Share

Romantisme yang Menikam dari Belakang
Romantisme yang Menikam dari Belakang
Author: Timmy

Bab 1

Author: Timmy
“Bu Fiona, kehamilan Ibu sudah menginjak usia enam bulan. Kondisi janinnya sudah cukup matang… Ibu yakin ingin menggugurkannya? Rumah sakit sungguh tidak menyarankan tindakan ini,” kata dokter dengan ragu.

Fiona menatap perutnya yang membesar, lalu menutupinya dengan tangan. Enam bulan—yang dulu sekecil biji beras kini sudah menjadi nyawa kecil yang berdenyut di dalam dirinya.

Siapa sanggup melepaskannya jika bukan karena benar-benar sudah putus asa?

Setelah hening yang menusuk, Fiona menarik napas panjang. Suaranya tegas ketika menjawab, “Aku yakin.”

'Maafkan Ibu, Nak… Ibu tidak bisa melahirkanmu seperti ini…'

'Ibu ingin kamu lahir dengan cinta. Bukan lahir ke dunia yang penuh kebohongan dan kebencian.'

Keluar dari rumah sakit, Fiona menengadah.

Di seberang mal, layar elektronik raksasa memutar ulang konferensi pers Anggara Vision Group semalam. Wajah Dimas Anggara muncul di layar, sempurna dalam setelan jas haute couture, dingin dan berwibawa.

Seorang wartawan muda bertanya, “Pak Dimas, Anggara Vision Group merupakan raksasa di bidang elektronik dan perhiasan. Tapi kenapa sekarang merambah bisnis industri ibu & anak?”

Dimas tersenyum tipis.

“Karena istri saya sedang hamil. Saya tidak percaya begitu saja pada produk-produk yang ada di luaran.”

Di samping Fiona, dua gadis berbisik kagum dan berlebihan.

“Wah, Pak Dimas baik banget sama istrinya! Kalau keluarga lain mungkin kasih mobil, nah Pak Dimas langsung kasih satu paket industri ibu & anak!”

“Dengar-dengar waktu melamar, Pak Dimas janji tidak akan berubah dan memanjakan Bu Fiona seperti putri. Jadi di setiap ulang tahun, dia selalu beri hadiah mahkota dan sepatu berlian. Nggak main-main loh, dia bahkan pernah beliin pulau dan bangun kastil cuma buat ulang tahun Bu Fiona!”

Fiona tersenyum pahit mendengar itu. Janji yang dulu terucap—tak berubah, katanya. Padahal Dimas… sudah berubah.

Ponsel Fiona bergetar. Nomor asing. Sebuah pesan.

[Hai Bumil… coba tebak suamimu sekarang ada di mana?]

Di bawahnya ada foto. Sekilas dia tahu, itu parkir bawah tanah Anggara Vision Group.

Sebuah jebakan!

Fiona tahu itu. Namun ada saatnya ketika naluri memilih melangkah meski bahaya mengintai.

Dengan napas tertahan dia menyalakan mobil dan melaju ke sana.

Di parkiran remang, sebuah Maybach hitam berguncang. Di dalamnya tampak adegan yang tak perlu dia lihat—dua orang, gerak tak senonoh, jendela terbuka. Sepasang kaki menjulur keluar, stocking-nya sobek. Saat ini, sebuah tangan besar mencuat keluar, merengkuh kakinya itu.

Suara Erika manja terdengar dari dalam, “Ah… Tuan, pelan sedikit, aku nggak kuat…”

Lampu parkir memantulkan sesuatu yang membuatnya menahan napas, cincin kawin Dimas. Desainnya istimewa. Cincin yang dulu dirancang sendiri oleh Fiona kini melingkar di jari yang sedang merengkuh kaki Erika.

Tangan itu. Dia tahu betul tangan itu. Tangan yang dulu menyematkan cincin pada jarinya, tangan yang pernah memasakkan makan malam, yang setiap malam memeluknya hingga tertidur, yang setiap pagi menunduk memberi ciuman...

"Tuan hebat banget... Aku nggak tahan. Ampunilah aku ini..." Erika mendesah, godaan mengalun. Bunyi itu memutus alur kenangan Fiona. Refleks, dia menyentuh wajahnya, barulah dia sadar air mata sudah mengalir deras.

