Share

Bab 8a

Author: ERIA YURIKA
last update Last Updated: 2023-01-04 17:12:17

“Ya, wajarlah istri ikut suami. Kamunya aja yang terlalu banget sama istrimu. Di mana-mana juga gitu. Orang-orang teteh mau juga pada ikut suaminya.”

“Ya memang wajar, tapi dia juga masih punya orang tua. Mau sampai kapan coba Ibu nahan dia buat silaturahmi ke sana. Sama-sama punya ank perempuan, harusnya ibu juga bisa ngerti. Tiap lebaran aja ibu suka sedih kalau Teh Dewi enggak pulang ke sini. Kenapa sikap ibu malah sebaliknya sama Yasmin? Lagian kita juga cuma pergi buat sementara, enggak selamanya.”

“Ya sudah sana kalau mau pergi! Manjakan terus saja istrimu itu.”

“Memangnya salah kalau suami mengantar istrinya pulang ke rumah orang tuanya, Bu?” ucapku yang sudah tako tahan lagi. 

Entah kenapa, semakin dibiarkan wanita ini terus saja menginjak-injak harga diriku.

“Ya, kalau istrinya bener sih enggak apa-apa?”

“Emang selama ini aku kurang bener apa? Hanya aku enggak punya anak ibu selalu saja menyudutkanku.”

“Lah, di mana-mana nikah ya harus punya anak. Emangnya kalian kalau udah tua mau ngandelin siapa kalau bukan anak cucu.”

“Sudahlah Kang, mending aku pulang sendiri. Akang di sini saja sama ibu.”

Aku yang terlanjur emosi. Mendadak menarik paksa koper yang saat itu dalam genggaman suamiku. Lantas mulai memasukkannya ke bagasi.

Aku tak peduli lagi bagaimana reaksi suamiku. Apakah di akan tetap ikut denganku atau bertahan di sini. Aku sudah sangat muak dengan semua drama yang dibuat ibu mertuaku. Ia bahkan masih saja membanggakan anak perempuannya yang hanya bisa menyalahkanku setiap kali terjadi apa-apa dengan ibu.

Yang kerjaannya hanya bisa mengirim uang ratusan ribu rupiah dengan harapan bisa membantu biaya pengobatan ibu. Padahal, apalah arti uang yang tak seberapa itu, jika yang dibutuhkan adalah kehadirannya. Di saat sakit, bahkan ibu akan bertambah cerewet. 

Seolah penyakitnya datang dariku. Sudah tahu punya asam urat dan darah tinggi. Ia masih saja makan sembarangan, terkadang jika ada perkumpulan orang lain makan bakso ia pun ikut juga. Lantas, besoknya langsung mengeluhkan pusing kepala dan lain-lain.

Kau tahu apa yang dia katakan selanjutanya. Ia bilang ke semua orang kalau akulah penyebab utama sakitnya kambuh. Padahal, ia yang cari penyakit sendiri.

Tok tok!

tepat saat aku sudah ada di dalam mobil dan hendak pergi sendiri. Kang Dadan justru mengetuk kaca jendela dari arah luar.

“Buka!” pintanya.

“Apa lagi? Udahlah Akang disiniin aja, lagian haram hukumnya suami manjain istri.”

Astaghfirrullahaladzim, kalau kamu pergi Akang juga pergilah. Bukain pintunya!” pintanya lagi.

“Kalau kamu enggak bukain pintunya ya sudah Akang berdiri di depan!”

Dan benar saja pria itu malah nekat berdiri di depan.

Dari arah dalam. Ibu bahkan berteriak.

“Kamu ini gila ya, suamimu mau ditabrak?” ucap Ibu.

Anak dan ibu sama saja, kenapa sama-sama menyebalkan. Saat itu aku jengkel bukan main, jadi dari pada berlarut-larut aku memilih untuk keluar.

“Dadan sama Yasmin mau pergi, kita pamit dulu!”

“Ya sudah tinggal pergi aja!”

