Share

Bab 9b

“Ibu tuh cuma lagi panas, karena kamu beliin istrimu mobil. Sudahlah tebelin aja kupingmu!”

“Enggak bisalah, kasihan Yasmin. Kalau, aku diem terus masa iya aku biarin anak orang jadi bulan-bulanan ibu setiap hari.”

“Susah, udah watak mau bagaimana lagi?”

“Nanti aku minta Ismail anterin ibu ke rumah Teteh.”

“Emangnya ibu mau dianter Mail?”

“Ya, harus mau. Kalau, enggak mau sama siapa di rumah, tahu sendiri ibu penakut.”

“Terserah saja, tapi tolong kabari Teteh, kalau udah ibu udah jalan mau ke sini.”

“Oke, makasih banyak ya.”

“Hm.”

Panggilan pun dimatikan.

Kau tahu meski nada bicaranya paling ketus. Bahkan raut wajahnya yang jutek, kurasa di antara yang lainnya hanya ia iparku yang tak banyak omong. 

“Kang….”

“Kenapa kok wajahmu sedih begitu?”

“Kalau demi membelaku, Akang harus memusuhi semua keluarga. Apa lebih baik aku yang ngalah aja?”

“Apa maksud kamu ngomong begit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status