Beranda / Fantasi / Risking the Betrayal / Bab 5. Naga dan Misi Baru

Share

Bab 5. Naga dan Misi Baru

Penulis: Ara.Sa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 08:35:38

Langkah kaki bergema di koridor yang sunyi, berat dan berirama, seperti denting jam yang kehilangan waktu. Di ujung lorong, seorang pria berdiri di depan pintu besar yang menjulang kokoh. Ia mengetuk. Suaranya memecah keheningan.

Dari dalam, terdengar suara datar, “Masuk.”

Ia menarik nafas, lalu mendorong pintu perlahan. Cahaya temaram dari jendela besar menyinari sosok pria yang berdiri membelakangi pintu.

Pria yang baru masuk berhenti beberapa langkah di belakangnya. Ia membungkuk, memberi hormat. “Tuan. Saya membawa kabar… Dia telah kembali. Setelah tiga ratus tahun.”

Keheningan jatuh. Detik jam berdetak pelan, seolah waktu menahan nafas.

Tuannya perlahan berbalik. Tatapannya tajam, dan senyum licik merekah di bibirnya.

“Akhirnya… Hari itu tiba juga.”

Tangannya mengepal.

“Mulai rencanakan pergerakan. Kali ini, tanpa kesalahan.”

“Siap, Tuan.” Pria itu membungkuk dan pergi tanpa suara.

Tuannya menatap ke luar jendela. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja. Di matanya, berkecamuk ambisi yang telah dipendam berabad-abad.

“Sudah waktunya… orang itu tahu,” bisiknya. Lalu ia menarik Maphir dari balik mantelnya, menyentuh perlahan. Cahaya samar mulai membentuk huruf.

*****

Di tempat lain, dunia terasa lebih damai.

Liora duduk di bawah pohon rindang, mengawasi naga kecil yang melayang-layang ceria di udara. Sayap mungilnya bergetar kuat, membuat dedaunan menari.

Kael datang membawa dua gelas minuman dingin. “Istirahat dulu.”

Liora menyambut dua gelas itu sambil tersenyum. Pandangannya tetap tertuju pada naga kecil itu.

“Dia terlihat bahagia,” ucapnya.

“Tentu saja. Naga adalah makhluk yang haus pengetahuan dan kekuatan.”

Sudah sehari penuh sejak telur itu menetas. Retakan kecil berubah menjadi momen tak terlupakan saat makhluk mungil bersisik hitam itu muncul dan memanggilnya, “Mama.”

Liora sempat membeku. Tapi ia tak bisa menolaknya. “Panggil aku Lyara. Dan dia, Kean. Tapi kalau lagi bertiga kau bisa memanggil kami Liora dan Kael.”

Naga kecil itu mengangguk riang, lalu melesat kembali ke udara. Liora menyandarkan punggung, menikmati ketenangan yang jarang ia rasakan.

Namun pikirannya tak sepenuhnya tenang. Sistem mulai aktif kembali.

Sistem

[Misi Baru: Lindungi Aelric Skywarden untuk menghentikan kehancuran Desa Talewind.]

[Waktu tersisa: 4 hari]

Namun, karena dua hari ini Liora memilih istirahat dan mengajarkan naga beradaptasi, sistem mulai mengganggunya dengan notifikasi yang membuatnya frustasi.

[Cepat pergi! Waktumu tinggal 4 hari untuk menyelesaikannya!”]

“Diamlah,” desisnya dalam hati. “Biarkan aku istirahat.”

[Kau kesal karena aku tidak membantumu, kan?”]

Liora mendengus. Tentu saja. Nyawanya nyaris melayang kemarin dan sistem itu tak memberi satu pun petunjuk berguna. Tapi… ia tahu, sistem itu tetap satu-satunya harapannya untuk bertahan hidup.

“Kalau saja kau lebih berguna,” gumamnya sinis. 

Ia menarik Maphir, kertas sihir yang diselipkan di balik sakunya. Peta dunia perlahan terbentuk di hadapannya, penuh tanda-tanda magis dan wilayah misterius. Salah satunya Desa Talewind.

Misi dalam game legenda Desa Talewind yang ia mainkan, saat festival desa berlangsung, monster penjaga mereka akan mengamuk dikuasai oleh sihir kegelapan.

Liora mengepalkan tangan. “Ini lebih dari sekadar misi. Ini jurang kematian.”

“Kael,” panggilnya.

Kael menoleh, refleks membaca perubahan nada suara Tuannya.

