Share

Arya Kalah Telak

Author: Sriayu23
last update Last Updated: 2022-09-17 15:21:08

POV Aryan

"Mas, perempuan itu sudah gila." Naura menyerahkan sebuah foto beserta caption yang dikirim Evania.

Mataku melotot dengan sempurna. Rasanya bola mata ingin jatuh ke lantai. Rasa nikmat setelah bercinta dengan Naura, hilang seketika. Digantikan rasa takut dan panik yang sangat kuat mendera jiwa.

Aku tidak tahu, kenapa Evania bisa lolos dari perangkap. Padahal, rencana penculikan ini dilakukan serapih mungkin. Sejak di tempat proyek, aku sengaja mengajak preman suruhanku untuk menyamar menjadi rekan bisnis. Kami masuk dalam mobilku. Sebelum keluar kota Jakarta, aku sengaja berpindah posisi dan menyamar seolah-olah rekan Bisnisku yang turun dari mobil. 

Menurut laporan orang suruhanku, awalnya Evania berhasil digiring ke lokasi penjebakan. Namun, sedikit lagi sampai, mobil putar balik dan tidak meninggalkan jejak.

"Mas, kenapa?" tanya Naura yang melihatku mendadak terperangah dan terkulai lemas di lantai.

Belum cukup kepanikan mendera, sebuah pesan dari Mbak Devi membuatku ingin mati rasanya. Tubuh terkulai lemas. Evania, berhasil sudah kau mengalahkanku. Jika tidak ingat Naura, aku sudah loncat dari apartemen ini. 

"Lihat ini."

[Aryan, kamu sudah gila. Kenapa sampai ada yang mengirim foto kamu yang sedang mencium kening Naura diapartemennya. Nomer tidak dikenal mengirim foto ini ke semua nomer W******p keluarga kita. Lihat grup keluarga, sudah geger. Kalian memang Memalukan. Meskipun kedekatan kalian seperti kakak adik, tapi tidak sepantasnya bersikap berlebihan. Apalagi berduaan di kamar apartemen dan bercumbu seperti itu.]

" Kenapa Mbak Devi mempunyai foto kita yang sedang bermesraan." Naura tidak kalah kagetnya denganku. 

Beberapa menit kemudian, ponsel Naura tiba-tiba berdering. Ada panggilan dari bapaknya. Dadaku mendadak bergemuruh hebat. Firasat buruk melanda. Kami saling bertatapan.

"Angkat saja."

"Hallo?"

"Naura dimana kamu, apa yang kamu lakukan dengan Aryan. Dasar anak tidak tahu diuntung, bikin malu saja. Saya akan datang ke apartemen kamu. Tunggu, jangan kemana-mana," ucap Uwa langsung mematikan sambungan telepon.sl Suaranya sangat lantang terdengar. Sepertinya dia marah besar.

Pasti semua ini perbuatan Evania. Aduh, aku harus bagaimana? Naura terlihat sangat ketakutan. Kami sangat paham, berbahaya jika membuat Uwa marah. Dia sangat jago pencak silat. Meskipun tubuhnya sudah renta, tapi tenaganya tidak main-main. Satu lagi, Uwa sangat benci jika anaknya melakukan hal-hal yang dilarang agama. 

"Mas, jangan diam saja, ayok kita kabur. Aku tidak mau di pukul Bapak. Ayok, Mas."

Tanpa menjawab, aku langsung menggunakan baju. Secepat mungkin mencari tempat persembunyian.

"Kita, cari hotel yang agak jauh dari sini aja, Mas."

Wajah Naura sangat pucat. Kami berdua kelimpungan mencari solusi. Rasanya seperti kena serangan jantung. Sudah bertahun-tahun hubungan gelap ini kami simpan rapi. Kenapa sekarang jadi seperti ini? Semua karena Evania. Nanti akan aku cari cara agar bisa menceraikan Evania tanpa harus membuat dia buka mulut tentang rahasia ini.

"Kami pesan satu kamar hotel, Mbak."

"Untuk berapa malam, Pak?"

"Satu minggu," jawab Naura.

"Baik Ibu dan Bapak, sebentar saya hitung pembayarannya," tutur resepsionis dengan senyum ramah.

"Total pembayaran 50 juta untuk satu Minggu, sudah dilengkapi fasilitas makan 3 kali sehari, bagaiman Bu, Pak?"

"Baik, kami ambil," jawabku sambil menyerahkan ATM Evania.

"Maaf, kartu ATM Bapak terblokir."

"Apa, tidak mungkin Mbak." Aku bertatapan dengan Naura. Kami sangat terkejut dan kebingungan.

