Share

Ketegangan

“Shan,” panggilku yang kemudian membuatnya menatapku. Anehnya hanya sesaat saja, lalu dia tertunduk. Bahkan terdengar isakannya.

“Kenapa menangis?” tanyaku.

Dia menggigit bawah bibirnya, seperti sedang menahan rasa sakit.

“Aku sudah kehilangan dia,” jawabnya.

Aku menghela nafas. Merasa prihatin. Sebab, aku pun pernah merasakan perasaan yang sama. Sangat mencintai, berharap memiliki, tetapi dihadapkan pada pilihan harus melepas perasaan itu karena tidak mungkin memilikinya.

“Aku ikut prihatin. Sabar, ya.”

Aku berusaha menguatkan. Terdengarnya lucu, di balik berita yang seharusnya membuatku gembira. Tapi aku tak setega itu.

“Aku pikir, kamu akan bisa membantuku, “ ucapnya.

“Membantu? Membuatnya kembali padamu?” Aku menebak dengan mudah.

“Iya. Kamu kan temannya.”

“Kami nggak seakrab yang ada dalam pikiranmu, Shan. Rohan itu tertutup, termasuk permasalahan kalian.”

“Tapi setidaknya kamu bisa membujuknya.”

Sebuah keinginan yang sulit.

Aku menegakkan punggung sebagai respons ketegangan pad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status