“Kita berangkat besok. Kita akan mencari tahu tentang Aelric.”

Kael hanya mengangguk. Ia tahu, saat Liora berbicara seperti itu, tidak ada ruang untuk ragu.

Naga kecil yang sedang bermain tiba-tiba melompat. “Aku ikut!”

Liora tersenyum tipis. “Tentu saja.”

Angin sore menyapu halaman, membawa aroma tanah basah dan bisikan masa depan yang belum pasti. Tapi di tengah ketidakpastian itu, ada satu hal yang pasti…

Bersiap melawan musuh mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Risking the Betrayal   Bab 6. Festival Terakhir di Desa Talewind

    Setelah perjalanan yang menguras tenaga, Liora dan rombongannya tiba di Desa Talewind, sebuah desa kecil di lembah Pegunungan Erto. Jalan-jalan berbatu yang biasanya sunyi, hari ini desa terlihat berbeda, penuh warna, penuh kehidupan. Festival Angin dan Cahaya akan segera dimulai, dan seluruh desa larut dalam semangat persiapan.Jalanan berbatu dipenuhi warga yang sibuk menggantung lentera angin dari kertas pastel. Panggung besar berdiri megah di tengah alun-alun, dihiasi pita-pita berwarna yang menari bersama angin lembut khas Talewind yang membawa aroma bunga liar, kini membawa gelombang kebahagiaan.Toko-toko kecil memamerkan pernak-pernik festival dari ukiran kayu berbentuk serigala, burung, dan bunga Lily of the Valley yang masing-masing menjadi simbol harapan, perlindungan dan penjaga Zephyros. Aroma ayam panggang manis, roti keberuntungan, dan pai buah hutan menggoda indera setiap yang melintas.“Liora, aku ingin yang itu!” seru naga kecil, matanya berbinar sambil menunjuk perme

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Risking the Betrayal   Bab 7. Serangan Monster di Gudang Makanan

    Di depan mata mereka, sebuah gudang makanan dikepung oleh gerombolan monster yang mengamuk. Suara jeritan dan denting senjata memenuhi udara malam. Beberapa warga tampak terluka parah, sementara sisanya bertahan dengan alat seadanya, tangan mereka gemetar, namun tekad mereka tak runtuh.“Sial, jumlahnya makin banyak!” desis Aelric, matanya menyipit saat menatap pusat kekacauan.Di antara kerumunan itu, muncul sosok raksasa Gravetrail, bos berbentuk bison berotot dengan tanduk tanduk bercahaya yang memancarkan aura kegelapan pekat. Senjata kayu berduri yang diayunkannya bisa menghancurkan batu dalam sekali tebas.Tiga ksatria pelindung sudah nyaris tumbang. Penduduk desa makin terdesak.“Aertherwing!” panggil Aelric. “Sembuhkan mereka.”Makhluk bersayap perak muncul dari langit, mengepak anggun, lalu melesat ke arah korban terluka. Cahaya dari tubuhnya memancar lembut, menyembuhkan mereka satu per satu.“Kean, bersiap!” seru Liora, menggenggam pedang biru bercahaya. Matanya tajam, penu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Risking the Betrayal   Bab 8. Pertemuan Dengan Red

    Liora tahu, membawa Kael dan naga kecil bukan pilihan yang baik. Selain karena energi naga kecil itu belum stabil dan mudah terdeteksi, keberadaanya di luar rumah Aelric harus tetap menjadi rahasia. Perjalanan ini harus ia lakukan seorang diri.Semakin dalam ia menembus hutan, suara-suara asing mulai terdengar. Samar di awal, lalu semakin jelas, sekelompok orang. Liora memperlambat langkahnya dan bersembunyi di balik semak lebat.“Apa yang mereka lakukan di sini?” gumamnya pelan.Di hadapannya, bunga raksasa berdiri di tengah lingkaran para penyihir berjubah hitam dan bertopeng. Cahaya bulan memantul di kelopak-kelopaknya yang bercahaya seolah hidup. Namun Liora tahu keindahan itu palsu.Ketika bunga itu membuka kelopaknya, ia berubah menjadi makhluk mengerikan. Gigi-gigi tajam menyeringai di dalamnya, menghisap energi dari seorang pria dan seorang anak kecil yang terikat akar hitam. Wajah mereka pucat, tubuh gemetar, sekarat.“Tanaman ini lebih mengerikan dibandingkan di game.” Liora

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Risking the Betrayal   Bab 9. Tekad di Tengah Keputusasaan