"Kartu ATM bapak benar-benar terblokir, tidak bisa digunakan. Sudah saya cek tadi."

"Kamu ada uang Naura?"

"Di atmku hanya ada satu juta, Mas. itu juga uang untuk biaya makan satu minggu. Soalnya, Belum waktunya bapak ngirimin uang. Terus, Mas juga belum transfer ke aku. Ya, mana ada duit."

"Aduh, terus bagaimna ini, dompetku hanya berisi 100 ribu. Sudah habis tadi siang untuk membayar para preman."

"Bagaimana Pak, Bu, apa jadi menyewa kamar disini?" tegas resepsionis dengan raut tidak ramah.

"Maaf Mbak, tidak jadi."

"Baik," jawab resepsionis dengan senyum meremehkan.

"Mas, kenapa sih kamu jadi belangsak gini. Mangkannya jadi suami jangan bod**, masa mau diatur-atur istri. Sampai uang dikuras semuanya."

"Diam Naura, semua karena kamu. Coba kamu bersikap baik pada Evania, dia tidak akan curiga dan mencari bukti-bukti perselingkuhan kita."

"Dih, ko, Mas nyalahin aku. Ya, salah Mas dong, tidak bisa berbuat tegas pada perempuan kampung itu."

"Diam!" Bentakku dengan lantang. 

Naura bukan menenangkan dan mencari solusi, dia malah menambah pikiranku semakin kacau. Kepala rasanya sudah mau pecah. Di tambah cibiran keluarga di grup W******p yang sangat menyudutkan kami. Evania, aku tidak tahan lagi. Apa aku harus berlutu dikaki Evania agar penderitaan ini berakhir? tidak. Aku akan terus mencari solusi mengalahkan evania.

"Turun!" 

"Tapi, Mas aku takut Bapak datang ke apartemenku."

"Turun, Naura. Aku harus menemui Evania."

"Tapi, Mas a-"

"Turun!" bentakku untuk kesian kali. Bukan karena aku tidak mencintainya lagi, tapi masalah ini sangat pelik. Jalan satu-satunya adalah bernegosiasi dengan Evania.

Brugh!

Wajah Naura terlihat menahan amarah. Sekuat tenaga dia membanting pintu mobil. Matanya berkaca-kaca. Namun, aku tidak bisa menenangkannya untuk kali ini. Pikiranku terlalu kacau.

Dengan kecepatan tinggi, mobil melaju menuju rumahku. Perasaan kesal dan amarah meluap-luap bagai lahar di gunung Merapi. Aku sudah tidak bisa bersabar lagi menghadapi Evania. 

Berkali-kali berteriak, namun Evania tidak kunjung keluar. Dengan terpaksa aku naik gerbang. Untung kunci gerbang menggantung ditembok bagian dalam. Sehingga, mobilku bisa masuk.

"Evania!"

"Evania, buka!" teriakku menggema seperti orang kesetanan. 

Namun, lihatlah, Evania tidak mau membukakan pintu. Padahal, ini bukan rumahnya. Wajahnya sangat tenang seakan tidak ada apa-apa.

Evania malah membentaku. Membuat diri ini mematung. Dia sama sekali tidak iba melihatku. Malah menyuruhku tidur diteras dengan para nyamuk-nyamku galak.

"Evania, tunggu. Buka dulu pintunya, kita bicarakan baik-baik." Dia tidak menggubris ucapanku.

"Ah." Aku tendang pintu dengan kesal. 

Tubuhku seakan tidak bertenaga. Hanya bisa mengumpat sambil bersimpuh menyadar pintu. Evania, tega sekali dirimu. Bukankah kamu begitu mencintaiku, kenapa tega menyiksaku seperti ini?

Aku meringkuk di atas lantai. Meratapi hidupku yang malang karena mempunyai istri kejam seperti Evania. Isakan tangis dan kekesalan terlontar begitu saja dari mulutku.

Lama kelamaan, mataku mulai berat. Rasa kantuk menyerang. Mungkin ini efek tubuh dan pikiran yang terlalu lelah. Meskipun tanpa alas, tapi mataku bisa terpejam.

********

Mata tiba-tiba terbuka dengan paksa. Ketika ada tangan mencengkram kerah bajuku dan memaksaku untuk berdiri.

"Bangun, kamu Aryan. Apa yang kamu lakukan dengan Naura. Saya sudah bilang, berlaku sewajarnya. Kamu tidak pernah menghargai saya sebagai Uwamu, saya yang sudah membantu besarkanmu, tapi kamu malah melakukan tidak senonoh dengan anakku sendiri. Apa kuranganya Evania untukmu, aryan," ucap Uwa berapi-api. 

