Beranda / Horor / Rumah Kos Berhantu / 8. Teman Yang Mana?

Share

8. Teman Yang Mana?

Penulis: Queen Rachma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 23:49:04

Andra mendengus perlahan, sebenarnya perasaannya sangat kesal, tapi dia tetap ingin bersikap ramah pada Virza dipertemuan pertamanya ini.

'Waduh, masih muda sih tapi pelupa. Padahal belum lama loh. harus diingatkan lagi sepertinya,' Pikir Andra. 

"Begini Virza, sewaktu kamu mau beli makan, kamu lewat depan kos saya kan tadi?" Tanya Andra dengan sabar.

Virza mengangguk.

"Saya lihat kamu jalan berdua dengan seseorang, dia cewek sepertinya seusia dengan kamu, rambutnya panjang, sepinggang, pakai kaos putih dan celana panjang," Andra mencoba memberi tahu.

Virza malah mengerutkan dahinya dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil mencerna yang dikatakan oleh Andra. 

"Mungkin dia kebetulan saja jalan bersamaku tadi, Mas. padahal bisa saja sebenarnya perempuan itu cuma lewat," Sahut Virza dengan polos.

"Tidak mungkin, Virza. Ketika kamu menyapaku di depan rumah kos aku tadi, dia juga ikut berhenti bersamamu tepat di sampingmu dan tersenyum kepadaku." Andra memberi waktu kepada Virza untuk mengingatnya. Namun Virza makin terlihat bingung. 

"Dia juga ada kok saat di warung tenda ANGKRINGAN tadi. Dia ada disebelah kamu. Makanya aku tidak mengajakmu jalan pulang bersama karena aku pikir kamu akan pulang bersama teman kamu itu," Andra menjelaskan kembali.

Virza menatap kedua mata Andra dengan lekat. 

'orang ini masih bercanda atau sedang bicara serius denganku? Aku takut kali ini dia sedang mengerjaiku,' batin Virza. 

Tiba-tiba ada udara dingin yang mendesir halus dipunggung Virza membuat Virza merasa takut dan merinding jadinya.

"Mas, jangan takut-takuti saya dong. Saya baru hari ini pertama tiba dikota ini. Merinding nih!" Virza merajuk sambil menunjukkan kulit  tangannya yang mulai merinding.

"Ah kamu Virza, bagaimana sih?! Kamu bilang merinding, sekarang aku juga ikutan merinding jadinya," Sahut Andra yang mulai menggeser duduknya mendekati Virza dengan wajah polosnya.

"Eit … eit … eit …!!!" Suara Ajie dari dalam rumah terdengar sampai teras rumah kos.

Virza melihat Ajie yang kerepotan membawa peralatan makan untuk dia dan Andra, Virza membantunya untuk membawakannya. 

Tapi ketika sedang mengambil beberapa peralatan makan dari tangan Ajie, sekilas Virza melihat ada seseorang lewat tidak jauh di belakang Ajie berjalan ke arah kamar mandi lantai bawah. 

‘Ah syukurlah, di kos ini bertambah satu orang lagi. Jadi, aku tidak hanya berdua dengan Mas Ajie saja di kos ini,' Pikir Virza.

Ajie kembali ke dapur mengambil teko air dan beberapa gelas plastik. Dapur itu berseberangan dengan tangga dan kamar mandi.

Setelah mereka kembali berkumpul di teras kos, Ajie membantu Andra membukakan bungkus makanannya, dan menyajikan untuk Andra. 

"Hayo … Kalian tadi ngomongin tentang apa, tadi kok Andra geser-geser duduknya ke dekat Virza," Tegur Ajie.

Andra menanggapinya dengan tertawa terbahak-bahak. Sebaliknya dengan Virza yang merasa perasaannya tidak enak. 

"Eh, anu kok Mas … bukan seperti itu." Virza mencoba menyangkal agar Ajie tidak salah paham dengannya.

Namun Ajie seperti mengabaikannya, sambil tersenyum kepada Virza, Ajie berkata  "Kalian pasti punya rahasia yang aku tidak boleh dengar," 

"Bu Bu bukan.. Bukan begitu, Mas Ajie," Virza berusaha menyangkal tapi dia tidak tahu harus menjelaskan tentang apa. 

