Beranda / Romansa / Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin / Saksi bisu pengkhianatan Prasetya

Share

Saksi bisu pengkhianatan Prasetya

Penulis: Liya Mardina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-02 11:08:55

Setelah menerima kotak bekal dari pelayan, Lara gegas berangkat ke perusahaan menggunakan taksi online langganannya.

Selang satu jam perjalanan, akhirnya taksi berhenti di halaman perusahaan.

Lara gegas turun dan berlari memasuki gedung, setelah menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah pada pengemudi taksi.

"Selamat pagi, Nyonya," sapa beberapa security yang berjaga di depan pintu perusahaan.

Lara mengangguk sekilas seraya tersenyum ramah, sembari terus berjalan melewati mereka.

Tentunya, sapaan ramah dari para pekerja merupakan hal yang tak pernah Lara rasakan sebelumnya selama bekerja di perusahaan tersebut. Secara tidak sadar, hal positif itu membuatnya semakin bersemangat di pagi hari.

Setelah keluar dari dalam elevator yang ia naiki, Lara berjalan cepat ke arah ruangan dengan pintu kaca.

"Selamat pagi, Pak Abian," sapa Lara seraya mengangguk sejenak setelah melewati pintu.

"Hmm." Namun Abian hanya bergeming sebagai jawaban. Mata lelaki itu tetap fokus pada layar laptopnya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Pemburu hantu

    "Dulu sikapnya begitu angkuh, lalu mendadak jadi baik hati dan lembut. Jika memang berubah dan berusaha menjadi lebih baik juga tidak akan sedrastis itu," ujar Abian, penuh nada curiga. Alisnya berkerut rapat, tatapan matanya tajam namun dibayang-bayangi kegelisahan yang tak mampu ia sembunyikan."Ya, Pak. Sikap Nyonya memang jauh berbeda dari sebelumnya. Saya sebenarnya sudah menyadari hal itu sejak lama, tapi takut untuk mengatakannya." Wajah Kris tampak serius, matanya menunduk namun bibirnya tetap bergetar seolah menahan keraguan. "Awalnya saya berusaha berpikir positif, jika sikap angkuh Nyonya hanyalah desas-desus semata," lanjutnya lirih."Tidak, itu bukan hanya desas-desus semata. Aku mengenalnya sejak kecil." Nada suara Abian mengeras, pandangannya menerawang jauh seakan menembus ruang dan waktu. "Belakangan ini dia lebih ceria, dan dalam senyuman itu, aku seperti melihat orang lain." Ia mendongak, menatap kosong ke langit-langit, lalu bibirnya bergetar pelan, "Senyumnya terl

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Perubahan sikap Lea Faranisa

    “Kenapa aku bilang akan mengganti bonus bulanannya? Oh… mulutku….” batin Lara. Kedua tangannya refleks menepuk bibirnya sendiri, seolah ingin menghapus kalimat yang barusan terucap. Wajahnya seketika menegang, menyesali kebodohan yang baru ia lakukan.Namun, di hadapannya, raut wajah Kris berubah sumringah. Senyum tulus merekah, menyinari wajahnya yang tadinya muram. “Terima kasih, Nyonya. Bulan depan adik saya harus bayar biaya semester di luar negeri. Saya sempat khawatir saat Pak Abian bilang akan memotong seluruh bonus bulanan saya.” Suaranya terdengar penuh kelegaan, seakan beban besar baru saja terangkat dari pundaknya. Semangatnya pun kembali menyala, terlihat jelas dari sorot matanya yang berbinar.Ucapan itu membuat Lara terdiam. Dadanya terasa sesak, seolah ditindih perasaan bersalah. Ia tidak sanggup menarik kembali kata-katanya. 'Kris sudah banyak membantuku. Karena aku juga, dia tertimpa masalah seperti ini. Jika kali ini aku menjilat ludahku sendiri, artinya aku bukan ma

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Kehidupan baru?

