Share

5. Dear Sister

Hola, happy reading and enjoy!

Chapter 5

Dear Sister

"Adik, ibu ingin menjodohkanku dengan calon penerus kerajaan Dongli," ucap Bao Xia Yan dengan nada murung.

Kakak perempuannya itu adalah seorang gadis yang berbudi luhur, berhati sangat lembut, juga memiliki tutur katanya yang sangat santun.

"Bukannya itu berita bagus? Kelak Kakak akan menjadi seorang Ratu," ucap Bao Xia Lin.

Bao Xia Yan menggeleng dengan lemah. "Kudengar, pewaris takhta kerajaan Dongli memiliki perangai yang sangat menakutkan. Dia berhati dingin dan sangat kejam."

Gosipnya sih memang begitu. Xia Lin juga pernah mendengar rumor itu dan gosipnya lagi, Sang Pangeran Dongli itu memiliki liur yang sangat baik terhadap gadis-gadis cantik.

"Kakak, bisa jadi itu hanya gosip," kata Xia Lin.

Xia Yan menatap bunga-bunga plum yang mulai bermekaran di taman dengan tatapan hampa. "Adik tahu, 'kan? Aku tidak pernah menolak apa pun yang Ibu dan Ayah perintahkan."

Kakaknya memang wanita yang sangat patuh, berbeda dengan dirinya yang cenderung berperilaku seperti seorang anak laki-laki. Jika kakaknya memiliki hobi melukis dan menyulam, maka Xia Lin memiliki hobi bermain pedang dan memanah.

"Tetapi, untuk urusan jodoh, aku ingin menentukannya sendiri karena ini bersangkutan dengan sisa hidup yang akan kujalani," lanjut Xia Yan.

"Apa Kakak sudah membicarakannya dengan Ibunda Ratu?" tanya Xia Lin.

"Adik, aku tidak berani melakukannya."

Xia Lin mengusap rahangnya dan dengan hati-hati menatap kakaknya. "Apa Kakak sudah memiliki pria yang Kakak sukai?"

Bao Xia Yan menunduk dan tersenyum dengan lembut, tetapi tidak menjawab dan tidak juga menyanggahnya sehingga Xia Lin menyimpulkan jika ada seorang pria yang disukai oleh kakaknya.

Xia Lin meraih telapak tangan kakaknya dan menggenggamnya. "Kakak, apa yang harus kulakukan untukmu?"

Xia Yan menatap wajah adiknya dan ekspresinya kembali muram. "Besok, ada kunjungan pangeran ke sini untuk bertemu denganku."

Xia Lin menggelengkan kepalanya karena mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh kakaknya. "Bagaimana jika ketahuan?"

"Aku akan meminta pelayan untuk bekerja sama," ucap Xia Yan dan tatapannya memohon.

Meskipun hubungan antara ratu dan dirinya sangat buruk karena ratu selalu mencari-cari cara untuk menyingkirkan ibunya dan dirinya dari istana, tetapi hubungannya dengan Xia Yan sangat baik. Xia Yan tidak pernah menganggapnya sebagai pesaing sehingga untuk menolak permintaan Xia Yan sangat mustahil.

"Tolong Adik buat Pangeran mundur, aku tidak ingin menikahinya," pinta Xia Yan.

Besoknya Xia Lin menyamar sebagai kakaknya, ia mengenakan gaun berwarna biru muda yang lembut, rambutnya ditata dengan halus dan dihiasi tusuk konde dari mutiara.

"Apa aku sudah secantik dirimu?" tanya Xia Lin yang sedang mengaplikasikan pemeran bibir untuknya.

Xia Yan tersenyum lembut. "Kau lebih cantik dariku, sayangnya Adik lebih senang menyembunyikan kecantikanmu dengan berpakaian laki-laki."

Xia Lin meringis. "Aku tidak suka mengenakan tusuk konde, ini sangat berat."

"Apa Adik berencana akan terus berada di dunia silat?"

Xia Lin mengangguk dengan hati-hati. "Aku menyukai kebebasan."

"Adik sangat beruntung. Sebenarnya aku ingin sekali melihat dunia luar. Tetapi, itu mustahil."

"Dunia sangat luas. Jika Kakak ingin, aku akan mengajakmu bepergian suatu saat nanti, saat dunia telah damai tidak ada perang lagi."

Xia Yan menghela napasnya dan alisnya berkerut. "Aku tidak pandai menjaga diri, orang-orang di dunia luar kudengar sangat kejam."

Xia Lin berdiri dan menggenggam tangan kakaknya. "Aku akan melindungimu, Kakak. Aku berjanji, apa pun yang terjadi, aku akan melindungi keluarga kita."

"Kau memang adikku yang paling bisa diandalkan, aku percaya padamu," ucap Xia Yan dan tersenyum. "Sekarang, pangeran mungkin sudah menunggu."

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.

♥️🍒🙃

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maryati Bronz
ceritanya gk paham gak ngerti .....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status