    Di tepi danau yang dikelilingi pepohonan raksasa, suara denting pedang membelah udara, bercampur dengan bisikan angin dan gemericik air. Sinar matahari menyelinap di antara dedaunan, menarik di atas riak permukaan danau. Aelric duduk bersila di atas batu datar, menyatu dengan energi alam. Kelopak matanya terbuka perlahan, menajamkan pandangan ke arah dua sosok yang bertarung, Liora dan Kael.Liora melompat ringan, tubuhnya berputar laksana bayangan angin. Pedangnya berdesing membentuk lengkungan tajam menuju sisi Kael, yang menangkis dengan refleks sempurna. Cahaya magis berkilauan di setiap benturan senjata mereka.Dengan satu gerakan gesit, Liora menghilang lalu muncul di belakang Kael, ujung pedangnya menempel di leher rubah itu.“Bagus,” gumam Aelric, tersenyum miring. “Sekarang, kita ubah aturannya.”Namun sebelum latihan berlanjut, suara anak-anak memecah ketegangan. Beberapa dari mereka, termasuk Rema, gadis berambut hitam pendek datang sambil membawa tas jerami.“Kak Aelric! K

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Risking the Betrayal   Bab 10. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind I

    Begitu monster terakhir melesat masuk, Liora Menyusul ke dalam gua yang diselimuti kegelapan. Udara lembab menusuk paru-parunya, dan bau basah tanah bercampur darah menguar di udara. Ia mempersempit pandangannya, mencoba menembus pekatnya gua bebatuan yang seolah menelan cahaya.Langkahnya terhenti tiba-tiba tanah di bawahnya menganga. Terlambat.Bruk!Tubuhnya terhempas jatuh ke dalam bawah gua yang curam. Suara jatuhnya menggema, membangunkan kesunyian yang mencekam.Rasa sakit menyambar tubuhnya, tapi lebih dari itu sepuluh pasang mata kini tertuju padanya.Monster-monster itu berdiri mengelilingi sesosok mahluk besar, seekor Beast ular dengan sisik kehitaman, nafasnya berat menahan luka di tubuhnya. Monster-monster itu layaknya pembunuh.Sistem[Hidden Quest][Misi: Singkirkan Monster yang menyerbu Zevar][Hadiah: 10 poin | Sisa waktu: 15 Menit]“Sial…” desis Liora, berdiri dengan satu lutut, tangan meraih ganggang pedangnya.Dalam sekejap, mereka menyerang.Cakar. Taring. Racun.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Risking the Betrayal   Bab 11. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind II

    “Tuan… para monster menyerang Desa Talewind. Kami…sedang bertahan.”Mata Liora melebar. “Apa?”Tanpa menunggu, ia kembali menyerang, sihirnya meledak menghantam musuh. Nafasnya tersengal.“Jika terus begini, kita tidak akan bisa menghentikannya.” gumamnya, lirih tapi penuh amarah.Maltherion tertawa lantang. Sosok kegelapan itu berdiri di samping Skylios, tangan kirinya memegang inti mana Bellshade. Bunga terkutuk yang menyerap jiwa orang-orang, akan menciptakan kehancuran, kini akan menjadi senjata terakhirnya.“Bellshade… akan mengakhiri semuanya.” desisnya, mata bersinar kelam.Ia menarik rantai yang melilit leher Skylios, makhluk suci penjaga Zephyros, simbol harapan. Tubuh Skylios gemetar, kekuatannya terkuras oleh belenggu sihir. Ia berusaha melawan, tapi kakinya tak lagi mampu menopang.“Makan ini,” ucap Maltherion pelan, tapi tegas, mendorong inti itu ke mulut sang pengjaga.Skylios menggeram. “Manusia hina. Kau pikir aku akan tunduk?” Brakkk!Terdengar dentuman keras rantai

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Risking the Betrayal   Bab 12. Misi Tercapai, Harga yang Dibayar

    Kael dan naga kecil berada di pinggir alun-alun Desa Talewind, menghirup udara pagi yang dipenuhi aroma kue panggang dan bunga Lily of The Valley. Di sampingnya, naga kecil terbang dengan nyaman, matanya berbinar menatap keramaian.Festival Angin tengah berlangsung. Di tengah alun-alun, penduduk menari berputar mengikuti irama musik dari seorang pengelana tua yang memainkan kecapi bersenar perak. Setiap petikan nadanya bergetar lembut di udara, membawa kedamaian dan kebahagian.Anak-anak berlarian di antara kerumunan, menggenggam lentera kertas yang bersinar lembut. Aroma roti kayu manis dan teh herbal menguar dari kios-kios kayu, menyatu dengan tawa para pedagang yang menawarkan dagangan mereka. Bendera berbentuk daun berkibar di tiap sudut, menari bersama angin yang membawa semangat perayaan.“Ini.. pertama kalinya aku melihat perayaan manusia.” bisik naga kecil itu. Suaranya nyaris tak terdengar di tengah riuhnya musik dan nyanyian rakyat. “Sungguh indah.”Kael tersenyum. “Kalau be

