Share

Bab 3

Gelap!   

Dunia terasa gelap bagi Claudia, saat harga dirinya hancur oleh perbuatan bejat pengawal perempuan sadis yang menuduhnya sebagai pelakor ini.

Claudia benar-benar tidak menyangka, kalau perkenalannya dengan rekan kerjanya yang bernama Jansen berakibat dirinya disiksa oleh wanita yang mengaku sebagai kekasih Jansen.

Alasan wanita ini menyiksanya dengan sangat kejam ini juga tidak bisa diterima akal olehnya.

Kalau dia hanya berkenalan dengan Jansen saja, tidak mungkin wanita ini bersikap sangat kejam dan jijik terhadapnya, seolah-olah dia melakukan perbuatan yang nista dan sama sekali tidak termaafkan di dunia dan akhirat.

"Tuhan ... kenapa kamu limpahkan nasibku yang buruk ini! Aku ingin mati saja!" teriaknya.

Tubuh Claudia terasa remuk dan sakit di mana-mana akibat tindakan kasar yang dilakukan oleh pengawal wanita sadis ini.

Mereka hanya menganggapnya sebagai sampah yang harus dihukum seberat-beratnya, padahal dia sendiri juga tidak mengetahui perbuatannya sebagai pelakor, seperti yang dituduhkan komplotan penyiksanya ini.

Bagian keintimannya juga terasa perih dan sakit. Bahkan bisa saja rusak dan menderita infeksi.

Bagian dalam rahimnya juga terasa sakit akibat pemaksaan dan tindakan kasar yang dilakukan komplotan pengawal wanita sadis ini kepadanya.

"Tuhan ... jangan hukum diriku terus menerus! Hukum juga wanita jahat itu ya Tuhan ... terutama komplotan pengawal yang telah merusak kesucianku dan kehormatanku sebagai wanita. Aku pasrah dengan semua keinginanMu,  tapi aku belum mau mati sekarang! Tolong bebaskan diriku dari siksaan ini!"

Tiada hentinya Claudia berdoa dan berharap ada keajaiban yang bisa membebaskannya secepat mungkin.

Claudia juga khawatir dirinya bisa hamil akibat perbuatan bejat pengawal perempuan sadis ini yang menumpahkan seluruh cairan mereka di dalam tubuhnya.

Rasa haus terus dirasakannya.

Bahkan mereka tidak meninggalkan makanan dan minuman sedikitpun untuknya bertahan hidup.

Seakan dia dibiarkan mati di dalam gedung setengah jadi dan kosong ini.

Rasa sakit, lapar, dan haus mulai membuat dirinya merasakan ingin tidur panjang saja selamanya

Belum bisa membuka matanya dan pandangannya yang masih gelap juga, akhirnya membuat Claudia tidak sadarkan diri kembali.

*****

Rasa dingin yang menusuk dan rasa sakit di tubuhnya membuat Claudia tersadar kembali.

Perutnya masih terasa kosong dan lapar, tapi rasa haus yang tidak bisa ditahannya.

Kepalanya mulai berkunang-kunang dan gemetaran karena kelaparan dan kehausan, ditambah dinginya angin malam yang terus bertiup ke arah tubuhnya.

"Ternyata hari sudah malam ... pantas rasanya dingin sekali."

Brrr ...

Claudia menggigil kedinginan terkena udara malam yang seakan hendak mengerogoti seluruh tubuhnya yang merasakan sakit yang sangat parah ini.

Tubuh Claudia yang polos tanpa pakaian sama sekali membuat rasa dingin makin menusuk ke seluruh tulangnya.

"Apa aku harus mati malam ini ya Tuhan!" gumamnya dalam hati. "Kenapa mereka tega sekali membiarkanku dalam keadaan begini!"

Claudia mulai merasakan ikatan di tangannya agak longgar.

Kesempatan buat dirinya untuk melarikan diri dengan mencoba membuka ikatan di tangannya ini.

Mereka tidak mungkin datang lagi malam ini, jadi dia banyak kesempatan untuk merencanakan pelarian dirinya.

"Mungkin kedua laki-laki bejat itu sedang terburu-buru sehingga ikatannya di kursi ini tidak begitu kuat!" pikir Claudia.

Glek!

Claudia menelan ludahnya sendiri untuk meredakan kekeringan yang melanda tenggorokannya yang perih dan sakit sekali.

Pertolongan yang diharapkannya tidak kunjung datang kepadanya.

Hanya ada dirinya yang tersiksa lahir dan batin.

"Wanita sadis itu pasti kembali lagi besok pagi untuk menyiksaku lagi! Aku harus membebaskan diriku sekarang juga! Aku tidak mau mati di sini tanpa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi! Kenapa wanita sadis yang merupakan kekasih Jansen ini begitu dendam dan benci kepadaku. Apa yang telah kulakukan sebenarnya ya Tuhan ... aku tidak ingat sama sekali!"

Claudia benar-benar dibuat bingung dengan semua kejadian sadis yang dialaminya, yang masih menjadi misteri baginya.

"Apa aku hilang ingatan, sehingga tidak mengingat sama sekali kalau aku telah melakukan perbuatan yang telah menyakiti hati wanita sadis itu?"

Claudia mulai merasakan tangannya bisa membuka simpul tali yang mengikatnya, karena simpul tali agak kendor.

Tap ... Tap ... Tap ...

Terdengar langkah kaki yang menuju ke arahnya, membuat Clauda menghentikan untuk sementara usahanya membuka simpul tali yang mengikatnya.

Suara langkah kaki ini makin kencang terdengar menuju ke arah dirinya.

"Tidak mungkin wanita sadis ini datang di tengah malam buta begini, hanya untuk menyiksanya."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pengelana Sakti
wanita sadis!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status