Foto dan pesan itu pasti dari Erika. Motifnya jelas, mengatur adegan, memancing Fiona datang melabrak dengan perut membesar, sehingga tragedi kehilangan dua nyawa bisa terjadi, Fiona dan bayinya mati. Dengan begitu, Erika menggantikan posisinya menjadi “nyonya rumah” yang sah.

Rencana yang rapi di atas kertas. Namun Fiona tak mau memerankan sandiwara itu.

Dia kembali ke mobil, diam beberapa saat... lalu menekan tombol panggil.

Dimas mengangkat, suaranya terkejut, tapi suaranya agak tidak stabil.

“Fiona, aku sedang rapat, nggak enak bicara sekarang. Nanti aku telepon...”

Fiona memotong dingin, suaranya sekuat batu.

“Sepuluh menit lagi pulang ke rumah. Kalau nggak, jangan harap bisa melihatku lagi.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Romantisme yang Menikam dari Belakang   Bab 24

    Begitu mendengar kata “hukuman mati”, pandangan Mariska berkunang-kunang. Tubuhnya nyaris ambruk. Jantungnya berdebar tak karuan.Untunglah Pak Willy sigap. Dia menenangkan dengan suara tenang tapi tegas, "Selama ada uang, masih ada celah. Masih ada harapan, sekecil apa pun itu."“Pak Willy… asal bisa menyelamatkan anakku, berapa pun harganya aku rela!” Mariska tergopoh, suaranya gemetar.“Sekalipun harus jual rumah… aku akan lakukan. Tolong selamatkan Dimas!”Pak Willy menjelaskan jalan keluarnya dengan lugas, solusi pahit tapi realistis.“Saat ini cuma ada satu cara… mengeluarkan uang agar pihak rumah sakit mau menerbitkan keterangan kalau Dimas mengalami gangguan jiwa. Kalau dinyatakan sakit jiwa, pembunuh nggak perlu bertanggung jawab. Itu artinya… Dimas nggak akan di penjara, tapi akan dikurung di rumah sakit jiwa.”“Setelah Dimas dimasukkan ke rumah sakit jiwa, barulah kita cari cara untuk mengeluarkannya kembali,” tambahnya.“Tapi selama proses itu, perlu banyak uang untuk melic

  • Romantisme yang Menikam dari Belakang   Bab 23

    Erika sudah dipukuli hingga sekujur tubuhnya berlumuran darah. Namun Dimas tak menunjukkan niat sedikit pun untuk berhenti. Matanya merah, penuh amarah, seolah ingin benar-benar membunuh Erika di jalan itu juga.Untungnya, petugas keamanan rumah sakit datang tepat waktu, menahan Dimas sebelum tragedi yang lebih buruk terjadi. Jika tidak… amarah Dimas yang membara bisa saja merenggut nyawa Erika.Meski berhasil dihentikan, aksi kekerasan Dimas tetap terekam oleh para saksi. Video itu kemudian menyebar luas di media sosial, memicu kemarahan dan keterkejutan publik.[Dimas Kehilangan Kendali! Memukuli “Pelakor” di Jalanan Nyaris Mengakibatkan Kematian!]Situasi makin runyam. Nanang yang dulu sudah mengeluarkan banyak uang untuk menekan berita perselingkuhan agar tak tersebar, kini mendapati kabar ini meledak di media. Video Dimas memukuli Erika malah menjadi trending sebelum skandal lama sempat terkubur.Kesal setengah mati, Nanang terkena serangan jantung dan pingsan seketika. Sementara

  • Romantisme yang Menikam dari Belakang   Bab 22

    Selama beberapa waktu ini, seluruh hati dan pikiran Dimas tertuju pada Fiona.Dia terus saja menggila di rumah sakit, sama sekali tak menyadari apa yang terjadi di dunia maya.Hingga akhirnya, bisik-bisik di sekitar menyadarkannya.Sebelum Viktor pergi, sepertinya benar, Viktor pernah berkata bahwa video itu akan diunggah ke internet…Panik, Dimas segera meraih ponsel dan mencarinya.Benar saja. Video perselingkuhannya sudah tersebar luas.Viktor menutupi wajah Fiona dan para dokter yang menangani operasinya, tapi Dimas dan Erika? Tak ada sensor sama sekali, wajah mereka terekspos begitu saja.Begitu video itu beredar, gelombang kemarahan di dunia maya meledak.Netizen menyerbu, menghujat mereka sebagai “pasangan mesum” yang pantas dicemooh.[Gila… aku benar-benar nggak menyangka. Dimas, si ‘pria idaman semua orang’, ternyata begitu menjijikkan di balik layar. Dulu aku bahkan sempat menyukainya… tapi sekarang melihat semua kebejatannya, rasanya seperti menelan lalat hidup, hati ini mua

