Share

32. Meet-up

Dada Tante Clarrisa bergemuruh. Pak Burhan ternyata jauh lebih cakep dari bayangannya. Laki-laki itu terlihat tua dan matang. Rahangnya tegas. Gurat-gurat keriput di wajahnya menyiratkan kesan ramah. Senyumnya tulus. Giginya putih dan rapi. Suaranya… berat namun juga empuk dan berwibawa.

“Sel… selamat siang, Pak Burhan,” balas Tante Clarrisa.

Pak Burhan berpaling ke arah Jeng Ries. Perempuan itu sepertinya tahu kode yang diberikan kliennya.

“Hei, Jeeng, aku tinggalkan kalian berdua dulu, ya? Aku ada perlu sedikit di luar sana.” Jeng Ries menyenggol lengan Tante Clarrisa seolah memberi kode. Tangannya menyibak bagian bawah dress Tante Clarrisa – dilakukannya seolah-olah tanpa sengaja.

“Eeh? Mau ke mana, Jeng?” tanya Tante Clarrisa mulai panik.

“Nanti aku segera balik, kok. Tenang ajaa. Lagian, Pak Burhan ini orangnya baik. Nggak akan nggigit – hihihi. Kecuali kalau sudah dipersilakan.”

Pak Burhan hanya tersenyum. Laki-laki itu menyilangkan kaki. Si

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status