"Masih hidup rupanya kamu, gadis cantik!"
Terdengar suara yang paling menakutkan baginya. Suara laki-laki bejat yang telah menodainya.Laki-laki ini langsung mendekati Claudia dan meremas bagian pribadi Claudia di bagian atas dan memainkan dengan mulutnya, membuat Claudia meringis kesakitan."Layani diriku sekarang, perempuan jalang! Aku akan memberimu minuman kalau kamu melayaniku dengan keinginanmu sendiri!" seru laki-laki ini sambil membuka kain yang mengikat mulut Claudia."Aku tidak sudi melayanimu, laki-laki brengsek!' seru Claudia dengan sisa tenaganya.Plaaak!Tamparan keras mendarat di wajahnya membuat bibirnya agak berdarah."Aku ingin kamu melayaniku! Aku tidak terima penolakan, apalagi dari pelakor yang sudah biasa melakukannya! Aku tidak ingin memasuki dirimu yang dingin bagai benda mati saja!" ujar laki-laki ini tanpa perasaan."Sini!" panggil Claudia kepada laki-laki ini.Laki-laki bejat ini terlihat senang dipanggil oleh Claudia."Sudah mau menyerah rupanya!' katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia.Cuuuiiih!Claudia menyemburkan darah segar dari dalam mulutnya ke wajah laki-laki bejat ini yang membuat laki-laki ini marah besar."Perempuan jalang! Kamu seharusnya bersyukur, aku mau menolongmu dengan memberimu minuman agar tidak mati kehausan, tapi balasanmu seperti ini!""Bangsat! Salah apa aku sama kalian! Kenal saja tidak!" seru Claudia yang dihinggapi kemarahan yang besar."Kamu itu Pelakor! Kalau Pelakor itu tidak pantas dihargai!" kata laki-laki ini sambil menjambak keras rambut Claudia."Siapa yang Pelakor? Aku tidak merasa menjadi Pelakor!" seru Claudia."Mana ada sih Pelakor mengaku! Aku beri kesempatan terakhir untuk melayaniku! Kalau kamu tidak mau, aku akan pergi meninggalkan dirimu dalam kematian. Kamu tidak akan bertahan sampai besok pagi tanpa makanan dan minuman!" ujar laki-laki bejat ini.Claudia akhirnya memutuskan untuk membuang semua kebenciannya terlebih dahulu. Hanya laki-laki bejat ini yang bisa membuatnya tetap hidup hari ini."Aku harus membalaskan dendamku ini! Tapi aku tidak bisa melakukannya kalau aku sampai mati!" pikir Claudia."Bagaimana gadis cantik? Kamu mau menuruti keinginanku sekarang?" tanya laki-laki bejat ini sambil menjambak rambut Claudia.Tidak punya pilihan lain, Claudia mengangukan kepalanya."Bagus! Kalau begini dari tadi, kamu tidak perlu tersiksa gadis manis!' ujar laki-laki bejat ini yang langsung menanggalkan seluruh pakaiannya.Laki-laki ini berdiri tepat di wajah Claudia."Ayo lakukan! Aku ingin melihat kesungguhan hatimu dahulu!" kata laki-laki ini dengan tegas.Claudia merasa jijik dan ingin muntah, tapi ditahannya semua demi kebebasan yang akan dia dapatkan nanti, apabila sekarang dia menuruti perintah laki-laki ini."Bagus ... ternyata kamu hebat juga ya Pelakor! Pantas kekasih Nona tertarik kepadamu! Pelayananmu ternyata nomor satu!" ujar laki-laki ini sambil sesekali mengerang merasakan sensasi yang luar biasa yang diberikan oleh Claudia.Rasa jijik, malu, dan muak membuat Claudia ingin muntah. tapi semua masih ditahannya dan tetap melayani laki-laki bejat ini."Tahu begini, tadi aku ajak si Walter! Pasti dia juga ingin merasakan keahlianmu ini!" ujar laki-laki bejat ini.Hueek!Claudia akhirnya merasa mual dan muntah-muntah saat laki-laki bejat ini selesai dengan keinginannya."Ini, minum!" kata laki-laki bejat ini sambil menuangkan air di dalam botol air mineral ke dalam mulut Claudia.Glek ... Glek ... Glek ...Claudia