Share

7. Virza Punya Teman dan … 'Teman'?

Pemuda itu menoleh pada Virza dan dia tersenyum lagi. Virza langsung membalas senyumnya.

"Kamu anak baru ya? Nama kamu siapa?" Pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak, lalu dia mengulurkan tangannya pada Virza. 

"Namaku Andra," dia memperkenalkan dirinya saat jabatan tangannya disambut oleh Virza. 

"Namaku Virza Wardani, panggil aja Virza," sahut Virza sambil tersenyum. 

"..." Seketika suasana di antara mereka menjadi hening karena sibuk dengan pikirannya masing-masing. 

"Mas Andra cukup terkenal juga ya," Virza membuka pembicaraan. 

"Terkenal bagaimana? Emangnya kamu tahu aku?" tanya Andra tersenyum heran. 

"Eng … Enggak juga sih, hehehe," sahut Virza sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya. Virza merasa pertanyaan dirinya sangat bodoh, mengapa dia menyebut kata  T-E-R-K-E-N-A-L  padahal dia sendiri tidak mengenalnya. 

Andra menghentikan langkahnya lagi dan memandang Virza dengan wajah bingung. 

"Terus, kenapa kamu bilang aku terkenal?" tanya Andra itu lagi. 

"Eng…" Virza bingung mau menjawab apa. 

"Oh aku tahu. Pasti karena kamu melihat tadi banyak yang menyapa aku ya?" Andra itu bertanya lagi pada Virza, dan Virza mengiyakan dengan mengangguk cepat. 

"Begini Virza, saat kamu jauh dari keluargamu yang menjadi keluarga bagi kamu sekarang adalah teman-temanmu. Jadi, selama mereka berbuat baik dan tidak mengganggu kamu, sebaiknya kamu juga bersikap baik pada mereka. Kamu juga akan merasakan seperti saya nanti, dimana pun kamu berada jika mereka mengenalmu, pasti mereka juga akan menyapamu. Seperti orang di depan ini, nanti ya," Andra menunjuk seorang laki-laki yang sedang mengendarai motor  berlawanan arah dengan mereka berjalan. 

Pemuda yang mengendarai motor itu melihat Andra dan menyapanya. Andra dan pemuda itu saling berbasa-basi sejenak, sebelum akhirnya pemuda itu pergi meninggalkan mereka berdua. 

"Benar kan kata saya?" Andra tersenyum bangga di depan Virza. Virza mengangguk setuju sambil tertawa bersama Andra. 

"Kamu juga akan seperti itu nanti kalau kamu baik sama semua orang. Percaya deh sama saya. Apalagi kamu termasuk ganteng loh, style kamu juga seperti orang kota," pujian Andra membuat Virza merasa senang. 

"..." 

"Oh ya, tadi temennya Mas Andra tanya aku loh, katanya apa benar aku tetangganya Mas Andra," kata Virza. 

"Lalu kamu jawab apa?" Tanya Andra sambil tersenyum dan menatap tepat di mata Virza dengan ramah. 

"Aku nggak jawab apa-apa, hanya mengangguk saja," Sahut Virza dengan polosnya. Andra tertawa mendengar jawaban Virza. 

"Itu namanya kamu menjawab, kok kamu bilang tidak menjawab apa-apa," Kata Andra masih tertawa. Virza tertunduk malu. 

Tidak terasa akhirnya mereka sampai juga di depan rumah kos Virza. 

"Oh kamu kos di sini ya?" Tanya Andra sambil mengerutkan dahinya. 

Virza malah merasa heran dengan ekspresi wajah saat Andra bertanya. 

"Memangnya kenapa Mas, kok melihatnya kayak aneh begitu? Rumah kos aku jelek ya?" Tanya Virza dengan tidak percaya diri. Andra langsung menggeleng dengan cepat, dia tidak mau bicara yang dapat menimbulkan salah paham padanya. 

"Eh iya kamu kok jalan sendirian, teman kamu ke mana yang itu tadi?" tanya Andra mencoba mengalihkan pembicaraan. Kedua bola mata  Andra tampak bergerak seperti sedang mencari seseorang ke arah jalan masuk halaman Rumah Kos itu.

Sebenarnya Virza merasa heran dengan pertanyaan Andra, tapi Virza berusaha untuk berpikir positif. 

'Mungkin yang dimaksud Mas Andra itu Mas Ajie kali ya? Jangan-jangan Mas Andra temennya Mas Ajie, ya?' Pikir Virza. 

"Hai Virza, kamu sudah pulang ya?" Sapa Ajie saat mengetahui Virza sudah datang. Suaranya ceria dan matanya berbinar senang melihat kedatangan Virza. Ajie bersikap seolah-olah dia dan Virza sudah saling kenal sejak lama.

