Sesuai peraturan ujian, syarat untuk lulus dengan nilai standar adalah memiliki satu bendera, sementara untuk bisa duduk di kelas perunggu, kelompok setidaknya harus memiliki dua bendera, dan untuk bisa duduk di kelas emas, kelompok harus memiliki setidaknya lima bendera. Ada 75 Bendera yang tersebar, dan ada lebih dari 200 kelompok di Alam ilusi. Semua adalah jenius terbaik di kota asal mereka, dan pasti akan berusaha untuk mendapatkan lebih banyak bendera dan mengamankan posisi mereka di kelas Emas. Di Dalam Alam IlusiAngin pegunungan bertiup lembut, namun di tengah medan ujian ini, setiap embusan terasa membawa aroma darah dan kematian. Hutan lebat, tebing curam, dan jurang dalam bertebaran di segala penjuru. Alam ilusi tampak tenang di permukaan, namun di balik itu, perang tak terlihat antar para jenius terus berlangsung.Kelompok Qin Yun bergerak cepat menembus hutan, langkah mereka ringan dan teratur. Di bawah arahan Qin Yun, formasi mereka terlihat rapi, menunjukkan koordina
Di Dalam Alam IlusiLing Fan berlutut, wajahnya pucat pasi, napasnya memburu, dan tangannya gemetar hebat. Pedang safirnya yang biasanya bersinar penuh kebanggaan kini tertancap di tanah, tak lagi berkilau, seperti kehilangan jiwa.Selama beberapa detik, tak seorang pun berani bersuara. Hanya terdengar hembusan angin, dedaunan yang berguguran, dan suara napas tersengal para murid yang masih mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.“Ling… Ling Fan kalah…” bisik salah satu murid Kota Hua dengan suara bergetar.Bisikan itu seperti petir yang mengguncang dada para jenius Kota Hua. Mata mereka melebar, napas tercekat, tubuh mereka menegang. Mereka tidak pernah membayangkan, jenius nomor satu Kota Hua, orang yang mereka yakini tak terkalahkan, bisa dijatuhkan hanya dengan satu tebasan.Ling Fan mendongak perlahan, menatap Qin Yun yang berdiri tenang dengan pedang berkaratnya, seolah tak pernah mengeluarkan tenaga sedikit pun. Rahangnya mengeras, matanya penuh kebencian dan rasa tidak te
Ling Fan menghela napas dalam, lalu menutup matanya sebentar. Ketika ia membukanya kembali, cahaya biru tajam terpancar dari pupilnya. Aura pedangnya berubah total — tajam, dingin, dan penuh tekanan mematikan.Melihat ini, para jenius Kota Hua yang sedang bertarung melawan Mu Qinyue, Fan Lingshan, Chen Han Sheng, dan Qin Yan, langsung menghentikan serangan mereka dan mundur beberapa langkah. Bahkan para murid Kota Zheng yang masih setengah sadar di tanah mendongak dengan wajah pucat pasi.“Itu… Teknik Pedang Naga Surgawi!” seru salah satu jenius Kota Hua dengan mata berbinar.“Teknik kelas Hitam-Tinggi! Bahkan di Kota Hua hanya Ling Fan yang menguasainya!”“Selesai sudah… Qin Yun tidak mungkin bisa bertahan!”"Qin Yun ini benar-benar memaksa Tuan Muda Ling Fan menggunakan teknik terkuatnya, bahkan jika Qin Yun kalah, tidak akan ada orang yang berani meremehkannya." Sorak-sorai penuh keyakinan terdengar dari para murid Kota Hua. Sementara para murid Kota Zheng hanya bisa menatap koson
Di luar batu roh, semua tetua Akademi luar terlihat menatap layar proyeksi yang tercipta dari formasi. Layar itu memperlihatkan situasi yang terjadi di dalam alam ilusi. "Pemuda dari wilayah barat laut itu cukup tangguh, bahkan bisa mengalahkan Liu Yuan dan lima Jenius dari kota Zheng dengan mudah." "Ya, dan dari apa yang terlihat. Dia sepertinya masih sangat muda tapi sudah mencapai Alam Xiantian level Menengah." "Jangan lupa, Liu Yuan adalah praktisi Alam Xiantian level akhir, tapi dia masih kalah melawan pemuda ini. Dia jelas seorang jenius." "Tapi sekarang dia berhadapan dengan Ling Fan, jenius nomor satu dari kota Hua. Aku penasaran, apakah dia akan berhasil." Suara-suara diskusi terdengar di antara para tetua saat mereka menatap layar proyeksi yang memperlihatkan pertarungan antara kelompok Qin Yun dan Ling Fan. Di antara para tetua itu, Tetua Han dan Tetua Mo berdiri berdampingan, namun ekspresi keduanya tampak jauh berbeda. Tetua Mo memiliki ekspresi muram sementar
Semua hanya butuh tujuh napas.Lima jenius Kota Zheng terkapar di tanah, beberapa memuntahkan darah, beberapa pingsan, dan sisanya hanya bisa gemetar tak berdaya.Qin Yun berdiri di tengah, napasnya tenang, bahkan tidak ada setetes keringat pun di dahinya.Murid-murid dari Kota Hua menatapnya dengan wajah pucat pasi. Beberapa menggigil tanpa sadar, menelan ludah keras-keras.“Dia… melawan lima orang… tanpa teknik… dan tanpa pedang… dan menang?” bisik seorang murid dengan suara bergetar.Ling Fan yang berdiri agak jauh memandang Qin Yun dengan tatapan serius untuk pertama kalinya. Mata tajamnya berkilat samar. Meskipun dengan kekuatannya, dia yakin bisa mengalahkan lima orang dalam pertarungan. Tapi dia tidak akan bisa melakukan seperti yang di lakukan Qin Yun. Untuk melakukan seperti yang di lakukan Qin Yun, seseorang harus memiliki persepsi spiritual yang kuat dan kesadaran tempur yang tinggi, dan yang paling utama. Kultivasi harus jauh di atas kelima orang. Tapi dari yang terlihat,
Ucapan itu, sederhana namun menusuk, membuat wajah Liu Yuan memerah karena campuran malu dan marah. Aura qi-nya kembali bergejolak, seolah siap melancarkan serangan kedua, tetapi kali ini, rasa takut samar mulai muncul di matanya.melirik para anggota kelompoknya dari Kota Zheng dan berkata dengan suara rendah namun tegas,“Apa yang kalian tunggu, serang dia!”Kelima jenius Kota Zheng saling menatap lalu segera bergerak. Aura mereka meledak bersamaan, menyapu debu di sekitar. Masing-masing memiliki kekuatan Xiantian tahap menengah, dan jelas mereka bukanlah orang-orang biasa. Tanah bergetar hebat di bawah pijakan mereka, retakan kecil terbentuk di setiap langkah yang mereka ambil.Qin Yun hanya menatap mereka sebentar… lalu menghela napas pelan.Tanpa bicara, dia menurunkan pedang berkaratnya dan menaruhnya ke samping.Melihat itu, banyak murid yang terkejut.“Apa dia… gila?! Melawan lima orang sekaligus tanpa pedang?” gumam seorang murid Kota Hua dengan wajah pucat.“Dia meremehkan m