"ah sudah … sudah, jangan terlalu ditanggapi dengan serius kalau Ajie sedang bicara. Lebih baik kita makan saja," sahut Andra yang sudah mulai memasukkan makanan dalam mulutnya. 

Lalu Virza teringat oleh seseorang yang tadi dilihatnya melintas di dapur. 

"Mas Ajie, Berarti malam ini kita tidak hanya berdua yang tidur di rumah kost ini." Kata Virza membuka pembicaraan baru sambil melirik ke arah dalam rumah. 

"Maksud kamu Andra akan tidur di kos ini? Andra punya kos sendiri, tuh di depan sana." Sahut Ajie sambil menunjuk ke arah rumah kos tempat tinggal Andra. 

"dia sudah tahu tempat kos aku kok, tadi kan bertemu di depan sana," sahut Andra. 

"Bukan Mas Andra yang aku maksud. Tapi orang yang di dalam sana tadi, anak kos yang baru datang itu siapa? Mengapa dia tidak ikut gabung dengan kita di sini?" Tanya Virza pada Ajie. 

Sekarang Aji yang ngerasa bingung tentang orang yang ditanyakan oleh Virza. 

"tidak ada orang selain kita berdua di sini hari ini. Kalau besok mungkin ada," kata Ajie. 

"tapi aku melihatnya, Tadi ada orang yang berjalan di dapur ke arah sana," kata Virza lagi. 

Ajie dan Andra saling bertukar pandang lagi. Ajie langsung memutar otak untuk mempersiapkan jawaban agar bisa diterima oleh Virza. 

"Oh yang barusan itu adalah orang yang sedang aku suruh memperbaiki pipa wastafel, dia sudah selesai makanya dia jalan ke arah sana, dia keluar lewat pintu Belakang," sahut Ajie beralasan. 

Virza mengangguk-angguk, dia dapat mengerti alasan yang diberikan oleh Ajie. 

"Eh iya, kalian kok bisa datang cuma berdua? Teman kamu tadi ditinggal dimana?" Tanya Ajie Sambil tertawa, dia bermaksud mengubah topik pembicaraan. 

Virza yang sedang menyuap makanan ke dalam mulutnya tidak menghiraukan perkataan Ajie. Virza berpikir bahwa Aji sedang bicara dengan Andra dan dia tidak ingin mengganggu percakapan Ajie dengan Andra. Sampai paha Virza di tepuk oleh Ajie, barulah Virza menoleh kepada Ajie.

"Virza, teman kamu tadi mana?" Tanya Ajie mengulangi.

Virza langsung melihat ke arah Andra. Dia yang tidak memperhatikan pembicaraan Ajie dengan Andra, malah menuduh pertanyaan itu bersumber dari Andra.

Namun ternyata Andra sendiri malah tidak kalah terkejutnya.

"Loh kok malah lihat - lihatan sama Andra. Aku loh yang sedang bertanya kepadamu, wahai Virza," Kata Ajie dengan menunjukkan mimik wajah lucu.

"Eh, maaf. Mas Ajie sedang bertanya sama aku ya? Aku kira sedang bertanya sama Mas Andra," Jawab Virza dengan perasaan canggung.

"Iya, sama kamu Virza," Ulang Ajie.

"Hum … teman yang mana ya, Mas?" Tanya Virza bingung.

"Teman yang bersama kamu tadi. Waktu kamu pamit mau beli makan, aku kan berdiri di atas dan tanya sama kamu  bahwa kamu mau kemana? Terus Virza menjawab kalau Virza mau beli makan. Tadinya mau aku temani, cuma karena kamu sudah ada temannya, aku tidak jadi menemani kamu. Waktu kamu sedang mengunci pintu ini, dia berdiri dibelakangmu kok," Ajie menjelaskan kepada Virza dengan berapi-api.

Virza dan Andra tertegun mendengar penjelasan Ajie yang disertai dengan praktek kronologinya.

"Nah kan, Ajie juga lihat teman kamu," Andra menodongkan sendok ke wajah Virza membuat kepala Virza mundur dan hampir mendongak. Untung saja segera ditepis oleh Ajie.

"Andra! sendok kamu itu tidak sopan, kok ke muka orang," Tegur Ajie dengan wajah cemberut.