Setelah acara pamitan yang begitu dramatis. Akhirnya kami bisa meninggalkan rumah yang seperti neraka itu.

Di perjalanan, sudah sepuluh menit berlalu. Namun, aku masih memilih untuk menutup rapat-rapat mulutku. Bukan apa-apa hanya saja kesabaranku benar-benar dikuras habis. 

“Salat magrib dulu ya, Sayang!”

“Terserah,” ucapku.

“Udah dong jangan marah terus, ‘kan kita mau ke Bali.”

“Palingan sebentar lagi juga ibu telepon kata suruh pulang, kalau enggak sakit kepala ya bilangnya enggak bisa jalan. Asam uratnya kambuh.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Bunda Widi
padahal cerita di awal bagus.... ayooo Thor segera di edit
goodnovel comment avatar
evie kasmini
ganti baca yg lain aja ,bikin bingung ngabisin koin tp kacau
goodnovel comment avatar
evie kasmini
cerita alur, dan tokohnya berubah bikin binging dan inilah cerita Terburuk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 57

    Tak pernah terbayangkan aku akan sesakit ini mendengar kabar pernikahan Nada dengan Ali yang disampaikan langsung oleh Arnav. Putraku tak lagi menentang hubungan mereka. Aku tidak tahu, kapan tepatnya anak it berubah pikiran. Padahal, jelas saat ia datang untuk membantu acara tahlilan ibu, aku melihatnya begitu antusias menjodohkanku kembali dengan Bundanya.Bagaimana bisa ia berubah secepat itu?Ia bahkan mengatakan padaku, jika akan jadi pengantar pengantin, kala Bundanya menikah. Bahkan, yang lebih menyakitkan adalah ia mengatakan itu semua dengan bangga.Aku yang menghidupinya selama ini. Kenapa ia malah lebih percaya pada orang lain yang justru baru ia kenal.Sejujurnya aku masih tak percaya jika Nada benar-benar menikah. Jadi, hari di mana akadnya dilangsungkan aku mendatangi hotel tersebut. Sayangnya tak sembarangan orang bisa masuk ke acara pernikahannya. Penjagaannya cukup ketat. Aku bahkan harus check in hanya untuk mendapatkan in

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 56

    “Aku mengizinkannya Al, lakukan saja!”“Terima kasih Nad. Kalau, kamu masih bingung mau pilih yang mana. Besok staff yang menjual perhiasannya akan datang ke rumahmu. Pilih saja yang kamu suka.”“Bagaimana kalau seleraku enggak sesuai sama kamu?”“Aku yakin pilihanmu pasti yang terbaik.”“Baiklah. Aku akan pilih yang termurah kalau begitu.”“Nad, yang benar saja. Aku akan meminta staff untuk enggak mencantumkan harganya.”Aku sampai dibuat terkekeh dengan kepanikan Ali. Ada apa dengannya, padahal aku hanya bercanda.“Kenapa malah ketawa? Aku serius juga.”“Uangmu pasti banyak sekali Al, sampai-sampai membuangnya dengan begitu mudah.”“Siapa juga yang sedang membuang uang, jelas-jelas aku sedang membelikanmu mahar. Apa kamu akan membuang mahar setelah akad berlangsung? Enggak mungkin ‘kan.”

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 55

    Ali hanya tersenyum saja. Namun, aku bisa melihat ekspresi kelegaan di wajah Abah dan Ilyas.Ya Allah, jika Engkau berkenan menyatukan kami dalam ikatan suci pernikahan. Maka, jadikanlah pernikahan itu sebagai jalan untuk mencapai ridho-Mu.Setelah mendapatkan jawabannya Ali memilih untuk berpamitan.“Besok Ali ke sininya habis dzuhur, ya Bah.”“Oh, baik kami tunggu kedatangan Nak Ali dan keluarga.”Ali mengangguk lagi, sesekali ia tampak melirik padaku.“Kayaknya ada yang mau ngeduluin nih!” sindir Ilyas, begitu Ali sudah meninggalkan rumah dengan kendaraan roda empatnya.“Aku sekali aja belum, Mbak udah mau dua kali aja!” ucap Ali.“Apaan sih kamu, Dek!”“Enggak boleh ngomong gitu, Yas! Memangnya ada yang mau pernikahannya gagal!” ucap Abah.Memang Ilyas ini keterlaluan. Merusak mood saja. Dia pikir enak berpisah, setelah bertahun-tahun menj

