Share

10. Hangat

"Assalamu'alaikum, Neng? Kenapa beberapa hari ini nggak menelepon, Ibu? Kamu baik-baik kan disana?"

"Wa'alaikumsalam, Bu, maaf, Dewi beberapa hari ini sibuk, sampai belum sempat hubungi keluarga, Dewi baik-baik kok disini, Bu."

"Syukurlah kalau begitu. Pagi-pagi udah hujan aja ini, Neng,"

"Ya sama, Bu, disini juga hujan lebat, padahal Dewi belum berangkat ke tempat kerja," Dewi menatap keluar jendela kamar. Hujan belum juga menunjukan tanda-tanda akan mereda.

"Lagi siap-siap mau berangkat kerja ya, Neng? Neng sudah sarapan?"

Pertanyaan itu membuat Dewi teringat dengan rasa lapar yang berusaha dia abaikan. Tangan kirinya mengelus perut. Sama sekali tidak ada yang bisa dia makan pagi ini, hanya ada air minum.

"Sudah kok, Bu," katanya kemudian.

"Ya sudah, Neng. Hati-hati di jalan ya? Ibu berdo'a, semoga segala urusan kamu dimudahkan sama Tuhan."

"Aamiin ... Dewi kerja dulu ya, Bu," Dewi menutup sambungan telepon.

Percakapan singkat, namun cukup menghangatkan hati gadis itu. Terlebih pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status