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Risking the Betrayal   Bab 1. Mystic Horizon

    “Tuan…Tuan, bangunlah! Cepat!”Suara asing membangunkan Liora. Ia membuka matanya dengan berat, dan mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang tidak dikenalnya. Gua gelap yang dipenuhi dengan bebatuan yang memancarkan cahaya kehijauan samar. “Apa ini?” bisiknya bingung. Ia tadi menulis ulasan tajam di laptop ke komunitas, tapi kini ia memeluk sebuah telur besar yang permukaanya hangat dan bercahaya.Belum sempat Liora mengatur pikirannya, sebuah bayangan besar mulai mendekat. Siluetnya bergerak perlahan namun mengintimidasi, suara beratnya bergema di dalam gua. “Tuan...kita harus pergi sekarang!”Liora terpaku, tidak memperdulikan suara yang terus memanggilnya. Matanya membulat saat makhluk raksasa itu akhirnya terlihat jelas. Sisiknya berwarna merah menyala seperti bara api, sepasang mata merahnya menatap tajam, dan napasnya yang panas mengepul, mengeluarkan percikan api kecil.“NAGAAA!” teriak Liora panik sembari mundur beberapa langkah.Tanpa peringatan, naga itu membuka mulut

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Risking the Betrayal   Bab 12. Misi Tercapai, Harga yang Dibayar

    Kael dan naga kecil berada di pinggir alun-alun Desa Talewind, menghirup udara pagi yang dipenuhi aroma kue panggang dan bunga Lily of The Valley. Di sampingnya, naga kecil terbang dengan nyaman, matanya berbinar menatap keramaian.Festival Angin tengah berlangsung. Di tengah alun-alun, penduduk menari berputar mengikuti irama musik dari seorang pengelana tua yang memainkan kecapi bersenar perak. Setiap petikan nadanya bergetar lembut di udara, membawa kedamaian dan kebahagian.Anak-anak berlarian di antara kerumunan, menggenggam lentera kertas yang bersinar lembut. Aroma roti kayu manis dan teh herbal menguar dari kios-kios kayu, menyatu dengan tawa para pedagang yang menawarkan dagangan mereka. Bendera berbentuk daun berkibar di tiap sudut, menari bersama angin yang membawa semangat perayaan.“Ini.. pertama kalinya aku melihat perayaan manusia.” bisik naga kecil itu. Suaranya nyaris tak terdengar di tengah riuhnya musik dan nyanyian rakyat. “Sungguh indah.”Kael tersenyum. “Kalau be

  • Risking the Betrayal   Bab 11. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind II

    “Tuan… para monster menyerang Desa Talewind. Kami…sedang bertahan.”Mata Liora melebar. “Apa?”Tanpa menunggu, ia kembali menyerang, sihirnya meledak menghantam musuh. Nafasnya tersengal.“Jika terus begini, kita tidak akan bisa menghentikannya.” gumamnya, lirih tapi penuh amarah.Maltherion tertawa lantang. Sosok kegelapan itu berdiri di samping Skylios, tangan kirinya memegang inti mana Bellshade. Bunga terkutuk yang menyerap jiwa orang-orang, akan menciptakan kehancuran, kini akan menjadi senjata terakhirnya.“Bellshade… akan mengakhiri semuanya.” desisnya, mata bersinar kelam.Ia menarik rantai yang melilit leher Skylios, makhluk suci penjaga Zephyros, simbol harapan. Tubuh Skylios gemetar, kekuatannya terkuras oleh belenggu sihir. Ia berusaha melawan, tapi kakinya tak lagi mampu menopang.“Makan ini,” ucap Maltherion pelan, tapi tegas, mendorong inti itu ke mulut sang pengjaga.Skylios menggeram. “Manusia hina. Kau pikir aku akan tunduk?” Brakkk!Terdengar dentuman keras rantai

  • Risking the Betrayal   Bab 10. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind I