Dia datang dengan Naura dan Mas Aji. Wajah Naura terlihat lebam di bagian pipi. Air mata terus membanjiri pipinya.

"Maaf, Uwa, Aryan bisa menjelaskan tentang foto itu. Semuanya tidak seperti yang Uwa lihat."

"Jangan banyak bicara, Aryan."

Bug!

Bug!

Dua pukulan melayang dibagian hidung dan perut. Tubuh terpental ke lantai. Darah segar mengalir.

"Cukup, Pak, cukup!" teriak Naura dengan histeris. Sedangkan Mas aji, hanya tersenyum kecut menyaksikan percobaan kami.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
kasian deh lo Aryan nikmati apa yang kamu upayakan di dunia pasangan KEGATELAN gila SELANGKANGAN rasain emang enak laporkan ke polisi Mbak Eva biarkan mereka merasakan dinginnya PENJARA
goodnovel comment avatar
Isabella
satu kata untuk Aryan dan naura kapok
goodnovel comment avatar
Partinah Partinah
lah kok dongo bgt si aryan, knp ga tdur dlm mobil ajj, malah meringkuk di teras tanpa alas .........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SADAP WHATSAPP SUAMIKU   Tamat

    Pov EvaniaSatu bulan berlalu.Rasa syukur tak pernah lepas aku ucapkan. Sampai saat ini, rencana pernikahan aku dan Mas Irsyad dimudahkan.Awalnya, Ayu menolak untuk memberi sertifikat tanah asrama. Namun, negosiasi yang dilakukan Mas Aji dan temannya yang juga seorang pengacara, membuat Bapak Ayu membujuk putrinya untuk mengalah. Mas aji mengatakan, akan memperkarakannya secara hukum, jika Ayu tidak mau memberi sertifikat tersebut. Padahal, pihak Mas Irsyad sudah siap membayarkan hutangnya, maka perbuatannya akan dilaporkan sebagai aksi pengancaman.Kabar baiknya, sertifikat itu masih atas nama Mas Irsyad. Jadi, jalan untuk merebut surat berharga tersebut, makin mudah."Assalamualaikum.""Wa ...." Aku sangat kaget, ketika Mas Aryan tiba-tiba muncul. Dia datang bersama Naura, Uwa dan Mas Aji. Uwa dan Mas Aji, memang sengaja aku undang untuk datang kembali ke sini. Menghadiri akad nikahku."Evania, maafkan aku. Tolong, izinkan aku bertemu anak kita," ucap Mas Aryan dengan raut penye

  • SADAP WHATSAPP SUAMIKU   Naura dan Aryan Taubat

    POV Aryan"Naura," ucapku dengan lesu."Mas, bagaimana, kamu dapat kerjaan gak?" tanya Naura dengan binar penuh harap.Aku tak sanggup menjawab pertanyaannya. Segera aku ambil air putih dan duduk di sampingnya. Mungkin, segelas air bisa membasahkan tenggorokanku yang kering karena menelan pil pahit kehidupan."Mas, jawab. Jangan diem aja kaya patung!" teriak Naura kesal."Be-belum.""Apa, maksud kamu, belum dapat juga kerjaannya?" Aku hanya bisa menggaguk sambil tertunduk."Mas ... bagaimana ini, uang kita sudah sangat krisis. Bulan ini juga belum bayar sewa kontrakan."Tetesan air mata turun dari pipi Naura. Hatiku ikut teriris menyaksikannya. Mau bagaimana lagi, semua sahabat sudah aku datangi untuk minta bantuan, tapi tidak ada yang sudi menolongku. Mereka selalu beralibi, bahwa tak ada lowongan."Maafkan aku, Naura.""Aku tak butuh kata maaf, Mas. Kamu harus cari kerjaan. Aku tidak mau tahu. Jadi kuli bangunan saja, pasti ada lowongan.""Aku sudah mencari kerjaan apapun, tak ada y

  • SADAP WHATSAPP SUAMIKU   Nasib Aryan dan Naura

    Pov NauraHampir enam bulan setelah kepulanganku dari Jawa, hidup terasa sangat pahit. Apa benar, ini yang dinamakan karma?Mas Aryan tidak kunjung mendapatkan pekerjaan akibat vidio viral kami. Selama enam bulan ini, kami harus berhemat dengan sisa uang PHK yang tinggal sedikit. Hanya ada lima belas juta untuk menunjang kebutuhan kami berdua. Untuk membayar kontrakan, listrik dan membeli makanan setiap harinya. Satu bulan terakhir, kami harus ekstra berhemat karena uang PHK hanya tersisa beberapa ratus ribu saja. Terpaksa, ponsel Mas Aryan harus dijual untuk menutupi biaya makan."Mas, cari kerja dong. Tidur mulu, lihat perutku, semakin hari makin membesar. Boro-boro untuk memenuhi anak kita, memberi nafkah kepadaku saja sangat tidak layak," umpatku dengan nada kesal."Bukan aku nggak mau kerja, Naura. Tapi, tak ada perusahan yang mau memberi jabatan yang sesuai dengan pendidikanku. Aku bingung harus cari kerja dimana.""Halah, jangan banyak alasan, Mas. Mau kerja apa saja, kamu am

