Share

Pemfitnah

“Hardi?”

Si pemilik nama refleks menoleh, lantas bergegas bangkit dan mencium takzim punggung tangan sang mertua.

“Bapak, sehat?” tanya Hardian kemudian.

“Sehat. Duduk!” titahnya.

Hening sesaat merajai. Jujur, Hardian bingung harus memulai percakapan dari mana.

“Ada apa?” tanya lelaki tua itu datar dan terkesan menghindari basa-basi.

“Saya mau pinjam uang, Pak,” ucap Hardian seraya menunduk.

Lagi-lagi hening.

“Untuk apa?” tanyanya memastikan.

“Untuk modal jualan, Pak.”

“Untuk modal aja kamu sampai gak punya tabungan, Har.”

Kepala Hardian terangkat, ia memberanikan diri menatap ayah mertuanya.

“Ada, Pak. Tapi ... Airin bilang itu tabungan untuk lahiran nanti.”

“Lahiran?”

Hardian mengangguk. Ah, ia sampai lupa kalau ayah mertuanya itu belum tahu soal kehamilan Airin.

“Airin hamil?” tanyanya terdengar antusias.

“Alhamdulillah, Pak.” Hardian mengulas senyum. Me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status