Home / Fantasi / Risking the Betrayal / Bab 16. Anak kecil di tengah monster

Share

Bab 16. Anak kecil di tengah monster

Author: Ara.Sa
last update Last Updated: 2025-05-27 17:02:29

Happy Reading ❄️

Liora mendesah, menggigit bibirnya. “Teleportasi ke tempat hangat dulu kek… bukan langsung dilempar ke kulkas dunia,” gerutunya, teringat pertama kali ia tiba di dunia ini disambut oleh semburan naga. Kali ini, salju jadi sambutan barunya.

Aelric merogoh tas kecil yang diberi Duke dan mengeluarkan mantel tebal berlapis sihir. “Gunakan ini. Akan membantumu tetap hangat.”

Liora, dan Kael segera mengenakan mantel sedang Aertherwing menggunakan mana untuk membuat tubuhnya hangat. Sihir langsung bekerja kehangatan merambat pelan di kulit mereka, seperti pelukan matahari di tengah badai salju.

Liora mengecek naga kecil itu tampak baik-baik saja, tubuhnya mengeluarkan uap sihir pelindung dengan tubuh tidak kelihatan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Risking the Betrayal   Bab 16. Anak kecil di tengah monster

    Happy Reading ❄️Liora mendesah, menggigit bibirnya. “Teleportasi ke tempat hangat dulu kek… bukan langsung dilempar ke kulkas dunia,” gerutunya, teringat pertama kali ia tiba di dunia ini disambut oleh semburan naga. Kali ini, salju jadi sambutan barunya.Aelric merogoh tas kecil yang diberi Duke dan mengeluarkan mantel tebal berlapis sihir. “Gunakan ini. Akan membantumu tetap hangat.”Liora, dan Kael segera mengenakan mantel sedang Aertherwing menggunakan mana untuk membuat tubuhnya hangat. Sihir langsung bekerja kehangatan merambat pelan di kulit mereka, seperti pelukan matahari di tengah badai salju.Liora mengecek naga kecil itu tampak baik-baik saja, tubuhnya mengeluarkan uap sihir pelindung dengan tubuh tidak kelihatan.

  • Risking the Betrayal   Bab 15. Teleportasi ke Frostntra

    Liora menatap kastil megah halaman belakang duke yang dipenuhi rimbunnya pepohonan. Saat gerbang besi perlahan terbuka dengan derit berat, hawa dingin dan misterius menyambut mereka. Langkah kaki mereka menggema di halaman belakang yang luas.Jika ini dunia nyata, pikir Liora, kastil ini sudah pasti ia jadikan latar utama dalam novel. Semua terasa terlalu sempurna untuk dianggap nyata terutama sosok karakter game Aelric, Roderick, dan sang Duke sendiri. Mereka bukan hanya berkarisma, tapi tampak menakjubkan kenyataanya.Di depan pintu belakang kastil, Di depan pintu belakang kastil, Aelric berdiri dengan Aertherwing, burung itu bertengger tenang di pundaknya. Di sebelahnya, Duke Vireon dan Theo menyambut dengan senyum tipis.“Selamat datang, Liora,” ucapnya.“Terima kasih, Tuan Duke,” balas Liora, sedikit membungkuk. Ia membalas senyum Aelric, lalu menatap sekeliling dengan waspada. Lewat ikatan telepati, ia berbisik pada Naga kecil.“Ingat naga kecil untuk selalu kontrol kekuatanmu.”

  • Risking the Betrayal   Bab 14. [Kekuatan Baru Terbuka - Sanksi ingatan kembali]

    Ada yang mengawasi.Liora menghentikan langkahnya, matanya menyapu gelapnya malam di sekitar hutan. “Kael, naga kecil apakah kalian merasakan sesuatu?” bisiknya.Naga kecil memejamkan mata, auranya bersinar samar. “Tidak ada yang mencurigakan, Lyara.” Namun, naluri Liora berkata lain. Ia mengeluarkan mana kristal dan melemparkan ke arah rimbunan daun Pohon. Seketika, seekor burung mengepakkan sayap dan terbang panik.Liora menarik nafas lega. “Hanya burung rupanya.”Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah kayu yang mereka rindukan. Malam semakin larut. Liora membersihkan diri seadanya, lalu rebahan di atas kasur dengan naga kecil sementara Kael meringkuk di tempat tidurnya sendiri.Sebelum terpejam, ia membuka notifikasi sistem yang berkedip merah.Sistem (Merah)[Kekuatan Baru Terbuka - Sanksi ingatan kembali]Jarinya menyentuh ikon status tersebut dan gelap langsung menyergap kesadarannya. Saat ia membuka, dunia terasa berbeda. Hujan membasahi tubuhnya di tengah hutan. Sebuah

