Ketika mengutarakan ide dan mendiskusikannya, semua hal terasa mudah untuk dilakukan.Tapi, pada kenyatannya menjaga pikiran untuk tetap tenang dan positif adalah hal yang cukup sulit, di tambah lagi, mereka terjebak di tepat yang cukup kecil dan tidak bisa melakukan banyak hal dengan bebas.Pada malam hari ketika semua sudah bersiap untuk tidur, May mengeluarkan Levi dan bermain di dalam kantong tidurnya.Pada awalnya May tidak mengijinkan Levi untuk berkeliaran, karena takut suhu yang dingin akan membuatnya sakit, May hanya mengeluarkan Levi jika ia sudah berada dalam kantung tidurnya yang besar dan hangat.“Levi, kenapa aku merasa kau semakin gemuk?”“cicit!”“hmmm.. lihatlah perutmu mempunyai banyak lipatan” May terkekeh sambil menyentuh perut hamster itu dengan jari telunjuknya.“CICIT cicit cit” Levi yang mengerti apa yang dikatakan oleh May merasa tersinggung, lalu dengan cepat ia berlari keluar dari dalam kantong tidur May bahkan sebelum senyuman lebar yang ada diwajah May men
Suasana damai yang ada di rumah itu mulai terganggu setelah May merayakan hari ulang tahunnya yang ke lima belas dengan bertambahnya frekuensi orang –orang yang berasal dari dunia sebrang datang ke tempat mereka bertambah. Selain itu, banyak sekali hewan sihir yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka menjadi gusar.Rumah kecil itu terletak di jantung hutan dan berada pada zona aman, dimana tidak ada hewan baik sihir maupun tidak yang buas berani untuk mendatangi tempat itu.Tetapi May banyak sekali menemukan satu atau dua binatang yang cukup berbahaya hampir menerobos pagar pelindung zona aman paling luar, tempat dimana May biasa bermain.Sejak saat itu pula gurunya sibuk melakukan banyak hal. Dan May yang dianggap tidak berguna olehnya hanya bisa melihatnya dan membantu dengan urusan – urusan kecil lainnya.Hingga suatu malam saat May sudah terlelap, gurunya tiba – tiba memasuki kamarnya, ia memberikan sebuah ramuan untuk diminum
“May! Akhirnya kau sadar” Joe yang datang bersama denagn Oliv dan yang lainnya untuk menjengung May berkata dengan sangat dramatis sebelum Sarah memukulnya untuk membuatnya diam.“bagaimana keadaanmu?” tanya Oliv.“aku baik...”“kau tau betapa khawatirnya kami saat tiba – tiba kau terjatuh. Lalu semuanya menjadi kacau ketika tiba – tiba kita semua berpindah tempat. Untung saja tidak ada yang tertinggal”“bagaimana dengan turnamennya?” May bertanya. Saat ia bersama Lefron, yang aada di kepalanya adalah bagaimana ingatannya yang hilang telah kembali. Meskipun Lefron tidak memperlihatkan suatu reaksi yang berlebihan , May tau bahwa dia merasa senang karena ibunya masih hidup dengan baik.May dan Lefron setuju bahwa memasuki hutan terdalam di hutan terlarang adalah sesuatu yang mungkin, hanya saja mereka harus mencari cara yang tepat untuk pergi kesana.“oh... !! berka
"LIRA!" May berlari ke arah Lira yang sudah menunggu mereka kedatangan di tempat gerbang sihir ibu kota."May" Lira juga berlari kearahnya. Mereka berdua berpelukan sambil tertawa kegirangan."aku dengar kau berhasil menjadi juara satu yaa" "hehe, ku beri tahu ini semua karena Levi" May berbisik pada Lira."Levi?" dan seakan mendengar suara Lira, hamster kecil dan gembul itu menyembulkan wajahnya dan bercicit pada Lira.Lira tertawa dan mengusap kepala Levi dengan lembut. "kudengar kau melakukan sesuatu yang hebat, ini untukmu" Lira mengeluarkan sebuah camilan untuk Levi.Setelah mendapatkan camilan yang ia inginkan, Levi dengan sangat cepat kembali masuk ke kantong May."Bagaimana kabarmu? apa kau merindukanku?" tanya May pada Lira."hmm... kau tau para profesor memberikan banyak sekali tugas, jika aku tau akan begini seharusnya aku ikut denganmu saja" Lira lalu mencurahkan kesehariannya yang menurut Lira sang