Ajie langsung menyeringai 'nyengir kuda' Saat mengetahui ada Andra juga disitu. Andra membalasnya dengan tersenyum lebar.

"Eh woi, ada Andra toh?! Mengapa kamu ada di sini?" Tanya Ajie pada Andra. Lagi-lagi Virza merasa hatinya jadi menciut karena merasa menjadi orang asing diantara mereka berdua.

"Mas Andra aku pamit masuk duluan ya, mumpung sudah ketemu sama temennya," Kata Virza pamit sambil tertawa pelan. 

"Eh loh kok masuk sih?!" Sahut Ajie dan Andra bersamaan. 

Virza masih melanjutkan langkahnya, dia sudah bertekad tidak akan terlibat pembicaraan dua sekawan itu. Virza merasa tidak nyaman dan takut tersisih karenanya.

"Tunggu, Virza," cegah Ajie dengan cepat.

"Ayo kemari, kita ngobrol-ngobrol saja dulu. Kamu belum ingin tidur kan? Tunggu sebentar aku mau turun," kata Ajie pada Virza. 

Virza menjadi merasa serba salah saat mengetahui Ajie bergegas turun dan berlari ke teras rumah hanya ingin mengobrol dengan Virza dan Andra. Padahal Virza sengaja pamit masuk agar tidak mengganggu obrolan Andra dengan Ajie.

“Halooo… " sapa Ajie lagi ketika dirinya sudah berada di antara Virza dan Andra. Dia merangkul kedua orang pemuda yang dikenalnya itu dengan akrab.

“Aku enggak perlu memperkenalkan masing-masing dari kalian lagi kan? Sepertinya kalian sudah saling mengenal tanpa butuh bantuanku hehehe," ujar Ajie bercanda.

Kemudian Andra melepaskan tangan Ajie yang merangkul pundaknya dengan kasar. Melihat hal itu, Virza mengikutinya karena merasa risih.

“Ajie orangnya emang begini, Virza. Dia mudah dekat dengan siapapun. Tapi kamu jangan menuduh Ajie yang aneh-aneh ya," ujar Andra bercanda.

Virza tertegun tidak mengerti maksud dari ucapan bercandaan Andra.

“Sial kamu! Enak saja kalau bicara. Virza enggak mungkin pikir aneh-aneh dong. Dia orangnya baik dan lugu. Ha ha ha," sahut Ajie membalas bercandaan Andra.

‘mereka saling mengejek, atau sedang mengejek aku ya? Atau mereka hanya sedang bercanda ya? kok aku tidak merasa mereka lucu?’ pikir Virza.

Virza bertambah bingung dengan maksud dan tujuan ucapan mereka berdua, dia takut salah bereaksi, untuk itu dia memilih diam.

Andra dan Ajie saling bertukar pandang. Sikap mereka yang mencoba mengakrabkan diri dengan Virza malah tidak seperti yang diharapkan. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahinya.

Kemudian Ajie menyadari bahwa Virza dan Andra sama-sama membawa plastik berisi bungkus makanan di dalam genggamannya masing-masing.

"Eh kalian mau makan ya? Sebentar ya aku ambilkan alat makan punya aku dulu, karena aku yakin si Virza belum punya alat makan." ujar Ajie kepada Virza sebelum akhirnya bergegas kembali masuk ke dalam rumah. 

Andra tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya Ajie. Ajie yang Andra kenal adalah seorang yang selalu bersemangat jika ada teman-temannya, dan dia selalu baik kepada siapapun.

 

Andra menyadari tiba-tiba adanya suasana canggung antara dia dan Virza. 

"Eh iya kamu belum jawab pertanyaanku tadi, teman kamu ke mana yang bersamamu tadi?" Tanya Andra mengulangi sambil mengajak Virza duduk di tepi teras depan rumah kosnya. 

Virza merasa heran karena Andra mengulangi pertanyaannya lagi. sebelumnya Virza berpikir bahwa yang ditanya Andra adalah Ajie. Tapi mengapa Andra mengulanginya lagi? Berarti bukan Ajie yang dimaksud oleh Andra.

"Teman yang mana sih, Mas? Teman aku? Aku sendirian kok dari tadi," Virza menjawab dengan bingung. Dia masih belum mengetahui apa yang dimaksud oleh Andra. 

Andra pun tidak kalah bingungnya mendengar jawaban Virza. Dia agak sedikit kesal karena Virza tidak mengerti apa yang dia maksud. 

"Kamu beneran nggak paham pertanyaan saya?" Tanya Andra. Virza menggelengkan kepala. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status