  • Risking the Betrayal   Bab 13. Ordo Ksatria

    Setelah kondisi mereka pulih, Liora dan Aelric melangkah memasuki bangunan megah Ordo Ksatria. Pilar-pilar tinggi menjulang, dihiasi ukiran lambang-lambang kuno. Di depan gerbang utama, dua ksatria penjaga berdiri tegak dalam zirah perak.Aelric menyerahkan lencana identitas yang telah diberikan padanya. Tanpa banyak bicara, para penjaga segera membuka pintu besar itu. “Selamat datang. Saya Roderick Vallor, Wakil Komandan Ordo,” sambut seorang pria tinggi dengan seragam berwarna gelap dengan lambang lencana ordo, dengan jubah bertanda lambang ordo di bahunya.“Ikuti saya. Semua telah menunggu kalian” lanjutnya tanpa basa-basi.“Terima kasih, Tuan Roderick,” jawab Aelric sopan.Liora menatap sekeliling, kagum oleh kemegahan interior ordo. Langit-langitnya tinggi dengan kaca patri menggambarkan kisah pertempuran. Cahaya pagi memancar lewat celah, membentuk bayangan warna-warni di marmer putih yang mengkilap.“Gini rasanya menatap takjub gedung game kini jadi nyata.” ucap Liora dalam hat

  • Risking the Betrayal   Bab 12. Misi Tercapai, Harga yang Dibayar

    Kael dan naga kecil berada di pinggir alun-alun Desa Talewind, menghirup udara pagi yang dipenuhi aroma kue panggang dan bunga Lily of The Valley. Di sampingnya, naga kecil terbang dengan nyaman, matanya berbinar menatap keramaian.Festival Angin tengah berlangsung. Di tengah alun-alun, penduduk menari berputar mengikuti irama musik dari seorang pengelana tua yang memainkan kecapi bersenar perak. Setiap petikan nadanya bergetar lembut di udara, membawa kedamaian dan kebahagian.Anak-anak berlarian di antara kerumunan, menggenggam lentera kertas yang bersinar lembut. Aroma roti kayu manis dan teh herbal menguar dari kios-kios kayu, menyatu dengan tawa para pedagang yang menawarkan dagangan mereka. Bendera berbentuk daun berkibar di tiap sudut, menari bersama angin yang membawa semangat perayaan.“Ini.. pertama kalinya aku melihat perayaan manusia.” bisik naga kecil itu. Suaranya nyaris tak terdengar di tengah riuhnya musik dan nyanyian rakyat. “Sungguh indah.”Kael tersenyum. “Kalau be

  • Risking the Betrayal   Bab 11. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind II

    “Tuan… para monster menyerang Desa Talewind. Kami…sedang bertahan.”Mata Liora melebar. “Apa?”Tanpa menunggu, ia kembali menyerang, sihirnya meledak menghantam musuh. Nafasnya tersengal.“Jika terus begini, kita tidak akan bisa menghentikannya.” gumamnya, lirih tapi penuh amarah.Maltherion tertawa lantang. Sosok kegelapan itu berdiri di samping Skylios, tangan kirinya memegang inti mana Bellshade. Bunga terkutuk yang menyerap jiwa orang-orang, akan menciptakan kehancuran, kini akan menjadi senjata terakhirnya.“Bellshade… akan mengakhiri semuanya.” desisnya, mata bersinar kelam.Ia menarik rantai yang melilit leher Skylios, makhluk suci penjaga Zephyros, simbol harapan. Tubuh Skylios gemetar, kekuatannya terkuras oleh belenggu sihir. Ia berusaha melawan, tapi kakinya tak lagi mampu menopang.“Makan ini,” ucap Maltherion pelan, tapi tegas, mendorong inti itu ke mulut sang pengjaga.Skylios menggeram. “Manusia hina. Kau pikir aku akan tunduk?” Brakkk!Terdengar dentuman keras rantai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status