  • SADAP WHATSAPP SUAMIKU   Awal Kebahagian Evania

    "Ternyata benar, Mas Irsyad ada di sini," seruku ketika melihat sosok pria tampan yang aku cintai sedang termenung di sebuah gubuk.Gubuk ini terletak di tengah, antara pesawahan yang sangat luas. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya warna kehijauan. Tumbuhan padi yang baru terlihat daunnya, menambah kesyahduan hati yang menikmatinya. Tempat ini cukup jauh dari perkampungan. Pegunungan dan pepohonan adalah batas ujung mata menatap.Setiap musim menanam dan memanen padi, para warga berbondong- bondong ke sawah. Mereka mengelola sawah dengan cara yang maih tradisional. Pada masa itulah, anak-anak kecil suka bermain di sini sambil mengamati orang tuanya yang sedang bekerja."Evania …."Wajah Mas Irsyad kebingungan menyadari kehadiranku. Matanya terlihat bengkak. Apa dia sudah menangis? rambutnya juga berantakan tak karuan."Mas Irsyad tidak pernah berubah, yah?" tanyaku dengan senyuman sambil duduk di sampingnya. Sebuah ranjang sederhana menghiasa gubuk ini."Maksud kamu apa, Evania

  • SADAP WHATSAPP SUAMIKU   Kekacauan yang Hakiki

    #Sadap_Whatsapp_SaumikuPat 28POV Evania"Eva, ikut aku ke dapur sebentar bisa?" tanya Ayu setelah dia dari teras. Aku yang sedang menggendong bayi mungilku, segera menyerahkannya kepada Mbak Devi. "Mbak, punten, tolong gendong Dede dulu.""Baik Eva, jangan sungkan. Mbak senang menggendong bayi lucumu," sambut Mbak Devi dengan senyum lebar.Mbak Devi memang menyukai anak kecil. Aku sangat bahagia, keluarga dari pihak Mas Aryan sangat baik. Meskipun ayah bayiku tidak ada kabar. Sudah berusaha menghubungi nomer Mas Aryan maupun Naura, tapi tidak aktif.Sedih rasanya, saat pertama kali lahir, bukan bapaknya yang mengumandangkan adzan. Haru biru begitu kentara ketika Mas Irsyad menemaniku dan mengumandangkan azan untuk anakku. Ada kebahagiaan yang diam-diam terpatri dalam hati. "Ada apa, Yu?""Evania, kamu menganggapku sahabatmu, bukan?""Tentu," jawabku dengan tawa renyah. Pertanyaan Ayu terdengar sangat aneh."Selama ini aku sudah menolongmu agar terbebas dari cengkraman Aryan. Semu

  • SADAP WHATSAPP SUAMIKU   Rencana Jahat

    "Silahkan, diminum Uwa, Mbak dan Mas Aji." Ayu membawa beberapa gelas minuman.Wajahnya terlihat sumringah. Semua mata menatap dengan ramah. Berbeda denganku, rasa kesal mengguncang jiwa. Isi kepala terus bermunculan banyak pertanyaan. Apa lagi rencana jahat ayu?Senja menjelang, aku dan Umi memutuskan untuk pamit dulu ke rumah. Ada jadwal mengajar anak-anak di asrama."Evania, aku pamit dulu yah, jaga dirimu di sini. Jangan mudah percaya kepada siapapun," ucapku lirih saat berdampingan dengan Evania.Evania mengernyitkan alis mencerna perkataanku. Netranya seakan meminta penjelasan."Mas Irsyad, nanti ke sini lagi?" tanya Ayu."Iya.""Bagus, nanti kita bahas rancangan gaun pernikahan, dekorasi dan lainnya.""Iya." Aku segera pergi, tak betah basa-basi dengan Ayu. ******Adzan magrib berkumandang. Aku bersama seluruh penghuni asrama melaksanakan solat berjamaah. Setelahnya, dzikir bersama. "Kelas ula, ada jadwal ngajar Mas, yah?""Iya Mas, pelajaran safinatun najah," ucap Ari salah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status