    Begitu monster terakhir melesat masuk, Liora Menyusul ke dalam gua yang diselimuti kegelapan. Udara lembab menusuk paru-parunya, dan bau basah tanah bercampur darah menguar di udara. Ia mempersempit pandangannya, mencoba menembus pekatnya gua bebatuan yang seolah menelan cahaya.Langkahnya terhenti tiba-tiba tanah di bawahnya menganga. Terlambat.Bruk!Tubuhnya terhempas jatuh ke dalam bawah gua yang curam. Suara jatuhnya menggema, membangunkan kesunyian yang mencekam.Rasa sakit menyambar tubuhnya, tapi lebih dari itu sepuluh pasang mata kini tertuju padanya.Monster-monster itu berdiri mengelilingi sesosok mahluk besar, seekor Beast ular dengan sisik kehitaman, nafasnya berat menahan luka di tubuhnya. Monster-monster itu layaknya pembunuh.Sistem[Hidden Quest][Misi: Singkirkan Monster yang menyerbu Zevar][Hadiah: 10 poin | Sisa waktu: 15 Menit]“Sial…” desis Liora, berdiri dengan satu lutut, tangan meraih ganggang pedangnya.Dalam sekejap, mereka menyerang.Cakar. Taring. Racun.

  • Risking the Betrayal   Bab 9. Tekad di Tengah Keputusasaan

    Di tepi danau yang dikelilingi pepohonan raksasa, suara denting pedang membelah udara, bercampur dengan bisikan angin dan gemericik air. Sinar matahari menyelinap di antara dedaunan, menarik di atas riak permukaan danau. Aelric duduk bersila di atas batu datar, menyatu dengan energi alam. Kelopak matanya terbuka perlahan, menajamkan pandangan ke arah dua sosok yang bertarung, Liora dan Kael.Liora melompat ringan, tubuhnya berputar laksana bayangan angin. Pedangnya berdesing membentuk lengkungan tajam menuju sisi Kael, yang menangkis dengan refleks sempurna. Cahaya magis berkilauan di setiap benturan senjata mereka.Dengan satu gerakan gesit, Liora menghilang lalu muncul di belakang Kael, ujung pedangnya menempel di leher rubah itu.“Bagus,” gumam Aelric, tersenyum miring. “Sekarang, kita ubah aturannya.”Namun sebelum latihan berlanjut, suara anak-anak memecah ketegangan. Beberapa dari mereka, termasuk Rema, gadis berambut hitam pendek datang sambil membawa tas jerami.“Kak Aelric! K

  • Risking the Betrayal   Bab 8. Pertemuan Dengan Red

    Liora tahu, membawa Kael dan naga kecil bukan pilihan yang baik. Selain karena energi naga kecil itu belum stabil dan mudah terdeteksi, keberadaanya di luar rumah Aelric harus tetap menjadi rahasia. Perjalanan ini harus ia lakukan seorang diri.Semakin dalam ia menembus hutan, suara-suara asing mulai terdengar. Samar di awal, lalu semakin jelas, sekelompok orang. Liora memperlambat langkahnya dan bersembunyi di balik semak lebat.“Apa yang mereka lakukan di sini?” gumamnya pelan.Di hadapannya, bunga raksasa berdiri di tengah lingkaran para penyihir berjubah hitam dan bertopeng. Cahaya bulan memantul di kelopak-kelopaknya yang bercahaya seolah hidup. Namun Liora tahu keindahan itu palsu.Ketika bunga itu membuka kelopaknya, ia berubah menjadi makhluk mengerikan. Gigi-gigi tajam menyeringai di dalamnya, menghisap energi dari seorang pria dan seorang anak kecil yang terikat akar hitam. Wajah mereka pucat, tubuh gemetar, sekarat.“Tanaman ini lebih mengerikan dibandingkan di game.” Liora

  • Risking the Betrayal   Bab 7. Serangan Monster di Gudang Makanan

    Di depan mata mereka, sebuah gudang makanan dikepung oleh gerombolan monster yang mengamuk. Suara jeritan dan denting senjata memenuhi udara malam. Beberapa warga tampak terluka parah, sementara sisanya bertahan dengan alat seadanya, tangan mereka gemetar, namun tekad mereka tak runtuh.“Sial, jumlahnya makin banyak!” desis Aelric, matanya menyipit saat menatap pusat kekacauan.Di antara kerumunan itu, muncul sosok raksasa Gravetrail, bos berbentuk bison berotot dengan tanduk tanduk bercahaya yang memancarkan aura kegelapan pekat. Senjata kayu berduri yang diayunkannya bisa menghancurkan batu dalam sekali tebas.Tiga ksatria pelindung sudah nyaris tumbang. Penduduk desa makin terdesak.“Aertherwing!” panggil Aelric. “Sembuhkan mereka.”Makhluk bersayap perak muncul dari langit, mengepak anggun, lalu melesat ke arah korban terluka. Cahaya dari tubuhnya memancar lembut, menyembuhkan mereka satu per satu.“Kean, bersiap!” seru Liora, menggenggam pedang biru bercahaya. Matanya tajam, penu