  • Romantisme yang Menikam dari Belakang   Bab 21

    “Erika… di video itu kamu terlihat sangat puas, bukan? Kamu pikir, selama Fiona meninggalkanku, kamu bisa mulus menggantikannya menjadi istriku?”“Heh! Jangan mimpi! Mana mungkin aku menikahi wanita rendahan sepertimu? Di mataku, kamu nggak ada bedanya dengan wanita-wanita murahan di klub malam. Aku hanya tidur denganmu beberapa kali, dan kamu… benar-benar menganggap dirimu penting?”Dimas langsung mencengkeram leher Erika.Amarah yang membara di dadanya seperti api yang tak bisa dipadamkan, menuntut satu orang untuk menjadi sasaran pelampiasannya.Dan sialnya… Erika tepat berada di depan jalurnya.Seolah tak sengaja, dia menjadi korban kemarahan yang menggebu itu.Dimas menekannya ke dinding, menyalurkan amarah melalui pukulan bertubi-tubi, disertai makian yang kasar.“Wanita jalang! Beraninya kamu provokasi Fiona! Siapa yang kasih kamu keberanian itu, hah?”“Wanita jalang sepertimu, mana pantas dibandingkan dengan Fiona? Kamu bahkan nggak sebanding dengan jari kakinya! Menyamakanmu d

  • Romantisme yang Menikam dari Belakang   Bab 20

    Dimas bergegas ke rumah sakit, dengan polosnya dia mengira saat ini Fiona pasti masih dirawat di sana.Namun siapa sangka, saat dia dan Erika sedang bermesraan, Fiona justru sudah lebih dulu naik pesawat menuju negeri nan asing!“Biarkan aku masuk! Istriku ada di dalam! Aku harus menemui istriku!”Begitu tiba, Dimas langsung bersitegang dengan petugas keamanan di gerbang. Rumah sakit ini khusus untuk kalangan militer, tak terbuka untuk umum.Sebelumnya, karena izin Viktor, petugas sempat membiarkan Dimas masuk. Tapi kini hak istimewa itu dicabut. Otomatis, Dimas tak bisa masuk lagi.Dimas mencoba memaksa, tapi para penjaga bukan petugas keamanan biasa. Mereka mantan tentara, bertubuh kekar dan terlatih. Kalau bukan karena aturan rumah sakit yang melarang kekerasan terhadap warga sipil, mungkin sejak awal Dimas sudah dikeroyok habis-habisan.Gagal, Dimas pun mengganti strategi. Di depan pintu rumah sakit, dia berteriak lantang.“Fiona! Aku tahu kamu ada di dalam! Aku tahu kamu nggak mau

  • Romantisme yang Menikam dari Belakang   Bab 19

    Jelas sekali, Nanang dan Mariska menilai terlalu tinggi para pelayan di rumah mereka.Viktor dan anak buahnya semua berasal dari militer. Kemampuan mereka? Mustahil bisa ditahan oleh orang biasa. Bahkan, Viktor tak perlu turun tangan sendiri. Hanya dengan satu anak buahnya, seluruh pelayan Keluarga Anggara langsung dibuat tak berdaya.Bukan hanya flashdisk gagal direbut, wajah busuk Nanang dan Mariska malah terekam oleh banyak tamu lewat ponsel mereka. Begitu video itu tersebar di internet, reputasi Keluarga Anggara akan hancur berkeping-keping, dipermalukan habis-habisan!Di tengah kekacauan itu, Viktor tetap santai mengendarai SUV-nya meninggalkan lokasi, sementara Mariska terduduk di lantai, menangis histeris tanpa kendali.“Ya Tuhan! Apa yang harus kita lakukan? Keluarga Darmawan benar-benar ingin menghancurkan kita!”“Dasar anak kurang ajar!” Nanang tak bisa melampiaskan amarah pada Viktor. Semua emosinya dia tumpahkan pada Dimas. Dia melangkah maju, menampar putranya dengan keras

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status