Share

2. Shashi's Virginity

Hola, happy reading and enjoy!

Jangan lupa follow akun author!

Chapter 2

Shashi's Virginity

"Bao Shashi."

Tubuh Tian membeku sejenak dan ekor matanya melirik ke arah Yenny Su, wanita yang baru saja menggumamkan nama yang tidak asing di telinganya.

Nama yang hanya dengan mengingatnya saja, Tian merasakan seperti di jantungnya tertancap sebilah pedang.

"Temanku merekomendasikannya untukku," ucap Yenny.

"Aku tidak pernah mendengar nama itu," balas Tian.

"Dia adalah desainer gaun pengantin termuda dan aku telah mempelajari profilnya tadi malam. Cukup menarik." Yenny mengedikkan bahunya kemudian mengalihkan pandangannya dari iPad di tangannya.

Tian tidak bergeming dan ekspresi wajahnya semakin dingin hingga alisnya nyaris berkerut.

"Coba kau lihat gaun rancangannya," ucapnya seraya mengulurkan iPad-nya kepada Tian. "Dia tinggal di Milan dan baru saja menyelesaikan pendidikannya di bidang fashion. Cukup menakjubkan karena usianya baru saja dua puluh dua tahun, tetapi dia telah memiliki nama yang lumayan di Eropa."

Tian hanya menatap sekilas layar iPad di tangannya kemudian meletakkannya ke atas meja. "Pendatang baru?"

"Ya."

"Kau perlu desainer profesional," ucap Tian.

"Bao Shashi cukup profesional, dia hanya masih...."

"Aku tidak yakin," potong Tian.

"Aku lihat beberapa gaun rancangannya sangat spektakuler dan berkarakter kuat."

"Dia hanya pendatang baru."

Yenny menghela napas dengan lembut. "Sebenarnya sudah kuputuskan untuk menggunakan jasanya."

Meskipun tidak senang karena Yenny dianggap terlalu bertele-tele dan mengganggu waktunya hanya untuk memilih gaun yang sepele, Tian berusaha untuk tidak menunjukkannya di depan Yenny.

"Kalau begitu, sudah diputuskan," ucapnya dengan nada datar.

Namun, sebenarnya yang membuat Tian tidak senang bukan sekedar Yenny yang bertele-tele. Yenny boleh mengenakan gaun apa saja di pesta pertunangan mereka, bahkan di pesta pernikahan mereka kelak, jika Yenny ingin memesan gaun bertabur emas, mutiara, atau berlian. Terserah saja. Tetapi, bukan gaun yang dirancang oleh Bao Shashi.

"Asistenku akan mengatur jadwalku bertemu Bao Shashi untuk mendiskusikan gaun impianku." Yenny mengambil iPad-nya dan menegakkan punggungnya.

"Ini hanya pesta pertunangan. Hanya pengumuman resmi, apa harus mengenakan gaun pengantin?"

"Tian, meskipun ini hanya pertunangan yang diatur keluarga kita, aku ingin pesta yang sempurna sepeti impianku dan ingin kau berpartisipasi dalam pemilihan gaun, gedung... dan."

"Kau pilih saja sendiri, dan asistenku akan mengurus semuanya. Aku akan sangat sibuk bebebeapa bulan ini."

Tian menghela napasnya. Ia sama sekali tidak peduli gaun apa pun yang Yenny pilih. Jelas karena pertunangan mereka bukanlah keinginan Tian maupun Yenny, mereka akan menikah untuk memenuhi keinginan kedua keluarga. Terutama neneknya yang bersikeras untuk menikahkannya hanya karena usianya kini menginjak tiga puluh dua tahun.

"Aku tidak masalah dengan gaun mana pun, lagi pula ini hanya acara pertunangan," imbuh Tian.

Pertunangan palsu dan pernikahan mereka juga nantinya akan menjadi pernikahan palsu yang berjangka waktu enam bulan karena Yenny juga tidak ingin menikahi Tian, wanita itu memiliki pria impiannya sendiri. Tetapi, demi keinginan orang tuanya terpaksa Yenny menjalani kesepakatan yang dicetuskan Tian.

"Kita berasal dari keluarga terpandang, aku tidak mungkin mengenakan gaun biasa saja di acara pertunangan kita," ucap Yenny dengan nada rendah.

Tian mengerutkan keningnya. "Apa harus mengenakan gaun pengantin?"

Yenny tersenyum. "Memang umumnya begitu, hanya saja gaunnya didesain lebih sederhana."

"Terserah kau saja. Tapi, aku tidak memiliki waktu untuk menemanimu ke Milan demi sepotong gaun." Tian juga tidak ingin membuang-buang waktunya pergi ke Milan dan bertemu Bao Shashi.

"Kita tidak perlu ke Milan untuk gaun itu," ucap Yenny. Ia juga meninggalkan kursi dan menyusul Tian yang meninggalkan kursinya. "Kita bisa bertemu Bao Shashi di sini."

Langkah Tian terhenti di depan pintu dan pria itu menoleh ke arah Yenny. "Maksudmu? Memanggilnya ke sini?"

Yenny menggeleng. "Bao Shashi, dia membuat pengumuman di media sosialnya kalau dia akan kembali ke Tiongkok dan meninggalkan kariernya di Milan."

Tian meraih gagang pintu, diam-diam mencengkeramnya dengan geram kemudian berjalan meninggalkan tunangannya, persetan dengan gaun yang diimpikan tunangannya. Berani sekali Shashi mengambil keputusan tanpa bertanya dulu padanya.

Bao Shashi, gadis kurus yang ia selamatkan itu bukanlah remaja berusia lima belas tahun, melainkan tujuh belas. Setelah dirawat di klinik milik Wen Kai dan mendapatkan cukup bimbingan konseling pasca trauma, Tian tidak tahu harus mengantarkan Shashi kepada siapa karena gadis itu mengaku sebatang kara.

Tian tidak bertanya lebih jauh karena melihat dari pancaran mata hitam gadis itu menyiratkan kesungguhan juga kesedihan. Ia tidak menyangsikan kejujuran Shashi, apa lagi saat mendengar jika Shashi dijual ayah tirinya pada muncikari di rumah bordil pinggiran kota.

Bukan hanya terenyuh, tetapi juga merasakan kemarahan yang sesak memenuhi rongga dadanya hingga beberapa pekan kemudian Tian membeli rumah bordil itu dan menutupnya.

Dering ponsel membuat Tian merogoh saku jasnya. Neneknya menelepon! Pasti untuk bertanya tentang gaun pesta yang akan dikenakan Yenny.

"Nenek...," sapa Tian.

"Bagaimana? Apa kau masih bersama Yenny?" tanya neneknya dengan suara lembut.

Yenny, Yenny, dan Yenny. Neneknya selalu mendorongnya untuk bertemu dan melakukan pendekatan kepada Yenny. "Aku baru saja keluar dan aku sedang mengemudi. Kita bicara nanti."

Tian sengaja menyekolahkan Shashi ke Milan. Memberikan apa pun yang Shashi butuhkan untuk meraih impiannya menjadi seorang desainer pakaian. Itu dilakukan bukan karena merasa iba kepada Shashi, melainkan untuk menebus rasa bersalahnya karena di malam kekasihnya meninggikannya demi uang 1.000.000 Dolar, Tian terlalu lelah, sedih, kecewa, dan marah hingga melampiaskannya kepada Bao Shashi.

Ia melakukan kesalahan. Kesalahan yang mendorongnya kepada hal menjijikkan yang kemudian disesali. Empat tahun yang lalu Tian merenggut kesucian Shashi.

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate.

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status