"Ajie , kamu tadi lihat aku menggeser pantatku duduk mendekati Virza?" Tanya Andra. Ajie mengangguk.

"Mau tau penyebabnya?" Tanya Andra. Ajie mengangguk sekali lagi.

"Ya temannya Virza itu. Aku juga lihat temannya, tapi dia bilang dia itu sendirian sejak tadi. Padahal aku lihat jelas kalau dia itu berjalan bersama temannya. Makanya aku dan Virza merasa merinding tadi. Untung aku tidak sendirian melihatnya, berarti aku benar-benar melihatnya, dan dia nyata. Nyatanya Ajie saja melihat kok," Kata Andra cepat dan panjang lebar.

1073

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rumah Kos Berhantu   29. Rumor Seram

    Jaya dan yang lainnya tampak meringis saat dimintai penjelasan oleh Virza tentang sikap mereka.“Wah, ada apa ini? Mengapa sikap kalian seperti itu?” tanya Virza lagi menatap satu per satu orang yang ada di sana, termasuk penjual warung makan.Penjaga warung makan pun berpaling dari Virza. Dia seperti tidak ingin ikut campur dalam pembicaraan antara Jaya dan Virza. Sementara yang lain ikut bersikap sama, mereka malah memunggungi Virza dan melanjutkan makan.Virza gelisah karena ada di situasi yang canggung, dia merasa benar-benar asing di tempat yang baru pertama kali dia kunjungi. Namun Virza tidak mau menyerah, dia terus menatap pada Jaya, menuntut penjelasan yang sudah membuatnya penasaran.“Ehm, memangnya sudah berapa lama kamu tinggal di rumah kos itu?” tanya Jaya sambil berpindah tempat duduk ke dekat Virza.“Hampir 6 bulan,” sahut Virza ragu. Jaya menatap kedua mata Virza dengan saksama. Virza tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Jaya, namun dia yakin ada sesuatu yang penting in

  • Rumah Kos Berhantu   28. Berdamai

    # Esok hari.“Za, Za, bangun.” Seseorang membangunkan Virza yang tertidur di teras depan rumah kos.Virza terbangun dari tidurnya sambil menggeliat. Dia menyipitkan matanya menatap orang yang baru saja membangunkannya dari tidur. Cahaya matahari membuatnya tidak mampu membuka lebar kelopak matanya.“Mas Delta?” Virza bergumam sambil menggosok-gosok matanya.Delta duduk di samping Virza yang menatapnya heran.“Kenapa menatapku seperti itu?” tanya Delta bingung. Virza menggelengkan kepala.Tiba-tiba Roy sudah berada di hadapan Virza dan Delta sambil tersenyum. “Kita ke kampus yuk, ada yang mau aku bicarakan dengan kalian,” ujar Roy.“Aku tidak ada kelas hari ini. Bagaimana kalau kita bicara disini saja?” Delta memberikan penawaran.“Tidak bisa. Aku tidak ingin membicarakannya disini. Bagaimana denganmu, Virza? Apakah kamu bisa ikut denganku ke kampus?” sahut Roy. Virza langsung mengerti tujuan Roy, dia mengangguk setuju. Akhirnya Delta pun mengikuti mereka setelah Virza selesai mandi

  • Rumah Kos Berhantu   27. Sosok di Kamar Delta

    Roy dan Ajie tidak berbuat apa-apa, karena mereka sudah kelelahan menghadapi tingkah Virza yang sebelumnya. “Mas, aku…” Ajie tidak meneruskan kalimatnya karena Roy melarang. ‘Aku takut,’ batin Ajie. Sepanjang malam itu Ajie dan Roy terus berdoa. Akhirnya, mereka melalui malam panjang itu hingga pagi menjelang. Tanpa disadari, Ajie dan Roy tertidur karena kelelahan. Virza terbangun dan seperti tidak terjadi apa-apa. Dia merasa bingung karena kedua temannya duduk sambil tertidur mendampinginya. Virza merasa sakit di sekujur tubuh sehingga dia harus berusaha keras untuk bangkit dari tempat tidur itu. Dengan perlahan dia membantu kedua temannya berbaring berdampingan. “Mereka akan merasakan sakit juga di sekujur tubuhnya kalau tertidur dengan cara begini,” kata Virza sambil merebahkan mereka. Diam-diam Virza keluar dari kamar Roy. Tiba-tiba bulu kuduk di sekujur tubuhnya merinding saat keluar kamar dan menatap lorong itu. Padahal, letak tangga berada di ujung lorong itu. Ada ras

