Claudia makin bertambah semangat untuk memotong tali pengikat kakinya juga, agar bisa lepas seluruhnya dari ikatan di kursi besi ini.
Tapi, semangat Claudia tidak bisa diimbangi oleh kelelahan yang dirasakannya.Claudia langsung tidak sadarkan diri lagi saat berhasil membuka tali pengikat tangannya."Apa aku sudah mati? Syukurlah, aku sudah terbebas dari siksaan dan derita yang kualami!"Tubuh telanjang Claudia terkulai lemas kembali dengan posisi kepalanya menunduk, terduduk di atas kursi besi ini.Sebagian tubuhnya sudah membiru akibat hipothermia dan rasa dingin yang melandanya terus-terusan ini.Terpaan angin hujan membuat Claudia tersadar dari pingsannya dan mulai membuka matanya yang berat.Mata yang masih sembab dan bengkak sangat menyulitkan dirinya untuk membuka matanya.
"Semoga aku sudah tidak berada lagi di gedung yang terkutuk ini!" pikirnya.Harapan Claudia tinggal harapan saja.Saat matanya mulai bisa membuka kembali, ternyata dia masih berada di kursi besi dengan kaki terikat kencang."Aku belum mati? Ajaib sekali!" gumam Claudia pelan. "Harus egera putusin tali di kaki!"Tangannya masih mengenggam potongan kaca yang penuh darah tangannya, yang sudah mengering."Aku sudah membuang-buang waktu! Sebentar lagi mulai terang! Aku harus segera membebaskan kakiku ini!' tegas Claudia dalam hatinya.Tangan Claudia yang sudah sakit dan perih tetap dipaksakannya untuk menggesek tali di kakinya.Rasa lelah sudah tidak dihiraukannya lagi.Tujuannya hanya satu.Membalaskan dendamnya atas semua perlakuan yang tidak manusiawi dan kejam ini terhadapnya.Semangat Claudia akhirnya membawakan hasil juga.Tali di kakinya berhasil dilepaskan, yang membuatnya bisa segera meninggalkan bangunan kosong ini.Tapi yang tidak disadari oleh Claudia adalah tubuh dan kakinya begitu lemah untuk melangkah.Buuuk ...Claudia terjatuh saat berusaha berjalan dan bangkit dari kursi besi ini.Kakinya yang lemah tidak sanggup menopang tubuhnya yang menyebabkan dirinya langsung ambruk ke atas lantai.Benturan yang cukup keras membuat rasa sakit di kepalanya bertambah kencang.Rasanya kepala Claudia ingin meledak saja saking sakit yang tidak tahan lagi dirasakannya."Ya Tuhan ... kuatkan hambamu ini! Jangan sampai makhluk-makhluk laknat itu berhasil membunuhku dengan kejam!"Claudia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana untuk tetap bertahan hidup.Berjalan saja dia tidak bisa karena tubuhnya yang lemah yang menyebabkan kakinya tidak berfungsi dengan baik.Gadis ini terus merayap dengan perlahan mengandalkan sisa tenaga yang dia miliki.Mata Claudia mulai kabur lagi karena rasa sakit yang terus mendera kepalanya serta seluruh tubuhnya.Seluruh tubuhnya lecet-lecet dan berdarah tergesek oleh lantai beton yang kasar dari bangunan yang tidak selesai pembangunannya ini.Hanya merangkak dan merayap di lantai yang bisa dilakukan Claudia saat ini untuk segera meninggalkan gedung ini, sebelum wanita sadis itu kembali lagi untuk menyiksa dirinya.Merupakan suatu keajaiban dirinya masih bisa hidup sampai sekarang, mengingat siksaan kejam yang telah dialaminya."Sebentar lagi sampai di tangga, Claudia! Ayo ... semangat!"Tiada hentinya Claudia menyemangati dirinya, karena dia sadar ... kalau dia tidak berhasil keluar saat ini juga, tidak ada kesempatan lagi baginya untuk lolos dari maut.Perlahan-lahan dituruninya tangga gedung yang sangat kasar lantainya ini dengan menggeser tubuh telanjangnya.Kakinya masih belum bisa berfungsi, sehingga hanya badannyalah yang bisa digunakan Claudia untuk bergerak menuruni tangga.Nasib sial baginya, tubuhnyapun tidak sanggup untuk menahannya turun dari tangga beton ini.Tubuh Claudia terguliung jatuh dari tangga beton yang membuat sekujur badanya terhantam pinggiran anak tangga beton yang masih tajam yang langsung mengiris seluruh kulit tubuhnya."Tamatlah riwayatku kali ini!" pikirnya, saat tubuh Claudia mulai berguling dengan kencangnya menghantam setiap anak tangga yang ada yang sangat tajam pinggirannya.Claudia hanya bisa refleks melindungi kepalanya dari benturan dengan kedua tangannya.Benturan demi benturan yang keras dirasakan Claudia yang membuat dirinya tidak kuat lagi untuk tetap sadar.