    Lara semakin penasaran. Kedua alisnya terangkat tinggi, tatapannya tajam menuntut jawaban. Ada kerutan halus di dahinya yang menandakan rasa ingin tahu bercampur kegelisahan.“Ini… tanda kehidupan baru,” jawab ibu itu, suaranya bergetar samar, seolah kalimat itu bukan sekadar ucapan biasa. Tatapannya terarah penuh pada Lara, dengan sorot mata yang jelas menampakkan keterkejutan.Lara menatap balik, kebingungan. Ia tidak sepenuhnya mengerti. Kedua alisnya kini berkerut rapat, bibirnya sedikit terbuka, seakan hendak bertanya lebih jauh namun tertahan oleh rasa ragu.Tiba-tiba, suara seorang pria memecah keheningan. “Nyonya.” Suara itu terdengar dari kejauhan, tegas namun penuh kehati-hatian.Serentak, Lara dan wanita itu menoleh bersamaan. Dari balik tembok rumah sakit, muncullah sosok Kris. Tubuhnya tegap, wajahnya menyembul sedikit ke luar dengan kepala mengintip. Pandangannya penuh keanehan ketika tertuju pada Lara.Kris mendapati Lara duduk seorang diri di bangku putih panjang yang

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Sepuluh hari

    Lara menundukkan kepala, matanya sayu. Sorot sendu itu memantulkan kepedihan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bibirnya bergerak pelan, seolah takut suaranya terdengar oleh siapa pun.“Banyak hal yang ingin aku tanyakan tentang kesempatan hidupku yang sekarang. Tapi aku pun tidak tahu harus bertanya pada siapa. Sungguh malang nasibku,” gumamnya lirih, seakan berbicara hanya kepada bayangannya sendiri.Raut wajahnya mengeras sejenak, lalu melembut ketika ingatannya menyeret kembali sosok seorang kakek yang pernah ia temui di dalam bus. Kenangan itu begitu jelas—kakek itu duduk di bangku belakang, memandang keluar jendela dengan mata yang separuh tertutup, lalu menoleh padanya sambil menutup satu matanya dengan telapak tangan."Jika ingin melihat orang yang bernasib sama sepertimu, lakukan ini," begitu katanya, suaranya serak namun penuh misteri.Lara menarik napas dalam, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tanpa sebab berdegup cepat. Ia merapatkan duduknya, memperbaiki pos

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Sepuluh kelopak

    Lara meremas erat selimut yang menutupi kakinya. Amarah di dadanya menggelora, menghanguskan sisa-sisa kesabaran. ‘Aku benar-benar tidak mengerti apa isi otak pria ini. Sebelumnya aku sudah menjelaskan dengan sangat jelas, tapi masih saja menyebut Mas Prasetya sebagai selingkuhanku…’ batinnya penuh kekesalan.Kris, setelah mempertimbangkan sesuatu dalam pikirannya, akhirnya melangkah mendekat. “Nyonya, saya akan pergi mendampingi Pak Abian menghadiri rapat perusahaan. Dokter bilang tubuh Anda masih terlalu lemah. Saya akan menjemput Anda setelah rapat selesai,” ucapnya dengan nada hormat, membungkukkan badan sedikit sebelum berbalik pergi, mengikuti Abian yang sudah lebih dulu menghilang di balik pintu.Lara tidak menjawab. Ia hanya duduk diam, hatinya berkecamuk. Ada kebingungan, ada kemarahan, ada kekecewaan yang bercampur jadi satu. Perubahan sikap Abian yang tiba-tiba kembali dingin padanya menusuk seperti es di tengah musim panas. Ia marah karena Abian begitu tertutup soal masala

  • Reinkarnasi Menjadi Istri Presdir Dingin   Batas kesabaran

    “Abian!” teriak Lara dengan nada panik. Tubuhnya terlonjak bangun, duduk di atas ranjang rumah sakit dengan napas terengah.‘Mimpi?’ batinnya lega. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan degup jantungnya yang memburu. Tarikan napasnya panjang dan berat, lalu ia embuskan perlahan. Namun, ketika kelopak matanya kembali terbuka, pandangannya langsung tertuju pada sosok pria yang hanya menatapnya datar — pria yang baru saja ia panggil dalam mimpi itu.Lara mengedarkan pandangan ke sekeliling. Seorang pria berjas putih berdiri di dekat ranjangnya, menatapnya dengan raut heran. Di sisi lain, Kris — dengan perban membalut kepalanya — memandangnya penuh kepanikan.Tiba-tiba, rasa nyeri menusuk hebat di kepalanya. “Akh…” keluhnya lirih. Tangannya terangkat memegangi kepala yang telah dililit perban. Tubuhnya goyah, membuat seorang perawat segera membantunya kembali berbaring.Kris, yang melihat istri atasannya sudah sadar, tergesa mendekat. “Nyonya, syukurlah Anda sudah sadar. Pak Abi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status