"Hai Felix, bagaimana kabarmu?" May bertanya."aku baik, kenapa kau baru datang lagi?" Felix bertanya dengan wajah cemberut yang lucu."Maaf, kemarin aku mengikuti turnamen di Letivia" "turnamen?" Felix kemudian menyipitkan matanya sambil mengusap - usap dagunya seperti para orang tua yang sedang berpikir. "oh, aku ingat" katanya, wajah cemberutnya kemudian berubah menjadi seperti semula."mn, aku membawakanmu oleh - oleh, apa kau mau?" May bertanya.Seakan - akan tersambar petir, Mata Felix yang bulat membelalak. lalu dengan cepat ia loncat dari atas rak buku dan berlari mendekati May "kau membawakan sesuatu untuk ku?" matanya yang menatap May sangat berbinar, berbeda sekali seperti saat pertama kali mereka bertemu."ayo" kata May, ia membawa Felix menuju ruang makan di sebelah ruang kerja Felix. Kemudian dia mengeluarkan beberapa barang yang ia beli di Letivia.May mengeluarkan beberapa buku novel karangan p
Pagi itu sangat cerah, ketika May akhirnya selesai mandi dan berdandan, Lira mengajaknya makan di kantin sambil menunggu tokonya di buka."omong - omong apa kau kenal seseoarang bernama Edrich Diadora?" May bertanya pada Lira saat mereka sedang berjalan menuju gerbang akademi."Edrich?" Lira tampak kebingungan."aku tidak pernah mendengar nama itu, tapi Diadora adalah nama belakang keluarga kerajaan yang saat ini menduduki tahta" Lira melanjutkan."kenapa kau tiba - tiba bertanya tentang itu? siapa dia?" "seseorang yang seharusnya mengenalku" kata May menjawab dengan ambigu."apakah mungkin nama Diadora dipakai oleh orang lain selain dari keluarga kerajaan?" Tanya May lagi.Lira menggeleng. "bukankah ada larangan untuk menggunakan nama keluarga kerajaan?""hmm... kau benar - benar tidak tahu?" May tidak menyerah."kebetulan sekali, hari ini kakak yang akan menemani kita berbelanja, mungkin kau bisa ber
"baiklah" kata May kemudian mengikuti lelaki tua itu. Mereka berjalan menjauhi keramaian, melewati lorong - lorong sepi. Hanya ada beberapa penjaga di beberapa tempat yang sedang bertugas.May kemudian melihat sebuah bangunan besar yang terbuat dari kaca yang terpisah dari bangunan istana tempat mereka mengadakan jamuan penhhargaannya."Tuan, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" kata May yang berjalan di belakang pria dengan tempramen yang sangat serius."tentu saja, saya akan mencoba membantu nona sebisa saya" katanya dengan sopan."apakah Tuan sudah lama bekerja di istana?"Setelah berpikir sebentar, lelaki tua yang sudah beruban bernama Albert itu kemudian menjawab pertanyaan May."ya, aku sudah bekerja di Istana bahkan saat raja yang sekarang masih belia" jawabnya."mn, kalau begitu. Apakah kau mengenal seseorang yang bernama Edrich Diadora?" kata May mencoba bertanya dengan santai."tidak, dari mana nona
May terdiam cukup lama setelah mendengar cerita panjang dari Leo.Setelah menimbang – nimbang, May memutuskan untuk memberitahu mereka apa yang sebenarnya terjadi sehingga mereka bisa mengambil langkah yang tepat untukterhindar dari bahaya.“kalau begitu, sepertinyaaku harus memutuskan hubungan pertemanan kita” May memulai.“apa?” Lira kaget dengan yang dikatakan May secara tiba – tiba.“dengar, apakah kau percaya aku adalah anak dari Anna Odinburg dan Edrich Diadora?” kata May menatap Lira.Lira dan Leo menatap May tidak percaya.“yah aku tidak thu pasti, tapi kemungkinan itu memiliki probabilitas yang nilainya lebih dari sembilan puluh persen” kata May lagi. Lalu ia menceritakan secara garis besar mengenai ingatannya yang hilang.“tapi May, kau tidak harus sampai memutuskan tali pertemanan kita. Bukankah kau dan Lefron Mandala telah mendaftarkan perjanjian pernikahan