yang kehausan dan dehidrasi langsung menghabiskan seluruh air mineral ini tanpa sisa."Hahaha ... bagus! Aku akan membuka ikatanmu di kursi dan mengikat kedua tanganmu di belakang tubuhmu. Kalau kamu melawan, aku akan membunuhmu! Paham!" teriak laki-laki ini.Claudia hanya mengangukan kepalanya."Sekarang, jongkok menghadap ke depan!' perintah laki-laki ini.Claudia tidak kuasa menolak saat laki-laki bejat ini memasuki tubuhnya dari belakang.Apabila dia melawan, maka kematian yang akan datang kepadanya."Aku tidak boleh mati!"Begitu terus tekad yang disemangatinya pada dirinya yang sudah merasa kotor dan terhina ini.Claudia terus menerus disuruh mengubah posisinya. Tiap kali mengubah posisi, tiap kali pula laki-laki bejat ini memasuki tubuhnya dengan kasar yang membuat rasa sakit pada tubuhnya makin parah.Setelah puas bermain-main dengan Claudia, laki-laki bejat ini kembali mengikatnya lagi di atas kursi besi."Ini makan dahulu! Upah karena telah menjadi gadis yang penurut!" kata laki-laki ini menyodorkan roti ke mulut Claudia yang memakannya dengan lahap.Hahaha ...Laki-laki ini tertawa, seakan menemukan kejadian yang lucu baginya."Buka mulutnya!' kata laki-laki ini yang kemudian menuangkan air dari botol ke dalam mulut Claudia.Mulut Claudia kembali disumpal kain, agar dia tidak bisa berteriak minta tolong.Hahaha ...."Rugi besar Walter tidak ikut menikmati tubuh mulusmu ini, Pelakor!" seru laki-laki ini."Albert dan Walter, dua nama sudah dikantonginya. Hanya nama laki-laki bejat di hadapannya yang belum diketahui beserta nama wanita sadis yang menyiksanya."Laki-laki bejat ini tanpa rasa kasihan tetap membiarkan tubuh Claudia dalam kondisi tidak berpakaian sama sekali, dan meninggalkannya sendiri di tengah bangunan kosong yang terlupakan.Claudia tadi sempat mengambil potongan kaca tajam yang ditemukannya di lantai bangunan kosong ini.Tadinya dia berniat menyerang laki-laki bejat ini dengan potongan kaca ini, tapi diurungkannya niatnya karena resiko gagal jauh lebih besar. Kalau sampai dia gagal, maka laki-laki ini akan membunuhnya.Claudia memilih menggunakan potongan kaca ini untuk memutuskan tali yang telah mengikatnya.Dia harus lolos dari bangunan kosong malam ini, karena kalau tidak, siksaan yang lebih kejam akan dialaminya dari wanita sadis yang menyebut dirinya sebagai Pelakor ini.Malam makin larut, meniggalkan kegelapan di bangunan kosong yang terlupakan ini.Udara malam sangat tidak bersahabat bagi siapapun, terutama oleh wanita yang berada di bangunan kosong ini dalam keadaan telanjang, tanpa ada pakaian ataupun penutup badan yang bisa melindunginya dari dinginnya angin malam.Tubuh wanita ini terikat pada sebuah kursi besi yang kaki kursinya dibor di lantai beton gedung kosong yang sudah terbengkalai ini.Wanita ini tampak terkulai tidak sadarkan diri di tengah angin malam yang bertiup memasuki gedung yang dindingnya baru setengah jadi ini.Brrr ...! Tubuh Claudia menggigil begitu udara malam yang dingin bertiup ke arah tubuhnya yang polos tanpa pakaian sama sekali.Wanita ini langsung tersadar dari pingsannya karena derita yang tidak kuat ditanggungnya ini akibat siksaan wanita kejam yang mengunjunginya sebelumnya, juga perlakuan ketiga pengawal wanita ini yang telah menghancurkan hidupnya."Dasar laki-laki brengsek! Akan kubunuh mereka semua kalau aku be