  • Risking the Betrayal   Bab 6. Festival Terakhir di Desa Talewind

    Setelah perjalanan yang menguras tenaga, Liora dan rombongannya tiba di Desa Talewind, sebuah desa kecil di lembah Pegunungan Erto. Jalan-jalan berbatu yang biasanya sunyi, hari ini desa terlihat berbeda, penuh warna, penuh kehidupan. Festival Angin dan Cahaya akan segera dimulai, dan seluruh desa larut dalam semangat persiapan.Jalanan berbatu dipenuhi warga yang sibuk menggantung lentera angin dari kertas pastel. Panggung besar berdiri megah di tengah alun-alun, dihiasi pita-pita berwarna yang menari bersama angin lembut khas Talewind yang membawa aroma bunga liar, kini membawa gelombang kebahagiaan.Toko-toko kecil memamerkan pernak-pernik festival dari ukiran kayu berbentuk serigala, burung, dan bunga Lily of the Valley yang masing-masing menjadi simbol harapan, perlindungan dan penjaga Zephyros. Aroma ayam panggang manis, roti keberuntungan, dan pai buah hutan menggoda indera setiap yang melintas.“Liora, aku ingin yang itu!” seru naga kecil, matanya berbinar sambil menunjuk perme

  • Risking the Betrayal   Bab 5. Naga dan Misi Baru

    Langkah kaki bergema di koridor yang sunyi, berat dan berirama, seperti denting jam yang kehilangan waktu. Di ujung lorong, seorang pria berdiri di depan pintu besar yang menjulang kokoh. Ia mengetuk. Suaranya memecah keheningan.Dari dalam, terdengar suara datar, “Masuk.”Ia menarik nafas, lalu mendorong pintu perlahan. Cahaya temaram dari jendela besar menyinari sosok pria yang berdiri membelakangi pintu.Pria yang baru masuk berhenti beberapa langkah di belakangnya. Ia membungkuk, memberi hormat. “Tuan. Saya membawa kabar… Dia telah kembali. Setelah tiga ratus tahun.”Keheningan jatuh. Detik jam berdetak pelan, seolah waktu menahan nafas.Tuannya perlahan berbalik. Tatapannya tajam, dan senyum licik merekah di bibirnya.“Akhirnya… Hari itu tiba juga.”Tangannya mengepal.“Mulai rencanakan pergerakan. Kali ini, tanpa kesalahan.”“Siap, Tuan.” Pria itu membungkuk dan pergi tanpa suara.Tuannya menatap ke luar jendela. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja. Di matanya, berkecamuk ambisi yang

  • Risking the Betrayal   Bab 4. Pertolongan Sang Angin

    “Sistem…lakukan sesuatu….”Tubuh Liora terangkat, lilitan tanaman sihir mencekik lehernya. Penglihatannya mulai kabur. Bandit berwajah luka mendekat dengan senyum kemenangan. “Dua burung sekali tangkap, harta dan kekuatanmu akan menjadi milikku. Pengorbanan rekan-rekanku tak sia-sia.”Liora mulai kehilangan kesadaran.Namun, angin tiba-tiba berhembus liar, tajam. Sebuah cahaya melintas, dan dalam sekejap menancap di bahu pria itu.“ARGHHH!”Tubuhnya terpental, menghantam pohon dan terguling menjauh. Lilitan tanaman di leher Liora mengendur, membuatnya jatuh tersungkur, terengah-engah. Sementara Kael, yang tergantung, dibebaskan oleh tiupan angin lembut.“SIAPA KAU!” raung bandit itu, matanya liar menatap sekitar.Tombak yang tadi menancap di tubuhnya melayang kembali di udara lalu jatuh ke tangan pemiliknya.Dari balik pepohonan, sosok pria muncul. Rambut pirang berkilau, mata biru tajam seperti langit musim panas. Jubah biru tua berkibar bersama hembusan angin. “Orang sepertimu tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status