19 - Kedatangan mertua
Mereka sekarang berada di dalam mobil, menuju minimarket untuk membeli kebutuhan Ibu hamil."Sudah sampai," ujar Arga mematikan mobil lalu keluar membukakan pintu untuk istri -istrinya.
"Makasih," sahut mereka bersamaan dan melangkah ke minimarket.
"Biar aku bawakan trolinya, kalian pilih - pilih saja," perintah Arga diangguki keduanya.
"Nay, kita ke sana yuk! Ada susu ibu hamil," ajak Afnan memegang lengan Nayla menariknya.
"Afnan, pelan-pelan. Nayla sedang mengandung," tegur Arga membuat Afnan terdiam merasa bersalah.
"Sudahlah Mas, Mbak Afnan hanya sedang senang, ayo Mbak kita ke sana."
Arga hanya menghela napas lalu pergi ke tempat bahan makanan disediakan, ia segera memilih dan memasukkannya dalam troli. Setelah selesai segera pergi ke arah istrinya berada, ia menatap Afnan yang sudah memegang banyak buah - buahan.
"Sini, masukin ke troli." Arga segera mengambil alih kantung kresek yang berisi buah
20 - MANGGA TETANGGASudah dua jam mereka berbincang, Sekar terus mewanti - wanti Nayla agar istirahat saja, tidak perlu mengurus pekerjaan rumah. Demi kesehatan diri dan janin dalam rahimnya."Oh iya, sampe lupa! ini dari Nenek suamimu." Sekar cepat merogoh tasnya untuk mengambil barang pemberian Nenek Arga lalu memberikannya kepada Nayla.Info ya say, Neneknya Arga --- Ibunya Aldi sedangkan almarhum Omah --- Mamanya Sekar.Nayla menatap benda itu dengan berbinar. "Ahhhh, cantik sekali," gumam Nayla."Iya cantik, seperti pemiliknya. Sekarang Arga, tolong pakaikan kalung ini ke Nayla!" perintah Sekar diangguki Arga, lekas mengambil kalung di tangan Nayla dan memasangkannya."Kamu cantik," bisik Arga di telinga Nayla, wanita itu mendaratkan cubitan di pinggang Arga, sedangkan Afnan menahan napas saat melihat adegan mesra dihadapannya, tanpa sadar ia mengepalkan tangannya."Mah, Pah, menginap di sini ya," p
21 - RASAAfnan lekas mengunci pintu kamar, lantas berjongkok akibat lututnya lemas, ia menyembunyikan wajah yang sudah berurai air mata. Tak terasa sudah lama menangis, membuat dirinya lelah dan tertidur di samping pintu. Jam makan siang telah tiba, Nayla dan Sekar sedang menyiapkan hidangan di meja makan."Mas, tolong panggilkan Mbak Afnan di kamar," pinta Nayla setelah menaruh nasi di atas meja makan.Pria itu mengangguk lalu berjalan cepat ke kamar sang istri. ia segera membuka pintu, matanya menatap kasur yang tak ada Afnan di sana. Melangkah masuk dan menemukan istrinya tergeletak di samping pintu, dia buru - buru menepuk pipi Afnan. Hatinya nyeri saat melihat mata bengkak kekasih hatinya."Eh, Mas kenapa ke sini? Bukannya kamu lagi memetikkan mangga untuk Nayla." Afnan duduk dan bersuara dengan serak khas bangun tidur."Maafkan aku," ucap Arga dengan suara parau, menangkup kedua
22 - CIBIRANKendaraan milik Arga menebus hujan deras, ia lekas memarkirkan mobilnya. Pria itu menoleh menatap istrinya yang tertidur beberapa menit tadi, ia segera mengoyangkan kaki Afnan untuk membangunkannya."Sayang bangun, sudah sampai," tutur Arga membuat Afnan terusik dan bangun."Iya," sahut Afnan sambil mengucek matanya."Mas, di luar hujannnn, gimana dong?" tanya Nayla menyuarakan kebingungnya."Kitakan, gak bawa payung," imbuhnya lagi."Tenang saja, aku sedang chat Diana," ujar Afnan lalu terlihat dari resto seorang wanita tengah menggunakan payung biasa dan memegang payung agak besar.Setelah Diana sampai Arga langsung keluar dan meminta payung, pria itu langsung membuka pintu belakang agar kedua istrinya tidak kebasahan, mereka berjalan beriringan disusul Diana di belakang menggunakan payungnya. Bibir Nayla tak berhenti berdecak kagum, saat masuk ke restoran dengan nuasa elegan. Lampu gantung menyala menyinari r
23 - KEBERSAMAANHari demi hari berlalu dengan menyenangkan, Nayla begitu senang diperhatikan oleh semuanya. Wanita itu baru terbangun dari tidurnya, efek bergadang menonton film bersama Afnan karena Arga lembur. Ia bergegas keluar kamar, menemukan Afnan tengah memasukan makanan ke kotak bekal."Pagi Mbak," sapa Nayla mengecup pipi Afnan."Pagi juga Nayla," sahutnya tersenyum lalu mengelus perut Nayla yang masih datar."Pagi sayang," sapa Afnan kepada janin di rahim Nayla."Pagi juga Bunda." Nayla menirukan suara anak kecil, membuat Afnan terkekeh."Ya sudah, sana mandi! kita mau ke kantor Mas Arga." Nayla mengangguk lalu naik ke kamar untuk melakukan ritual mandinya.Nayla telah berpakaian rapi, tak lupa menenteng tas selempang. Setelah selesai ia turun, menemukan meja makan telah ada susu ibu hamil dan nasi berserta lauk dan sayurnya. Dia mengedarkan pandangannya, mencari Afnan yang tak terlihat.