Claudia makin bertambah semangat untuk memotong tali pengikat kakinya juga, agar bisa lepas seluruhnya dari ikatan di kursi besi ini.Tapi, semangat Claudia tidak bisa diimbangi oleh kelelahan yang dirasakannya.Claudia langsung tidak sadarkan diri lagi saat berhasil membuka tali pengikat tangannya."Apa aku sudah mati? Syukurlah, aku sudah terbebas dari siksaan dan derita yang kualami!"Tubuh telanjang Claudia terkulai lemas kembali dengan posisi kepalanya menunduk, terduduk di atas kursi besi ini.Sebagian tubuhnya sudah membiru akibat hipothermia dan rasa dingin yang melandanya terus-terusan ini.Terpaan angin hujan membuat Claudia tersadar dari pingsannya dan mulai membuka matanya yang berat.Mata yang masih sembab dan bengkak sangat menyulitkan dirinya untuk membuka matanya."Semoga aku sudah tidak berada lagi di gedung yang terkutuk ini!" pikirnya.Harapan Claudia tinggal harapan saja.Saat matanya mulai bisa membuka kembali, ternyata dia masih berada di kursi besi dengan kaki t
"Kenalin ... namaku Jansen!" ujar General Manager baru di kantor tempatku bekerja."Claudia," ujarku.Jansen memang tampan di usianya yang kelihatan masih muda.Mungkin seumuran denganku, tapi bisa juga beberapa tahun di atasku.Siapapun bisa suka dengan Jansen, tapi tidak dengan diriku.Tujuanku hanyalah kerja keras agar bisa menanjak karirku di kantor.Pertemuan dengan Jansen juga biasa-biasa saja antara atasan dan bawahan.Tidak ada yang istimewa yanag akan mengarah ke hubungan yang tidak pantas.Perkenalan singkat yang setahuku juga tidak berlanjut kemana-mana.Jadi aku heran kalau wanita kejam ini menyebutku Pelakor.*****DUUAARR ....Suara guntur yang keras mirip ledakan menyadarkan Claudia dari pingsannya."Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri? Kenapa aku sulit sekali menggerakkan badanku ini?" pikir Claudia.Claudia mencoba melihat ke arah luar.Hari masih gelap, berarti masih dini hari."Beruntung aku tidak pingsan lama, dan dibantu bangun oleh suara guntur yang sangat
"Aku kagum dengan hasil kerjamu! Jarang sekali yang bisa berprestasi hebat seperti dirimu, Claudia!" ujar Jansen kepadaku."Terima kasih, Pak! Tapi bapak tidak mungkin memanggilku kemari hanya untuk memuji hasil kerjaku saja kan?" tanyaku tanpa banyak basa basi dengannya."Benar sekali katamu! Kantor pusat akan mengirimkan seseorang untuk memberi semangat dan sedikit pelatihan ke cabang kantor ini yang baru buka di Manchester. Aku ingin kamu yang ke sana! Tapi jangan khawatir, aku akan menemanimu ke sana!" ujar Jansen."Kenapa tidak pilih karyawan laki-laki saja, Pak?" tanyaku.'Karyawan laki-laki tidak ada yang prestasinya sehebat dirimu, jadi kamu yang aku pilih! Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Jansen kepadaku."Aku masih banyak kerjaan di kantor pusat ini. Aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin, agar bisa mengambil cuti untuk liburan panjang," ujarku."Aku akan memberikan cuti langsung kepadamu tanpa melalui prosedur kantor, apabila kamu mau menemaniku ke Manchest
Hujan turun dengan derasnya di sekitar gedung kosong ini, tapi pencarian yang dilakukan oleh tiga pengawal wanita sadis ini tidak berhenti.Mereka terus menyisir sekeliling gedung kosong untuk memastikan keberadaan Claudia."Sialan pelakor itu! Kemana dia pergi? Bikin susah saja!" seru Gilbert penuh kemarahan karena dipaksa wanita sadis itu untuk tetap melakukan pencarian di tengah hujan deras."Jangan mengeluh, Gilbert! Kalau kamu tahan sedikit saja nafsumu itu, tentu pelakor itu tidak akan lolos!" ejek Walter penuh kekesalan."Aku tidak mengeluh! Hanya saja Nona terlalu sadis, membiarkan kita kehujanan mencari pelakor itu, sementara dia diam saja di dalam mobilnya!" ujar Gilbert."Apa yang kamu lakukan, Gilbert?" tanya Albert yang penasaran."Aku tidak melakukan apa-apa!" elak Gilbert."Jangan sampai pelakor ini lolos! Dia tahu semua nama-nama kita!" ujar Albert."Bukannya kemarin kamu yang bela pelakor ini, Albert?" ejek Gilbert."Hei! Kalian! Cepat cari pelakor itu! Jangan hanya k
