Di tepi danau yang dikelilingi pepohonan raksasa, suara denting pedang membelah udara, bercampur dengan bisikan angin dan gemericik air. Sinar matahari menyelinap di antara dedaunan, menciptakan kilauan di atas riak permukaan danau.Aelric duduk bersila di atas batu datar, menyatu dengan energi alam. Kelopak matanya terbuka perlahan, menajamkan pandangannya ke arah dua sosok yang bertarung Liora dan Kael.Liora melompat ringan, tubuhnya berputar laksana bayangan angin. Pedangnya berdesing, membentuk lengkungan tajam menuju sisi Kael, yang menangkis dengan refleks sempurna. Cahaya magis berkilauan di setiap benturan senjata mereka, menciptakan pertunjukan yang memukau.Dengan satu gerakan gesit, Liora menghilang dan muncul di belakang Kael, ujung pedangnya menempel di leher rubah itu.“Bagus,” gumam Aelric, tersenyum miring. “Sekarang, kita ubah aturannya.”Namun sebelum latihan berlanjut, suara anak-anak memecah ketegangan. Beberapa dari mereka, termasuk Rema, gadis berambut hitam pend
Last Updated : 2025-02-09 Read more