Hola, happy reading and enjoy!Chapter 47Pria yang SalahBeberapa hari kemudian Bao Ji Yang berada di dalam ruangan praktik Dokter Spesialis Ginjal dan Hipertensi, ia baru saja menjalani beberapa prosedur untuk menjalani cuci darah. "Berapa peluangku untuk sembuh?" tanya Bao Ji Yang. Dokter He mengamati catatannya kemudian membenarkan posisi kacamatanya. "Kesehatan ginjal Anda mengalami banyak kemajuan, saya yakin Anda akan segera sehat kembali." "Kuharap kau tidak sedang menghiburku." Dokter itu tersenyum. "Di samping pengobatan yang tepat dan pola hidup sehat yang Anda terapkan sangat membantu penyembuhan, tentunya Anda juga harus memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh." Bao Ji Yang tersenyum masam. "Apa aku terlihat tidak bergairah untuk hidup?" "Saya tidak berani mengatakan hal seperti itu, hanya saja saya sarankan Anda lebih banyak bergerak. Olahraga yang ringan saja seperti berjalan kaki di pagi hari dan mengurangi aktivitas yang mengharuskan duduk berlama-lama." Bao
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 48Dewi Keberuntungan Konon di keluarga Bao mereka, setiap anak perempuan akan dilahirkan memiliki ciri khusus berupa tanda lahir berwarna merah berbentuk seperti burung Phoenix di tubuh mereka dan konon itu adalah kutukan leluhur mereka karena keluarga Bao nyaris kehilangan takhta kerajaan. Sang Raja terbunuh bersama ratu dan putrinya, bahkan pangeran satu-satunya yang akan kemungkinan akan menduduki takhta juga ikut terbunuh. Banyak spekulasi tentang kematian mereka, salah satunya adalah putri kedua mereka bersekongkol dengan putra kerajaan Dong Li yang ingin memperluas wilayah mereka. Namun, rumor itu segera dipatahkan setelah putri ke dua kerajaan Juzhu mengibarkan bendera perang menyerang kerajaan Dong Li. Dalam perang tersebut disebutkan jika putri ke dua berhasil membunuh pangeran kerajaan Dong Li, sayangnya setelah itu Sang Putri memilih bunuh diri setelah mengetahui kebenaran kematian ayah dan orang tuanya lalu putri yang gagah berani
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 49PapaSenin pagi saat Shashi baru keluar dari mobil dan hendak memasuki studionya, seorang pria yang mungkin berusia lima puluh tahun mengenakan setelan jas rapi mencegatnya. "Nona, bisa kita bicara sebentar?" kata orang itu. Shashi menatap pria itu dengan curiga, untungnya sekarang dirinya berada di Tiongkok bukan di Milan. Jika di Milan pasti Shashi memilih pergi tanpa meliriknya."Apa kau butuh gaun pengantin?" tanya Shashi, barangkali orang itu mencari gaun pengantin untuk putrinya.Pria itu mengangguk sopan. "Saya diutus Ayah Anda." Ayah. Jantung Shashi seolah berhenti berdetak sesaat. "Maaf, maksudmu?" "Tuan Bao meminta saya menemui Anda, dia ingin bertemu Anda. Jika Anda berkenan tentunya." Terakhir kali Kai memberikan kabar jika ayahnya sudah sadarkan diri dan dalam keadaan baik-baik saja, tidak ada kabar jika ayahnya menanyakan keberadaannya. "Apa Anda bersedia?" tanya pria itu.Shashi memeriksa jam di tangannya. "Jam berapa dia
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 50Main-main "Bawa dia ke sini," kata Tian. Shashi membelalak karena ucapan Tian. "Apa Anda kehilangan akal?" tanya Shashi sementara An mengangguk, membenarkan pertanyaan Shashi."Aku akan bersembunyi." Shashi mengerutkan alisnya, di lantai atas tidak ada tempat bersembunyi. Bahkan tidak ada lemari. Hanya ada jejeran gulungan kain, meja kerja, manekin-manekin, dan toilet.Tian tidak mungkin bersembunyi di mana pun, apa lagi dengan kondisi rekan-rekan di studionya mengetahui keberadaan Tian. Jika Tian bersembunyi, bukankah itu terlalu mencolok? Dan siapa yang menjamin jika karyawan yang lebih suka Shashi sebut sebagai tim akan diam saja. Mereka pasti akan bertanya-tanya kenapa tunangan Su Yenny justru bersembunyi. "Sebaiknya Anda pergi melalui pintu darurat." "Kau mengusirku?" tanya Tian seraya menaikkan sebelah alisnya. "Saya tidak berani. Tetapi, dengan tubuh sebesar Anda, di mana Anda akan bersembunyi?" Tian melirik kolong meja dan Shash