Tubuh Claudia yang tanpa sehelai benangpun dengan seluruh tubuh penuh luka yang cukup parah dan membiru ini tergeletak di bawah tangga dalam kondisi tidak sadarkan diri.Bagaimana nasib Claudia selanjutnya?Apakah wanita kejam ini berhasil menemukan tubuh Claudia, dan menyiksanya kembali?"Kenalin ... namaku Jansen!" ujar General Manager baru di kantor tempatku bekerja."Claudia," ujarku.Jansen memang tampan di usianya yang kelihatan masih muda.Mungkin seumuran denganku, tapi bisa juga beberapa tahun di atasku.Siapapun bisa suka dengan Jansen, tapi tidak dengan diriku.Tujuanku hanyalah kerja keras agar bisa menanjak karirku di kantor.Pertemuan dengan Jansen juga biasa-biasa saja antara atasan dan bawahan.Tidak ada yang istimewa yanag akan mengarah ke hubungan yang tidak pantas.Perkenalan singkat yang setahuku juga tidak berlanjut kemana-mana.Jadi aku heran kalau wanita kejam ini menyebutku Pelakor.*****DUUAARR ....Suara guntur yang keras mirip ledakan menyadarkan Claudia dari pingsannya."Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri? Kenapa aku sulit sekali menggerakkan badanku ini?" pikir Claudia.Claudia mencoba melihat ke arah luar.Hari masih gelap, berarti masih dini hari."Beruntung aku tidak pingsan lama, dan dibantu bangun oleh suara guntur yang sangat
"Aku kagum dengan hasil kerjamu! Jarang sekali yang bisa berprestasi hebat seperti dirimu, Claudia!" ujar Jansen kepadaku."Terima kasih, Pak! Tapi bapak tidak mungkin memanggilku kemari hanya untuk memuji hasil kerjaku saja kan?" tanyaku tanpa banyak basa basi dengannya."Benar sekali katamu! Kantor pusat akan mengirimkan seseorang untuk memberi semangat dan sedikit pelatihan ke cabang kantor ini yang baru buka di Manchester. Aku ingin kamu yang ke sana! Tapi jangan khawatir, aku akan menemanimu ke sana!" ujar Jansen."Kenapa tidak pilih karyawan laki-laki saja, Pak?" tanyaku.'Karyawan laki-laki tidak ada yang prestasinya sehebat dirimu, jadi kamu yang aku pilih! Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Jansen kepadaku."Aku masih banyak kerjaan di kantor pusat ini. Aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin, agar bisa mengambil cuti untuk liburan panjang," ujarku."Aku akan memberikan cuti langsung kepadamu tanpa melalui prosedur kantor, apabila kamu mau menemaniku ke Manchest
Hujan turun dengan derasnya di sekitar gedung kosong ini, tapi pencarian yang dilakukan oleh tiga pengawal wanita sadis ini tidak berhenti.Mereka terus menyisir sekeliling gedung kosong untuk memastikan keberadaan Claudia."Sialan pelakor itu! Kemana dia pergi? Bikin susah saja!" seru Gilbert penuh kemarahan karena dipaksa wanita sadis itu untuk tetap melakukan pencarian di tengah hujan deras."Jangan mengeluh, Gilbert! Kalau kamu tahan sedikit saja nafsumu itu, tentu pelakor itu tidak akan lolos!" ejek Walter penuh kekesalan."Aku tidak mengeluh! Hanya saja Nona terlalu sadis, membiarkan kita kehujanan mencari pelakor itu, sementara dia diam saja di dalam mobilnya!" ujar Gilbert."Apa yang kamu lakukan, Gilbert?" tanya Albert yang penasaran."Aku tidak melakukan apa-apa!" elak Gilbert."Jangan sampai pelakor ini lolos! Dia tahu semua nama-nama kita!" ujar Albert."Bukannya kemarin kamu yang bela pelakor ini, Albert?" ejek Gilbert."Hei! Kalian! Cepat cari pelakor itu! Jangan hanya k
"Kalian sudah menemukan pelakor itu belum ? Lama banget kerjanya! Bahaya kalau sampai dia lolos!" seru wanita sadis ini dari balik kaca mobil.Wanita sadis bernama Christine ini rupanya tidak akan melepaskan Claudia begitu saja, seperti dugaan Claudia."Tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis ini, Nona Christine!" sahut Walter."Kamu cari mati ya! Sudah berulang kali aku tekankan, jangan pernah menyebutkan namaku di depan umum seperti ini!" seru Christine penuh kemarahan."Maafin aku, Nona! Tidak akan terulang kembali!" sahut Walter dengan nada suara yang ketakutan."Cepat cari pelakor ini! Aku tidak mau tahu! Kalau kalian gagal menemukannya, akan aku hukum kalian!" ancam Christine."Baik, Nona!' seru Gilbert yang menjadi pemimpin dari tiga pengawal Christine ini."Aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini! Cepat temukan dia sebelum aku meninggalkan gedung ini!""Kalian dengar kata Nona! Cepat cari pelakor brengsek itu!" perintah Gilbert kepada dua rekannya serta beberapa pengawal lainn
Claudia merasakan tubuhnya digotong oleh seseorang, tapi matanya tidak kuasa untuk hanya sekedar melihat siapa yang membawa tubuhnya ni."Mampuslah aku! Pasti orang-orang suruhan wanita sadis itu yang telah menemukanku! Akhirnya hidupku akan berakhir di tangan wanita kejam itu! Aku tidak terima!" jeritnya dalam hati.Tubuhnya terus dibawa menjauh dari bangunan kosong dan menjauh juga dari rumput ilalang yang banyak terdapat di sekitar bangunan kosong ini."Kenapa aku malahan menjauh dari bangunan kosong ini? Bukannya wanita sadis itu berada di dalam gedung kosong?" pikir Claudia."Gadis ini akan kita apakan?" Terdengar olehnya suara salah satu pria yang menggotongnya ini."Kita serahkan saja ke Master Wu! Biar Master yang menentukan nasib gadis ini!" ujar pria yang satu lagi."Kenapa gadis secantik ini bisa telanjang dan terluka parah di tengah rumput ilalang ya?" tanya pria yang memegang kedua tangannya, yang bernama Steven."Aku rasa gadis ini dibuang setelah disiksa dengan parah!"
