sekaligus studio sederhana. Semua uang itu didapatkan dari gaun pengantin rancangannya, di Milan beberapa butik gaun pengantin mengambil gaun rancangannya secara berkala dan ada puluhan wanita yang mempercayakan gaun untuk momen sakral mereka didesain oleh Shashi.

Namun, karena Tian ingin menjamin seluruh kehidupannya. Kenapa tidak diterima? Lagi pula Shashi juga tidak menampik jika dirinya menikmati seluruh fasilitas mewah yang disiapkan oleh Tian selama beberapa tahun yang telah dilewatinya.

Ketika sopir yang menjemput mereka menghampirinya di pintu kedatangan, Shashi tidak segera masuk ke dalam mobil. Ia berdiri seraya mengawasi An yang sedang mengatur mengatur sopir memasukkan koper-koper ke dalam bagasi lalu pandangannya mengamati orang-orang yang lalu lalang di depannya juga keadaan di sekitar bandara yang cukup asing baginya.

Di kehidupan lampau nama orang kepercayaannya adalah Rong Huan, dia seorang pria dan asistennya sekarang adalah An Na. Tidak mungkin, 'kan? An Na juga reinkarnasi dari Rong Huan.

Shashi menghela napasnya, sudah lebih dari dua tahun dirinya terkadang memikirkan hal-hal di luar nalar ini. Tetapi, ia tidak berani membicarakannya kepada siapa pun termasuk An.  

Kemudian tepat saat sebuah taksi melintas di depannya, Shashi melambaikan tangan dan bergegas masuk ke dalam taksi tanpa memedulikan teriakan An dan sopir.

"Nona, ke mana tujuanmu?" tanya sopir taksi ketika mobil melaju menuju pintu keluar bandara.

"Pemakaman pinggiran kota," sahutnya.

Sopir itu berdehem. "Nona, kau sepertinya bukan berasal dari sini."

Shashi memang lahir dan besar di Henan, bukan Guangzhou. "Aku berasal dari Henan dan aku baru saja kembali dari Milan."

Sopir itu tertawa. "Jadi, kau sama sekali tidak tahu tujuanmu?"

"Aku ingin pergi ke pemakaman di pinggiran kota, pemakaman itu berada di perbukitan." 

"Masalahnya hampir semua pemakaman berada di perbukitan dan aku tidak yakin jika makam yang ingin kau kunjungi itu mungkin sudah tidak ada mengingat banyaknya makam yang dihancurkan oleh pemerintah beberapa tahun terakhir ini demi pembangunan kota," ucap sopir.

Shashi tidak ingin mengunjungi siapa pun di pemakaman itu, ia hanya ingin mengenang pertemuan pertamanya dengan Tian di sana dan mungkin juga tempat pertemuan pertama mereka merupakan tempat di mana dulu ia memenggal kepala Li BoYan.

"Pemakaman paling dekat dengan rumah bordil milik Tuan Rong," ucap Shashi karena hanya itu satu-satunya petunjuk yang dimilikinya.

"Ah, tempat itu juga telah hancur. Kabarnya Tuan Muda Li membelinya dan merobohkannya kemudian membangun restoran di sana."

Jika di kehidupan lampau Li BoYan adalah putra mahkota, sekarang juga menjadi satu-satunya pewaris keluarga Li. Nasibnya benar-benar mujur, berbeda dengan dirinya.

"Jadi, apa pemakaman yang kumaksud masih ada?" tanya Shashi.

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan RATE

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reborn : Billionaire's Pet   Epilogue

    Epilogue Tujuh bulan kemudian, Shashi meringkuk dalam pelukan Tian. Kelelahan setelah beberapa hari sibuk dengan rangkaian acara pernikahan mereka yang benar-benar dilakukan sesuai urutan adat Tionghoa. Dimulai dari lamaran, memasang seprei di tempat tidur, menyisir rambut, mempersiapkan gaun pengantin, menjemput pengantin wanita, tes untuk pengantin pria, dan upacara minum teh. Belum lagi pesta bujang yang dilakukan malam sebelum mereka melakukan pemberkatan pernikahan di Wihara. Namun, meskipun kelelahan rasanya Shashi tidak ingin momen itu berlalu. Apa lagi momen di mana dirinya dan Tian mengenakan Hanfu berwarna merah yang menjadi busana mereka saat pemberkatan pernikahan di Wihara tadi pagi. Tian terlihat seperti seorang pangeran dari kerajaan mengenakan Hanfu yang dipenuhi bordiran bercorak naga warna emas, ementara dirinya mengenakan Hanfu bercorak Phoenix dan mengenakan mahkota berbentuk Phoenix juga. Ia benar-benar merasa seperti berada di era kuno ribuan tahun yang lalu.

  • Reborn : Billionaire's Pet   60. End

    Chapter 60EndShashi mendapatkan telepon dari ibu tirinya, ayahnya memerintahkan agar ia segera kembali ke rumah saat itu juga dan ibu angkatnya juga mengatakan jika Su Yenny tengah menangis meraung-raung seraya memberitahu semua orang kalau Shashi dan Tian memiliki hubungan.Sementara setibanya Shashi dan Tian di rumah keluarga Bao, Tuan Bao menghela napas dengan berat seraya menatap Shashi yang datang bersama Tian dengan tangan saling menggenggam. "Papa lihat sendiri, 'kan?" kata Su Yenny. "Mereka merencanakan semua ini, mereka memfitnahku." "Shashi...," kata Tuan Bao. "Yenny baru saja mengatakan kalau kau dan Tian memiliki hubungan khusus." "Apa yang dibilang Yenny memang benar, Paman," sahut Tian dan semakin mengeratkan genggamannya. "Kami berencana akan segera menikah."Tuan Bao terlihat tidak senang dengan ucapan Tian. "Sayang, bagaimana bisa kau mau menikahi mantan tunangan kakakmu?" "Kami saling mencintai," ucap Shashi kemudian menggigit bibir bawahnya.Tuan Bao menggelen

