DORR!
"TUAN!!" teriak Thomas saat dia melihat Richard yang baru saja tertembak hingga ia tersungkur kebawah.
Thomas dengan cepat mengarahkan shotgunnya kearah orang yang menembak Richard, orang dengan topeng monyet, serta sepuluh penjaga yang berdiri di belakangnya.
"Aku tidak menyangka kalian akan menyerang markas kami, sungguh tindakan yang bodoh Richard," ucap Mr Monkey.
"Kau ... brengsek!" Thomas mengkongkang shotgunnya.
"Percuma kau melancarkan serangan itu, kau hanya akan membuang nyawamu," ucap Mr Monkey dengan santai.
Nafas Richard tak teratur, penglihatan dan pendengarannya kurang tajam, rasanya dia akan kehilangan kesadaran di saat seperti ini.
"Sial! Aku harus selesaikan semua hari ini." Richard memaksa dirinya untuk berdiri, dia menatap tajam Mr Monkey.
Mr Monkey terkekeh geli. "Baru kali ini aku melihat orang yang masih saja bertindak bodoh."
"Brengsek! Aku akan menghancurkan kalian semua." Richard berdiri,
DORR!!Peluru yang Richard lancarkan berhasil melumpuhkan kedua tangan Mr Monkey, kini dia tak bisa berkutik apa-apa lagi."Siapa yang menyuruh kalian untuk melakukan semua ini?" tanya Richard ketika Mr Monkey sudah terbaring lemas di bawah.Mr Monkey terkekeh. "Kamu pikir sudah menang Richard? Semua masih belum berakhir.""Apa keluarga Hernandos dibalik penyerangan dan teror semua ini?""Aku tak mengerti dengan apa yang kau katakan.""JAWAB AKU BRENGSEK! JANGAN ALIHKAN PERTANYAANKU!""Lebih baik aku mati, dari pada harus memberitahu hal ini kepadamu." Mr Monkey terkekeh.Richard meraih topeng monyet yang di pakai Mr Monkey, dan langsung melepaskannya. Mata Richard menatap wajah di depannya itu, dia tak mengenal orang yang di sebut Mr Monkey ini."Siapa yang membayarmu untuk melakukan ini?" tanya Richard sambil menodongkan senjata yang ia pegang."Jangan buang-buang nyawaku, bunuh aku saja Richard!"K
"Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard saat mengisi beberapa kardus serta koper yang baru saja ia masukan di dalam jok mobil.Kirana menggelengkan kepala dan berjalan kearah Richard sambil membawa kardus terakhir. "Gak ada lagi."Mereka berdua masuk kedalam mobil, dan melaju dengan cepat.Hari ini Kirana dan Richard akan mendiami rumah baru mereka, dari kejadian yang mereka alami, inilah kebebasan yang sesungguhnya.Kejadian yang menjadi sebuah awal pertempuran dan akhir untuk Kirana serta Richard.Mobil Richard melaju dengan cepat di jalan raya, tapi dia tiba-tiba membelok haluannya kearah yang berlawanan."Mau kemana?" tanya Kirana agak keherangan."Kamu gak lupa kan?" tanya Richard balik.Kirana langsung mengingat kemarin malam, dia mengingat jelas Richard berbicara tentang semua kejadian tadi malam.Kirana agak senang karena Richard telah terlepas dari belenggunya dan Richard juga bisa menyelesaikan ko
"Belok kiri pak," ucap Kirana kepada pak supir.Kirana sedang dalam perjalanan menuju kantor polisi, setelah kejadian di rumah beberapa menit yang lalu, ia melihat Richard di tahan oleh polisi.Tak lama beberapa jam, mobil taxi yang mengantarkan Kirana berhenti tepat di kantor pusat kepolisian."Makasih pak," ucap Kirana sambil menyondorkan uang, ia lalu bergegas keluar.Kirana menggigit bibir bawahnya, dia khawatir kalau Richard akan di tahan.BRUKK!!"Auh ..." Kirana meringis kesakitan, tubuhnya terpental jatuh kebawah ketika bertabrakan dengan seseorang."Ahh maaf, apa kau baik-baik saja?" tanya pria yang baru saja menabrak Kirana.Kirana langsung mendongakkan kepalanya keatas, tiba-tiba pria yang ada di depannya langsung kaget."Kamu ... Kirana?" tanyanya masih dengan keadaan kaget.Kirana berdiri dan langsung menyesuakan keseimbangannya, dia menatap pria yang ada di depannya itu."Siapa yah?" tan
Malam hari menunjukan pukul delapan tepat, terlihat dua orang insan tengah melakukan aktifitas mereka di rumah baru."Ini yang terakhir," ucap Kirana setelah memberikan box terakhir untuk Richard."Pekerjaan kita jadi banyak karena kamu," keluh Richard sembari membereskan barang-barang di dalam box."Inikan salah kamu, siapa suruh kamu ketangkap polisi." Kirana tak mau mengalah."Kan udah aku bilang jangan ikut aku lagi." Richard berpegang teguh pada pendiriannya."Kamu pikir aku gak khawatir.""Kamu khawatirin aku?""Iyalah."Richard tercengan, dia kaget ketika Kirana ternyata mengkhawatirkan dirinya."Aku khawatir, karena kalau kamu ketangkap siapa yang mau menyelesaikan kontrak ini." Sambung Kirana dan berhasil menjatuhkan ekspetasi Richard.Richard berdiri ketika dirinya telah menyelesaikan box terakhir itu, dia melangkahkan kakinya menuju ke atas."Gak mau di antar?" tanya Kirana.Richard member
