Pagi-pagi sekali May terbangun, ia melirik kasur sebelahnya yang sudah lebih dulu kehilangan penghuninya. May berjalan ke jendela, meskipun ia tidak bisa melihat matahari terbit tetapi batu-batu yang bercahaya biru telah berubah menjadi warna putih yang menerangi seluruh desa, lalu lalang orang yang mulai beraktivitas juga mulai banyak terlihat.May melihat hampir semua penduduk lokal yang ada disana mempunyai kulit yang lebih pucat dengan mata yang cenderung lebih terang dibandingkan orang-orang yang hidup di atas daratan, mungkin hal ini adalah bentuk dari adaptasi karena mereka hidup di bawah tanah.Setelah selesai menyelesaikan kegiatan paginya ia memutuskan untuk membaca sambil menunggu Lefron kembali dari urusannya. Tak butuh waktu lama untuk Lefron kembali.“kau habis dari mana?” tanya May. Lefron yang melihat May telah rapih menjawab “melihat Pierce”.“ada apa dengan Pierce?” tanya May. “tidak apa-apa, dia hanya salah memakan sesuatu, jadi perutnya sakit” jelas Lefron.“lalu
Tidak seperti desa yang May lihat sebelumnya, cahaya kuning yang bersinar sangat terang, langit-langit gua berada sangat jauh dari lantai, hingga untuk sesaat May lupa bahwa mereka masih ada di dalam perut bumi.Kota Linos sangat besar terdiri dari beberapa undakan, tetapi hal yang paling mencolok adalah sebuah bangunan seperti istana kecil yang melayang di tengah kota, darinya berbagai cahaya menyilaukan memancarkan sinar, May dapat melihat jajaran batu berharga yang harganya sangat tak masuk akal diluar sana menjadi hiasan di jendela, pintu dan atap, bertebaran seperti tidak memiliki nilai.Di depan bangunan tersebut terdapat sebuah air mancur yang terbuat dari batu kristal, May berpikir itu mungkin adalah sebuah bongkahan berlian paling besar yang pernah ia lihat secara langsung maupun dalam buku teks.“WAW!” May sangat terkesima dengan pemandangan yang ada di depannya. Jalan-jalan yang ada adalah jalan yang terbuat dari batu marmer hitam, sangat elegan. Hampir semua orang yang May
Perasaan sesak dan pusing menyerang May ketika ia memasuki lingkaran sihir itu, tetapi kakinya terus melangkah maju karena tarikan dari Lefron. transportasi menggunakan gerbang sihir merupakan sebuah perjalanan yang bisa dibilang sedikit berbahaya, May pernah membaca sebuah artikel bahwa ada beberapa orang yang tidak sanggup untuk melakukan teleportasi sihir, mereka yang memiliki hal ini akan mengalami kehilangan sebagian ataupun seluruh dirinya.Beberapa dilaporkan kehilangan ingatan, organ tubuh dan bahkan ada orang yang tidak pernah keluar dari lingkaran sihir. Selain itu memakai gerbang sihir juga menyedot energi yang besar dari para penggunanya. Meski begitu dengan harga yang tinggi mayoritas orang akan tetap menggunakan gerbang sihir untuk bepergian jika mereka memiliki cukup uang.May merasa sudah berjalan sangat lama, hingga akhirnya Lefron menghentikan langkahnya, May sadar kalau ia sedang berdiri disebuah ruangan yang berbeda.Perasaan tidak nyaman yang dirasakan secara bera
May melihat keseliling dan menemukan sebuah pintu menuju kamar mandi, sama seperti kamarnya, kamar mandinya juga dihiasi dengan warna merah muda. Kamar mandinya sangat luas mungkin ukurannya sama dengan kamarnya dulu.Puas melihat keadaan sekitarnya, May memutuskan untuk mandi dahulu sebelum ia tidur. Beruntungnya ia karena kamar mandinya dilengkapi dengan akses air panas. Setelah selesai berendam dan kulitnya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus yang dimasak oleh Penny ia akhirnya pergi tidur dikasur yang paling empuk yang pernah ia tiduri.“ah... empuknyaaa” kata May berbicara sendiri. “akan bagus jika aku bisa tidur disini setiap hari” katanya tertawa, tapi ia kemudian berpikir bahwa harga kasur itu mungkin sangat mahal. Sudahlah lupakan, dia harus fokus untuk bisa masuk ke akademi sehingga nanti ia bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi dan bisa menikmati makanan dan rumah yang nyaman. Selagi terus memikirkan masa depannya kelak, May tertidur pulas hingga keesokan