Claudia yang digotong terus menerus oleh kedua orang ini mulai merasakan pusing di kepalanya.Rasa lapar dan haus yang dialaminya membuat sekujur tubuhnya lemas tidak bisa bergerak sama sekali.Gadis ini mulai bisa membuka matanya yang bengkak dan sembab, tapi dia belumbisa menggerakkan mulutnya untuk meminta pertolonga kedua orang yang dianggapnya telah menolongnya dari cengkraman wanita kejam."Hei! Lihat ... gadis ini sudah sadar!" teriak Thomas yang kebetulan melihat mata Cklaudia yang terbuka."Ayo kita turunkan di sini!" kata Steven yang menurunkan tubuh Claudia di atas rerumputan ."Kamu sudah sadar?' tanya Thomas.Claudia hanya bisa terdiam, bahkan mengangukan kepala saja dia tidak bisa.Tubuhnya seakan sudah mati rasa dan dia tidak bisa merasakan tubuhnya sama sekali."Hei ... kalau ditanya jawab! Jangan diam saja!" seru Steven penuh kemarahan.Claudia berusaha untuk hanya sekedar mengangukan kepala tapi dia benar-benar tidak bisa merasakan tubuhnya yang tampaknya sudah mati
BUUUKK! PLAAAK! Sebuah tendangan jarak dekat dan pukulan jarak jauh mengenai tubuh Steven yang hendak melakukan aksi bejatnya ini. Tubuh Steven langsung terpental jauh dengan luka dalam yang parah. Steven langsung muntah darah dengan tubuh telanjangnya yang tidak bisa bergerak. Tendangan dan pukulan ini juga menotok jalan darahnya yang membuatnya terdiam tanpa bisa bergerak sama sekali tapi dengan luka dalam yang sangat parah. "Master Wu, maafkan aku!" kata Thomas yang langsung bersujud di depan sosok kakek misterius yang berpakaian serba putih ini. BUUUK! Sebuah tendangan lagi dilakukan kakek misterius yang disebut Master Wu ini kepada Thomas tanpa ampun. Tapi tendangan ini hanya menyebabkan luka ringan pada Thomas. "Kalian tahu perbuatan kalian ini sangat hina dan keji! Bukannya menolong wanita yang sudah hampir sekarat ini, malahan kalian berusaha menodainya! Belum cukup penderitaan yang dirasakan wanita ini sehingga kalian harus menodainya lagi!" seru Master Wu dengan waj
Markas Master Wu lebih mirip bangunan yang terbengkalai juga, tapi berupa perumahan yang setengah jadi, sehingga bisa menjadi rumah persinggahan bagi anak-anak remaja yang tidak emmpunyai tempat tinggal.Tidak ada yang tahu asal usul Master Wu ini, yang tiba-tiba muncul dan menempati kompleks perumahan setengah jadi yang tidak dilanjutkan pembangunannya ini.Ada yang menduga kalau Master Wu ini bukan berasal dari jaman kini, melainkan dari jaman sewaktu dunia persilatan masih ada di negeri yang jauh dari kota London.Master Wu lebih mirip gelandangan daripada seorang master.Sebutan master diberikan oleh anak-anak remaja sekitar, karena hanya dengan seorang diri Master Wu berhasil mengusir anggota geng atau berandalan yang sering menganggu lingkungan mereka.Kemampuan ilmu bela diri Master Wu saat itu bahkan bisa membuatnya menghindari tembakan pistol dari anggota geng yang tidak senang diusir dari tempat mereka.Sejak saat itu, banyak anak-anak remaja yang mengikuti Master Wu, dengan