24 - FARHAN"Mbak, ngapain ke mall?" tanya Nayla menyuarakan isi hatinya saat sampai tujuan.Afnan menoleh lalu tersenyum, sampai kedua matanya menyipit. "Jalan-jalan lah, masa mau kondangan," kelakar Afnan membuat Nayla mengelengkan kepala."Gak lucu ya?" tanya Afnan menggaruk kepalanya karena malu."Lucu kok," sahut Nayla melepaskan Seatbelt."Kok gak ketawa?" tanya Afnan menatap Nayla bingung.Nayla menyeringai membuat Kakak madunya bergidik ngeri, wanita itu langsung menyerang Afnan dengan gelitikannya, membuat keduanya tertawa bahagia."Ampun Nay, ampun," jeritnya berusaha menahan tangan Nayla yang hendak mengelitik pinggangnya.Suara ketukan di kaca mobil membuat keduanya menoleh, Afnan segera meminta Nayla untuk diam. Menekan tombol untuk membukanya."Maaf, Mbak. Saya kira siapa," ucap satpam, menundukan kepala saat tahu yang di dalam mobil itu pemilik mall ini."Tak apa," sahut Afnan, segera membuka pintu
25 - FARHAN 2"Kamu pasti bohong!" bentak Farhan menatap sinis ke arah Nayla."Apa aku pernah bohong padamu," seru Nayla tak terima, ia mulai meneteskan air mata."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Afnan bingung, menunggu penjelasan dari Nayla."Bawa aku pulang." Bibirnya gemetar saat mengucapkan kata itu, Afnan mengangguk lalu memapah Nayla."Jangan pergi! kita belum selesai berbicara," seru Farhan mencekal tangan Nayla."Jangan sentuh adikku!" tegur Afnan menepis lengan Farhan yang memegang Nayla."Mas ayo pergi," ajak Anisa sambil mencoba memegang tangan Farhan."Jangan sentuh aku jalang!" bentak Farhan, menyikut Anisa sampai wanita itu terjatuh dan memekik sakit."Nayla tak memiliki Kakak, jangan ngada-ngada kamu!" sanggah Farhan menatap Afnan tajam.Anisa terisak melihat Farhan, tengah menginginkan mantan pacarnya dulu. Ia berusaha memiliki hati lelaki itu, tetapi tetap saja Nayla terus yang dia sebut saat berhub
26 - AFNAN KENAPA?Nayla terdiam memandang televisi yang menunjukan FTV, dirinya bersyukur karena sudah tidak diganggu oleh Farhan. Sejak kejadian di mall dan istri terjatuh, dia tidak muncul lagi. Mungkin sedang merawat Anisa pikirnya, nama itu kembali teriang di kepala.Jenuh di rumah, karena tidak melakukan apapun. Menatap pintu belakang yang tidak pernah dia lihat, rasa penasaran hinggap di hati, akhirnya perlahan membukanya dan menatap halaman luas hanya ada pagar saja tanpa tanaman. Menyusuri perkarangan, lalu mengembangkan senyumnya"Aah, dari pada jenuh, aku beli bunga aja untuk menghias halaman ini," monolognya pada diri sendiri."Tapiiii, apa boleh aku bercocok tanam di sini," gumamnya tanpa menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya."Ini rumahmu juga, kamu boleh melakukan apapun." Suara lembut itu mengejutkan Nayla yang membuatnya menoleh lalu mengukir senyuman saat mengetahui siapa dia."Apa benar Mbak, Mas Arga gak mara
27 - TERKABULNayla menunggu di luar saat Afnan tengah di periksa oleh dokter, rumah sakit milik keluarga suaminya membuat Afnan lekas ditangani. Sedangkan Arga baru saja sampai, memeluk istri keduanya yang tengah terisak berjongkok di dekat pintu."Tenanglah, Afnan pasti baik-baik saja," tutur Arga mengecup puncuk kepala yang terbalut kerudung.Tak lama Arga mengucapkan itu, Dokter membuka pintu tak lupa memberikan salam kepada Arga yang sudah berdiri, karena Nayla langsung bangkit saat mendengar suara pintu terbuka."Assalamualaikum, Tuan," sapa dokter muda yang kira-kira berusia dua puluh delapan tahun."Walaikumsalam, Nadia," sahut Arga datar."Saya punya kabar baik, Tuan." Nadia mengembangkan senyuman di bibirnya."Nyonya Afnan, tengah hamil lima minggu." Setelah mengucapkan itu, Arga langsung mematung lalu bersujud syukur."Terimakasih ya Allah, telah mengabulkan doa istriku," ungkap Arga lalu bangkit, melangkah mengham