KRINGG!!Sebuah panggilan telfon yang berdering dengan sangat kencang hingga memenuhi ruangan kamar pria yang sedang tertidur ini.Pria itu sedikit terusik, dia mengangkat tangannya dan mencari-cari ponselnya dengan keadaan mata masih tertutup."Halo," ucapnya dengan suara yang sedikit agak parau."RICHARD! KAMU GAK LUPA HARI INI KAN!" Teriakan dari balik ponsel membuat Richard menjauhkan ponselnya dari telinga."Berisik tau, kamu nelpon cuman buat teriak doang?""Astaga Richard! Kamu lupa kalau hari ini ada acara penting?"Richard langsung bangun dari tidur, matanya terbuka lebar, dia baru ingat ada acara penting hari ini."Kenapa gak bilang dari tadi," gerutu Richard, dia turun dari kasurnya, lalu pergi berjalan menuju kamar mandi.Tak sampai beberapa menit, Richard akhirnya telah selesai mandi dan juga berganti pakaian, dia menatap dirinya yang sudah terpampang rapi di kaca.Richard mengambil tas kantorny
Kirana menatap piring kotor yang begitu banyak di depannya, padahal mereka hanya berdua yang tinggal di rumah ini.Matanya menangkap semua sisa makanan tadi malam, dia bisa merasakan emosi yang sudah menyulut di kepalanya."Richard sialan, semoga di mendapat kesialan," ucapnya dan mencuci semua piring itu dengan terpaksa.Tak sempat semenit, akhirnya semua piring tercuci dengan bersih, hari ini semua pekerjaan rumah bersih tanpa ada satu pun yang menganggu Kirana.Kirana berjalan menuju sofa, dia memakan kue yang baru saja ia ambil di atas kas, tangannya mulai mengambil remote dan menyalakan televisi.Semua tubuh Kirana terhenti tiba-tiba, matanya menatap siaran yang tengah berlangsung di televisi."A--apa yang terjadi?" gumam Kirana ketika melihat Richard yang mundur perlahan-lahan dengan wajah agak pucat serta air mata yang ikut turun membasahi pipi Richard.PRANGG!!Kirana berdiri secara langsung hingga membuat toples
Di kediaman Hernandos, terlihat seseorang yang tengah mondar-mandir.Terlihat Keynest yang memutarkan kepalanya ke kiri dan ke kanan secara bergantian, dia sedang mewaspadai orang yang akan melewati tempat itu.CTAK!Keynest berhasil membobol pintu ruang kerja ayah tirinya, Justin Hernandos. Akibat pesta tadi malam, Justin dan Sandra tengah tertidur pulas dalam keadaan mabuk, dia berhasil mengambil kesempatan emas, lalu mencuri kunci ruang kerja Justin."Kakak?" sahut sebuah suara dan berhasil menganggetkan Keynest yang hendak masuk ke kamar.Mata Keynest menatap seseorang yang tengah berdiri depannya. "Kenneth? Sedang apa kamu disini?""Seharusnya aku yang tanya kepada kakak, kenapa kakak masuk ke ruang kerja ayah?""Syutt ... bicaranya pelan-pelan saja." Keynest menarik tangan kenneth untuk mendekat kearahnya.Keynest pun hendak masuk kedalam, tapi lagi-lagi di cegat oleh Kenneth."Apa yang akan kamu lakukan? Kalau aya
"Terima kasih pak." Kirana memberikan uang kepada pak supir yang baru saja mengantarnya pulang dari mall.Kirana melangkahkan kakinya masuk kedalam, ketika pak supir telah meninggalkan perkarangan rumahnya.Jalan Kirana sedikit terhuyung-huyung, dia membelikan bahan makanan yang cukup banyak. Kirana juga bersyukur dengan kartu yang di berikan Richard, sehingga dia bisa membeli banyak bahan makanan.Pintu terbuka dengan lebar, Kirana menatap rumah yang kosong tanpa ada satu makhluk hidup sedikit pun, dia sedikit kecewa, karena dia pikir jika dia pulang, dia bisa melihat Richard di rumah."Apa Richard sudah makan?" batin Kirana dan meletakan tas yang berisikan bahan makanan di meja.Kirana mengeluarkan satu persatu bahan-bahan yang ada di dalam tas itu, dari buah-buahan hingga bumbu-bumbu dapur, tak lupa Kirana memasukan ke tempatnya masing-masing.Tak sampai semenit, Kirana berhasil menata semua bahan makanan pada tempatnya."Ter