  • Rumah Kos Berhantu   26. Kerasukan

    Ajie menghembuskan nafas panjang. Dia merasa lega karena ternyata Roy yang berada di depan pintu. Dia melihat sosok Roy yang rambut serta pakaiannya dalam keadaan basah.‘Tapi, mengapa diam dan tertunduk saja? Mengapa dia tidak memanggilku?’ pikir Ajie. ‘Ah, sudahlah! Aku berpikir terlalu berlebihan. Normal saja dia dalam keadaan basah begitu setelah berwudhu,’ pikir Ajie sambil menepis pikiran yang sebelumnya.Kemudian dia segera membuka pintu kamar mengingat waktunya yang sudah tinggal sedikit lagi. Ketika pintu dibuka, Roy segera masuk ke dalam kamar dan berdiri menatap Virza yang masih terbaring dan memejamkan mata.“Mas, waktunya tinggal sedikit lagi. Cepatlah! Sebelum masuk Isya,” Ajie mengingatkan Roy sambil memberikan sarung setelah membantunya menggelar sajadah di lantai. Tapi Roy hanya terdiam dan menerima sarung itu. Ajie terus melawan perasaan-perasaan yang menurutnya ada yang aneh dengan sikap Roy. Dia menepis dugaan pada Roy.Ajie menyingkir dari hadapan Roy dan memili

  • Rumah Kos Berhantu   25. Pantangan Selepas Petang

    “Brug!” Roy segera menarik Virza, karena terburu-buru, Roy menariknya hingga terjatuh ke lantai. Mereka berdua tersungkur.Namun Virza langsung bangun kembali dan mencoba membuka pintu. Dia seperti sedang dikendalikan oleh sesuatu. Melihat itu, Roy segera bangkit dan meraih tangan Virza dengan susah payah.‘Dia seperti terpengaruh dengan suara itu,’ pikir Roy.“Aku mau buka pintu, ada temanku diluar!” Virza menghardik Roy karena dirinya merasa terganggu dengan Roy yang selalu menghalanginya. Matanya terbuka lebar dan menatap marah pada Roy, bahkan Virza sempat menggeram ke arah Roy, membuat Roy semakin yakin bahwa Virza sedang dikuasai oleh sesuatu meskipun keadaannya setengah sadar.“Dia bukan temanmu, Za!” Roy memperingatkan. Tangannya terus ditepis oleh Virza ketika berusaha menggenggamnya, sehingga tangan mereka tampak seperti sedang saling memukul.Roy memutuskan untuk bertindak lebih kasar dan mendekap Virza.“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!” Roy berseru di telinga Vi

  • Rumah Kos Berhantu   24. Kita Sebut Saja “G" (Teror Sore Hari)

    “Kamu kenapa, Za? Jangan bikin orang panik!” Roy meninggikan suaranya agar Virza segera sadar. Roy langsung berinisiatif untuk menutup pintu kamarnya dan mendorong Virza agar segera duduk di atas tempat tidurnya. Perlahan tatapan mata Virza pun berubah normal kembali, meskipun masih ada sisa-sisa ketakutan yang tertinggal. Setelah kondisi Virza tampak normal kembali, Roy mulai mengajaknya berbicara. “Ada apa? Mengapa kamu seperti itu tadi? Apakah kamu melihat sesuatu lagi?” desak Roy sambil duduk di samping Virza. “ Apakah mas Roy pergi untuk menonton televisi setelah Mas Roy mandi tadi?” Virza malah balik bertanya. Roy menggelengkan kepala. Virza terdengar mendengus. ‘Ah, pasti aku melihat hal lain lagi nih!’ batin Virza. “Kamu melihat sesuatu di ruang nonton televisi ya?” tanya Roy dengan nada rendah. Virza menundukkan kepala. Dia malah mengingat hal lain. Ternyata Virza menyadari, bahwa di sisi kiri kamar Roy tidak ada kamar lagi. Di Sisi kiri kamar Roy hanya terdapat sebua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status