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 51Main-main Lagi Dua hari kemudian Shashi kembali pergi ke teh milik keluarga Bao karena permintaan ayahnya yang mengatakan ingin menikmati teh di sore hari bersamanya. Ia sengaja datang lebih awal untuk melihat-lihat kedai itu, mungkin ada sesuatu yang menarik atau dapat menemukan hal-hal yang bersangkutan dengan masa lalunya. Shashi mengamati sekelilingnya, pilar-pilar bangunan yang terawat terlihat sangat mengilap. Beberapa lonceng angin dengan ukuran tidak terlalu besar digantung di beberapa sudut sehingga menghasilkan bunyi lembut yang bersahutan.Di sisi kanan terdapat kolam teratai yang airnya jernih, sepertinya air di kolam itu sangat murni, tidak tercemar sehingga ikan Koi dan ikan Koki terlihat berenang-renang bahagia di sana. Shashi duduk di tepi kolam, tersenyum seraya berpikir jika hidupnya kini benar-benar terberkati. Ia bersyukur karena apa yang dimilikinya. Memiliki pekerjaan dan uang yang cukup sehingga tidak perlu risau akan
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 52Beraksi Su Yenny kembali ke studio Shashi untuk mencoba gaun pengantinnya dan ia terlihat sangat puas dengan gaunnya, terlihat dari tatapan mata wanita itu yang berpendar laksana bintang. "Anda terlihat sangat mengagumkan dengan gaun ini," ucap Shashi.Sebenarnya Shashi tidak berbohong, Su Yenny terlihat mengagumkan dengan gaun itu. Tetapi, pujiannya akan benar-benar tulus andai tidak mengetahui rencana licik Su Yenny pada Tian dan Kai meskipun dalam kasus Kai, hal itu masih abu-abu."Anda yang sangat berbakat mendesain gaun ini sehingga sangat indah saat dikenakan," kata Su Yenny seraya mengamati dirinya di cermin.Mungkin ucapan Su Yenny tulus, kalau saja tidak tulus mana mungkin Su Yenny akan menggunakan jasanya lagi untuk mendesain gaun pengantin. Shashi cukup tersanjung dengan pujian itu. "Terima kasih, Nona Su." Su Yenny tersenyum, tatapannya masih tertuju pada dirinya di cermin. "Anda akan datang ke pesta pernikahan kami, 'kan?"Sha
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 53Terbongkarnya Sifat Su Yenny Keesokan paginya Jim berdiri di depan pintu kamar hotel yang ditempati oleh Su Yenny, wanita itu sudah bersiap dengan dandanannya yang elegan. "Di mana bosmu?" tanya Su Yenny dan tidak segan menampakkan sikap tidak senang melihat Jim yang berada di depannya. "Tuan Muda menunggu Anda di rumahnya," kata Jim. Mengabaikan tatapan Su Yenny yang tidak bersahabat."Bukannya kemarin malam tuanmu mengatakan akan menjemputku pagi ini? Kenapa justru kau yang datang?" "Saya hanya menjalankan perintah, Nona." Su Yenny mengedikkan bahunya dan dengan raut wajah cemberut menutup pintu kamar lalu meninggalkan hotel diikuti Jim. Tadi malam Tian mengajaknya makan malam di sebuah restoran hotel lalu memintanya tinggal di hotel itu dengan layanan kamar nomor satu. Mereka membicarakan beberapa hal, termasuk rencana pernikahan yang akan mereka gagalkan. Dari gaya Tian yang sangat santai sepanjang obrolan mereka, Su Yenny sama sekal
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 54Melamarnya "Bagaimana hasil pertemuannya?" tanya Shashi ketika Tian memasuki tempat tinggal mereka. Tian mendekati Shashi dan melingkarkan lengannya di pinggang Shashi. "Aku tidak menyangka kau memiliki ide gila seperti itu. Kau licik juga, ya?" Shashi menghela napasnya kemudian tersenyum. "Hidup di dunia yang kejam ini, terkadang jika kita tidak licik makan kita yang akan tersingkir." Wanita di dalam video itu adalah Shashi. Kebetulan perawakannya dengan Su Yenny memiliki tinggi badan yang mungkin hanya terpaut beberapa centimeter saja, juga bentuk tubuh mereka. Adegan demi adegan dilakukan selayaknya pembuatan film di mana Shashi dan Kai adalah pemeran dua aktor yang berperan lalu hasilnya diedit oleh orang kepercayaan Tian yang kompeten dalam bidangnya."Sebenarnya saya merasa kasihan pada Su Yenny, tidak seharusnya kita berbuat seperti ini padanya," gumam Shashi. "Dia layak mendapatkannya karena berusaha mencelakai sahabatku dan tidak