Share

Bab 4

"Masih hidup rupanya kamu, gadis cantik!"

Terdengar suara yang paling menakutkan baginya. Suara laki-laki bejat yang telah menodainya.

Laki-laki ini langsung mendekati Claudia dan meremas bagian pribadi Claudia di bagian atas dan memainkan dengan mulutnya, membuat Claudia meringis kesakitan.

"Layani diriku sekarang, perempuan jalang! Aku akan memberimu minuman kalau kamu melayaniku dengan keinginanmu sendiri!" seru laki-laki ini sambil membuka kain yang mengikat mulut Claudia.

"Aku tidak sudi melayanimu, laki-laki brengsek!' seru Claudia dengan sisa tenaganya.

Plaaak!

Tamparan keras mendarat di wajahnya membuat bibirnya agak berdarah.

"Aku ingin kamu melayaniku! Aku tidak terima penolakan, apalagi dari pelakor yang sudah biasa melakukannya! Aku tidak ingin memasuki dirimu yang dingin bagai benda mati saja!" ujar laki-laki ini tanpa perasaan.

"Sini!" panggil Claudia kepada laki-laki ini.

Laki-laki bejat ini terlihat senang dipanggil oleh Claudia.

"Sudah mau menyerah rupanya!' katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia.

Cuuuiiih!

Claudia menyemburkan darah segar dari dalam mulutnya ke wajah laki-laki bejat ini yang membuat laki-laki ini marah besar.

"Perempuan jalang! Kamu seharusnya bersyukur, aku mau menolongmu dengan memberimu minuman agar tidak mati kehausan, tapi balasanmu seperti ini!"

"Bangsat! Salah apa aku sama kalian! Kenal saja tidak!" seru Claudia yang dihinggapi kemarahan yang besar.

"Kamu itu Pelakor! Kalau Pelakor itu tidak pantas dihargai!" kata laki-laki ini sambil menjambak keras rambut Claudia.

"Siapa yang Pelakor? Aku tidak merasa menjadi Pelakor!" seru Claudia.

"Mana ada sih Pelakor mengaku! Aku beri kesempatan terakhir untuk melayaniku! Kalau kamu tidak mau, aku akan pergi meninggalkan dirimu dalam kematian. Kamu tidak akan bertahan sampai besok pagi tanpa makanan dan minuman!" ujar laki-laki bejat ini.

Claudia akhirnya memutuskan untuk membuang semua kebenciannya terlebih dahulu. Hanya laki-laki bejat ini yang bisa membuatnya tetap hidup hari ini.

"Aku harus membalaskan dendamku ini! Tapi aku tidak bisa melakukannya kalau aku sampai mati!" pikir Claudia.

"Bagaimana gadis cantik? Kamu mau menuruti keinginanku sekarang?" tanya laki-laki bejat ini sambil menjambak rambut Claudia.

Tidak punya pilihan lain, Claudia mengangukan kepalanya.

"Bagus! Kalau begini dari tadi, kamu tidak perlu tersiksa gadis manis!' ujar laki-laki bejat ini yang langsung menanggalkan seluruh pakaiannya.

Laki-laki ini berdiri tepat di wajah Claudia.

"Ayo lakukan! Aku ingin melihat kesungguhan hatimu dahulu!" kata laki-laki ini dengan tegas.

Claudia merasa jijik dan ingin muntah, tapi ditahannya semua demi kebebasan yang akan dia dapatkan nanti, apabila sekarang dia menuruti perintah laki-laki ini.

"Bagus ... ternyata kamu hebat juga ya Pelakor! Pantas kekasih Nona tertarik kepadamu! Pelayananmu ternyata nomor satu!" ujar laki-laki ini sambil sesekali mengerang merasakan sensasi yang luar biasa yang diberikan oleh Claudia.

Rasa jijik, malu, dan muak membuat Claudia ingin muntah. tapi semua masih ditahannya dan tetap melayani laki-laki bejat ini.

"Tahu begini, tadi aku ajak si Walter! Pasti dia juga ingin merasakan keahlianmu ini!" ujar laki-laki bejat ini.

Hueek!

Claudia akhirnya merasa mual dan muntah-muntah saat laki-laki bejat ini selesai dengan keinginannya.

"Ini, minum!" kata laki-laki bejat ini sambil menuangkan air di dalam botol air mineral ke dalam mulut Claudia.

Glek ... Glek ... Glek ...

Claudia yang kehausan dan dehidrasi langsung menghabiskan seluruh air mineral ini tanpa sisa.

"Hahaha ... bagus! Aku akan membuka ikatanmu di kursi dan mengikat kedua tanganmu di belakang tubuhmu. Kalau kamu melawan, aku akan membunuhmu! Paham!" teriak laki-laki ini.

Claudia hanya mengangukan kepalanya.

"Sekarang, jongkok menghadap ke depan!' perintah laki-laki ini.

Claudia tidak kuasa menolak saat laki-laki bejat ini memasuki tubuhnya dari belakang.

Apabila dia melawan, maka kematian yang akan datang kepadanya.

"Aku tidak boleh mati!"

Begitu terus tekad yang disemangatinya pada dirinya yang sudah merasa kotor dan terhina ini.

Claudia terus menerus disuruh mengubah posisinya. Tiap kali mengubah posisi, tiap kali pula laki-laki bejat ini memasuki tubuhnya dengan kasar yang membuat rasa sakit pada tubuhnya makin parah.

Setelah puas bermain-main dengan Claudia, laki-laki bejat ini kembali mengikatnya lagi di atas kursi besi.

"Ini makan dahulu! Upah karena telah menjadi gadis yang penurut!" kata laki-laki ini menyodorkan roti ke mulut Claudia yang memakannya dengan lahap.

Hahaha ...

Laki-laki ini tertawa, seakan menemukan kejadian yang lucu baginya.

"Buka mulutnya!' kata laki-laki ini yang kemudian menuangkan air dari botol ke dalam mulut Claudia.

Mulut Claudia kembali disumpal kain, agar dia tidak bisa berteriak minta tolong.

Hahaha ....

"Rugi besar Walter tidak ikut menikmati tubuh mulusmu ini, Pelakor!" seru laki-laki ini.

"Albert dan Walter, dua nama sudah dikantonginya. Hanya nama laki-laki bejat di hadapannya yang belum diketahui beserta nama wanita sadis yang menyiksanya."

Laki-laki bejat ini tanpa rasa kasihan tetap membiarkan tubuh Claudia dalam kondisi tidak berpakaian sama sekali, dan meninggalkannya sendiri di tengah bangunan kosong yang terlupakan.

Claudia tadi sempat mengambil potongan kaca tajam yang ditemukannya di lantai bangunan kosong ini.

Tadinya dia berniat menyerang laki-laki bejat ini dengan potongan kaca ini, tapi diurungkannya niatnya karena resiko gagal jauh lebih besar. Kalau sampai dia gagal, maka laki-laki ini akan membunuhnya.

Claudia memilih menggunakan potongan kaca ini untuk memutuskan tali yang telah mengikatnya.

Dia harus lolos dari bangunan kosong malam ini, karena kalau tidak, siksaan yang lebih kejam akan dialaminya dari wanita sadis yang menyebut dirinya sebagai Pelakor ini.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Zhu Phi
Gila banget
goodnovel comment avatar
Pengelana Sakti
pria sadis!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status