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 54

    “Kamu tahu enggak sih yang kamu bicarain ini apa? Sudahlah Nav,Bunda enggak akan nikah kok. Asalkan kamu di samping Bunda, semua itu udah lebih dari cukup kok. Lagi pula sekarang Bunda sudah punya pekerjaan yang bisa diandalkan. Jadi, seenggaknya kalau suatu hari ayahmu berhenti memberikan uang untuk biaya Pendidikan kamu, kita sudah ada penghasilan lain.”“Nav serius, enggak apa kalau sekarang juga Bunda mau nikah sama Om Ali. Nav enggak akan menghalanginya lagi. Kalian tuh saling mencintai, tetapi Nav malah terus aja mencegah kalian Bersatu. Lagi pula Nav juga kayaknya butuh teman main, kayak Yusuf.”“Nav….”“Bun, sudah cukup Bunda nahan kesedihan sendirian. Nav pengen banget lihat Bunda ketawa terus kayak tadi, mungkin aja Om Alilah jawaban doa-doa Nav selama ini. Nav ‘kan juga minta supaya Bunda bahagia, tetapi Nav malah keliru dengan mendoakan supaya rujuk sama Ayah. Padahal, yang membuat Bunda ba

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 53

    “Enggak begitu kok, Sayang.”“Sekarang Nav, ngerti bedanya Om Ali sama Ayah.”“Sayang, kalau kamu enggak suka Bunda dekat samam Om Ali, lain kali Bunda akan jaga jarak. Oke? Cuma tadi itu kebetulan mobil pick up Bunda rusak. Om Ali cuma nawarin bantuan, ya udah makanya kami tadi di jalanan. Jangan salah paham dulu!”“Nav enggak tahu, kenapa hubungan orang dewasa seribet ini?”“Enggak ribet kok, nanti kalau Nav dewasa, juga pasti ngerti.”“Nav enggak mau nikah Bun, kalau ujungnya cerai.”“Enggak ada pasangan yang mau pernikahannya gagal di tengah jalan Nak, andai saja mengembalikan kepercayaan itu mudah. Bunda pasti sudah melakukannya buat kamu?”“Memangnya apa yang bikin Bunda sampai enggak mau balikkan sama Ayah? Bukannya aku sudah jelasin semuanya.”“Bunda takut kalau suatu hari sakit dan enggak bisa ngapa-ngapain kayak kemar

  • Redupnya Kecantikan Istriku Akibat Ulah Ibuku   Bab 52

    “Jagung bakarnya datang!” ucap Zayn dengan sekantong besar di tangannya.“Zayn, aku ngantuk.”Saat itu Zayn dan Arnav yang tengah larut dalam tawa mendadak menatapku dengan aneh.“Kok ngantuk sih Bun, kita baru aja kumpul.”“Hari ini Bunda lagi kurang sehat, apa lagi besok harus kembali ke kota jadi enggak apa-apa ya, Bunda tidur duluan?”“Yah, enggak seru banget sih Bun?”Sata tu aku bisa melihat keduanya tampak kecewa. Namun, aku juga tak bisa membohongi perasaanku. Aku membenci Zayn. Meski, kini seseorang menjelaskan jika semua murni karena rasa terima kasih.Aku yang menyaksikan sendiri bagaimana ketika Zayn menatap Ochi dengan pandangan yang sama saat menatapku. Bagaimana ia bahkan tak membiarkan pria wanita itu pulang sendirian.Aku hanya tak sanggup membayangkan hari-hari selama aku tak ada di sampingya. Mungkin saja keduanya sering kali menghabiskan waktu denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status