Tidak terasa tiga hari sudah terlewati semenjak May datang ke rumah Lefron, besok adalah waktu May untuk mendaftar di akademi. Tetapi sampai sore hari Lefron msih belum terlihat batang hidungnya.Hari-hari itu May lalui tanpa pergi keluar dari kediaman tersebut, selain jam makan, My banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan, terkadang ia membantu Adam menyiapkan makan mereka, tetapi seringnya Adam mengusirnya dari dapur.Dari Adam May mengetahui bahwa kedua orang tua Lefron telah bercerai, Ayahnya pergi menghabiskan waktunya hanya untuk pekerjaan, sedangkan ibunya sudah menikah lagi dan telah dikarunia anak sehingga Lefron sedari kecil telah hidup bersama Adam, mereka hidup berdua di kastil itu hingga saat Lefron pergi ke Akademi ia membelikan Adam sebuah rumah di alun-alun kota sehingga Adam tidak harus tinggal ditempat itu sendirian.Adam telah kehilangan istrinya sejak lama tanpa memiliki keturunan, ia memutuskan untuk tidak menikah lagi sehingga ia sudah menganggap bahwa Lefron
Tenda biru itu terlihat kecil dan sederhana dari luar, tetapi ketika May masuk dia menyadari bahwa tenda itu menggunakan sihir karena luasnya mungkin sama dengan sebuah lapangan. Di dalamnya terbagi beberapa bagian.Pertama May diarahkan oleh orang dengan rambut kuncir dua untuk mendatangi meja pendaftaran, disana ada seorang perempuan muda dengan kacamata dan rambut ikal.“Nama dan usia” katanya tanpa mengalihkan pandangannya pada sebuah papan.“May, 16” jawab May. Lalu orang itu memberikan sebuah kotak berisi jarum dan sebuah plat kecil yang terbuat dari kaca.“silahkan teteskan darahmu pada plat itu, apa kau perlu bantuan?” tanya perempuan tersebut akhirnya mendongkak untuk melihat kearah May.“Ya, Terimakasih” kata May sambil memberikan tangannya, lalu dengan lugas perempuan tersebut menempelkan jari May pada jarum dan meneteskan darahnya, karena terjadi begitu cepat May tidak bisa meresapi rasa sakit dari sengatan di jarinya. Setelah itu May diberikan sebuah bola kristal dan dipe
Tiga hari kemudian akhirnya hari pengumuman tiba, kali ini May hanya ditemani oleh Adam dan mereka tidak berangkat pagi-pagi buta seperti sebelumnya. Pagi itu Adam menyiapkan sup jamur dan roti isi telur serta segelas susu coklat yang selalu tersedia disetiap jam makannya. Pada awalnya May merasa ada yang salah dengan perlakuan ini, karena disetiap menu makan ketika orang-orang lain mendapatkan secangkir kopi, teh atau jus, dia akan selalu mendapatkan segelas susu jika memungkinkan.Tetapi lama kelamaan perasaan tidak nyaman tersebut hilang karena May sama sekali tidak suka rasa pahit dari kopi begitu juga Levi yang mengikuti May kemanapun, jadi May dan hamsternya berbagi makanan dan minuman bersama.Meski begitu sebenarnya Adam selal menyiapkan semangkuk kecil biji-bijian untuk Levi, tapi hamster yang rakus itu akan tetap mencoba makanan yang ada di piiring May meskipun sudah menghabiskann jatah makannya.Saat May dan Adam akhirnya keluar dari rumah Lefron matahari sudah hampir diata
Saat May sampai ditoko Adam, ia melihat tanda di pintu toko masih bertuliskan “TUTUP” jadi ia memutar sedikit menuju ke pintu samping yang tidak di kunci. May menemukan Adam sedang duduk membaca di meja makan menuggunya, ketika Adam menyadari kehadiran May, ia melihat ekspresi May lebih dahulu untuk memastikan tidak ada raut sedih ataupun kekecewaan di wajahnya sebelum menanyakan hasilnya.“aku Lulus” kata May tersenyum, Adam dengan senyuman yang khasnya kemudian memberikan May selamat dan memberikan sebuah kantung berwarna hijau kepadanya.“tuan muda menyuruhku memberikan ini pada nona jika nona berhasil lulus ujian pertama” katanya. May menerima kantung tersebut, tetapi ia tidak langsung membuka untuk melihat isinya karena Adam memberika sebuah kotak hadiah yang lain.“dan ini adalah hadiah yang saya siapkan, saya harap anda mau menerimanya” May menerimanya dengan mata yang berkaca- kaca. “terima kasi