  • Reborn : Billionaire's Pet   59. Bukti Kejahatan

    Chapter 59Bukti Kejahatan "Apa yang kau perbuat pada Qian Zi" tanya Tuan Bao seraya melangkah melewati pintu. "Aku tidak melakukan apa-apa padanya, bagaimana bisa kau menuduhku begitu saja?" "Ma, aku mendengarnya. Aku tidak tuli, kau jelas-jelas mengakui telah melakukan sesuatu pada Qian Zi." "Putraku, kau salah paham," ucap nenek Bao, bibirnya gemetaran.Bao Ji Yang tersenyum masam dan menggeleng. "Sebenarnya putriku sudah menceritakan semuanya padaku." Nenek Bao menggeleng. "Dan kau percaya mulut anak pelacur itu?" "Ma, hentikan! Tolong hormati wanita yang melahirkan putriku, dia bukan pelacur seperti yang kau tuduhkan." Nenek Bao duduk di kursi, ia menatap Shashi yang berdiri di belakang Tuan Bao dengan tatapan tajam. "Kau memasukkannya ke dalam rumah ini dan belum dua puluh empat jam, otakmu sudah dicucinya. Kau bahkan menuduh ibumu dengan tuduhan yang tidak memiliki bukti." "Ma, sebenarnya aku tidak ingin mengungkit masa lalu lagi. Aku benar-benar ingin melupakannya. Tet

  • Reborn : Billionaire's Pet   58. Ketahuan

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ketahuan Paginya di ruang makan hanya ada Shashi, An, ayahnya, dan Nyonya Bao. Tidak terlihat keberadaan Su Yenny dan nenek Bao di sana."Selamat pagi, Papa. Selamat pagi, Bibi," sapa Shashi lalu duduk di kursi yang ditarik oleh seorang pelayan. "Bagaimana tidurmu?" tanya Tuan Bao."Aku tidur dengan baik," jawab Shashi meskipun faktanya kalau harus membandingkan tidurnya semalam tidak senyaman tidur dalam dekapan Tian seperti malam-malam sebelumnya selama berada di Guangzhou. "Bagaimana dengan kamar yang kau tempati? Apa menurutmu cukup nyaman?" tanya Nyonya Bao. Shashi tersenyum. "Kamarnya sangat nyaman. Terima kasih, Bi." "Jangan sungkan kalau kau menginginkan sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan segera menyiapkan," ucap Nyonya Bao. "Ayo, makanlah. Pagi ini aku sengaja menyiapkan bubur karena kudengar kau telah lama tinggal di Milan, aku merasa tidak percaya diri jika harus menyiapkan hidangan ala Eropa untukmu." "Semua ini Bibi yang

  • Reborn : Billionaire's Pet   57. Bujukan Nakal

    Hola, happy reading and enjoy! Chapter 57Bujukan Nakal "Cepat sekali rupanya berita itu menyebar, ya?" ucap Wang Yu ketika Su Yenny memasuki ruang kerjanya.Su Yenny tersenyum masam, ia menarik kursi di depan meja kerja Wang Yu lalu duduk. "Aku tidak menyangka jika semua ini terjadi." "Apa yang kau pikirkan?" "Aku sangat menghormati Nona Bao selama ini, tidak disangka dia ternyata memiliki banyak sekali rahasia." Wang Yu, pria tampan berusia tiga puluh tahun itu tersenyum seraya menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. "Apa maksudmu?" Su Yenny menghela napasnya. "Aku mempercayakan jasanya untuk membuat gaun pengantinku, tidak disangka dia sebenarnya diam-diam menargetkan keluarga Bao. Akulah yang membawa petaka ke keluarga Bao, andai aku tidak keras kepala menggunakan gaun rancangannya pasti dia tidak akan memanfaatkan kesempatan untuk memasuki keluarga Bao." Wang Yu menegakkan punggungnya dan menopangkan sikunya di atas meja kerja. "Kenapa kau berpikir begitu?" "Entahlah,

  • Reborn : Billionaire's Pet   56. Perkenalan

    Chapter 56Perkenalan Satu pekan kemudian di perusahaan keluarga Bao, Tuan Bao mengumpulkan seluruh pemegang saham di ruang pertemuan. Tuan Bao duduk di kursi pemimpin rapat, sementara pemegang saham duduk mengitari meja yang panjangnya sekitar lima meter. "Hari ini aku mengumpulkan kalian semua di sini karena aku harus menyampaikan sesuatu yang mungkin akan membuat kalian semua terkejut," kata Tuan Bao memulai pembicaraan. "Aku sudah mempertimbangkan dan memikirkannya dengan baik. Di usiaku yang tidak muda lagi dan juga kesehatanku yang tidak begitu baik akhir-akhir ini, aku memutuskan untuk melepaskan jabatanku." Semua yang berada di sana terkejut mendengar berita itu karena selama ini tidak ada tanda-tanda jika orang nomor satu di perusahaan itu memiliki gangguan kesehatan. Nenek Bao dan istri Tuan Bao yang merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan bahkan tidak kalah terkejutnya dengan apa yang diutarakan Tuan Bao karena selama ini Tuan Bao tidak pernah mengungkitnya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status