"Kalian sudah menemukan pelakor itu belum ? Lama banget kerjanya! Bahaya kalau sampai dia lolos!" seru wanita sadis ini dari balik kaca mobil.Wanita sadis bernama Christine ini rupanya tidak akan melepaskan Claudia begitu saja, seperti dugaan Claudia."Tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis ini, Nona Christine!" sahut Walter."Kamu cari mati ya! Sudah berulang kali aku tekankan, jangan pernah menyebutkan namaku di depan umum seperti ini!" seru Christine penuh kemarahan."Maafin aku, Nona! Tidak akan terulang kembali!" sahut Walter dengan nada suara yang ketakutan."Cepat cari pelakor ini! Aku tidak mau tahu! Kalau kalian gagal menemukannya, akan aku hukum kalian!" ancam Christine."Baik, Nona!' seru Gilbert yang menjadi pemimpin dari tiga pengawal Christine ini."Aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini! Cepat temukan dia sebelum aku meninggalkan gedung ini!""Kalian dengar kata Nona! Cepat cari pelakor brengsek itu!" perintah Gilbert kepada dua rekannya serta beberapa pengawal lainn
Claudia merasakan tubuhnya digotong oleh seseorang, tapi matanya tidak kuasa untuk hanya sekedar melihat siapa yang membawa tubuhnya ni."Mampuslah aku! Pasti orang-orang suruhan wanita sadis itu yang telah menemukanku! Akhirnya hidupku akan berakhir di tangan wanita kejam itu! Aku tidak terima!" jeritnya dalam hati.Tubuhnya terus dibawa menjauh dari bangunan kosong dan menjauh juga dari rumput ilalang yang banyak terdapat di sekitar bangunan kosong ini."Kenapa aku malahan menjauh dari bangunan kosong ini? Bukannya wanita sadis itu berada di dalam gedung kosong?" pikir Claudia."Gadis ini akan kita apakan?" Terdengar olehnya suara salah satu pria yang menggotongnya ini."Kita serahkan saja ke Master Wu! Biar Master yang menentukan nasib gadis ini!" ujar pria yang satu lagi."Kenapa gadis secantik ini bisa telanjang dan terluka parah di tengah rumput ilalang ya?" tanya pria yang memegang kedua tangannya, yang bernama Steven."Aku rasa gadis ini dibuang setelah disiksa dengan parah!"
Claudia yang digotong terus menerus oleh kedua orang ini mulai merasakan pusing di kepalanya.Rasa lapar dan haus yang dialaminya membuat sekujur tubuhnya lemas tidak bisa bergerak sama sekali.Gadis ini mulai bisa membuka matanya yang bengkak dan sembab, tapi dia belumbisa menggerakkan mulutnya untuk meminta pertolonga kedua orang yang dianggapnya telah menolongnya dari cengkraman wanita kejam."Hei! Lihat ... gadis ini sudah sadar!" teriak Thomas yang kebetulan melihat mata Cklaudia yang terbuka."Ayo kita turunkan di sini!" kata Steven yang menurunkan tubuh Claudia di atas rerumputan ."Kamu sudah sadar?' tanya Thomas.Claudia hanya bisa terdiam, bahkan mengangukan kepala saja dia tidak bisa.Tubuhnya seakan sudah mati rasa dan dia tidak bisa merasakan tubuhnya sama sekali."Hei ... kalau ditanya jawab! Jangan diam saja!" seru Steven penuh kemarahan.Claudia berusaha untuk hanya sekedar mengangukan kepala tapi dia benar-benar tidak bisa merasakan tubuhnya yang tampaknya sudah mati