Home / Romansa / SAHABATKU MADUKU / 6 - Ancaman berakhir dengan kegagalan

Share

6 - Ancaman berakhir dengan kegagalan

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2021-05-27 05:03:09

6 - Ancaman berakhir dengan kegagalan

🍁🍁 Afnan Zakia POV 🍁🍁

Hati ini bergemuruh, melihat suamiku hendak disuapi kue oleh Bella. Apa ini yang akan kurasakan saat nanti Mas Arga, mengucapkan ijab kedua kalinya dengan Nayla. Sungguh tak rela perempuan itu menyuapi suamiku! saat tangannya terangkat, refleks aku berujar dingin penuh ancaman. Semua mata melihatku bingung.

"Apa yang kau lakukan!" 

Bella menatapku, ingin rasanya mencakar wajah yang angkuh. Ia mendekat ke arahku dan memandangku dengan malas.

"Kau mengganggu saja!" 

Lenganku terkepal, ingin rasanya meninju bibir yang berkata tak disaring itu. Harusnya aku yang marah, kenapa dirinya yang berujar demikian. Tetapi tak'kan sudi mengotori tangan demi gadis yang seperti jalang ini, pakaian yang kurang bahan, dibagian dadanya sangat rendah memperlihatkan payudara yang menonjol seperti ingin keluar, bajunya sangat ketat bahkan hanya diatas payudara Astagfirullah maafkan hambamu ini yang telah ghibah. 

"Apa kau buta atau tuli hmmm, Arga sudah memiliki ISTRI! yaitu aku," seru Afnan dengan menekatkan kata Istri untuk memperjelas statusnya.

"KAUUU!" Gadis itu menunjuk wajahku.

"Turunkan telunjukmu, jangan pernah kamu berani menunjuk wajah istriku!" murka Arga dengan nada tegas nan berwibawa.

Semua mata tercengah mendengar tutur kata suamiku, memang aku tak pernah muncul dalam publik baru kali ini aku ikut, hanya sedikit dari mereka yang tahu dan karyawan kantor. Gadis itu tersenyum mengejek, tak menganggap perkataan Arga. Dengan pongahnya dia berujar dengan lantang.

 "Wanita jelek ini, tak pantas untukmu Mas. Bahkan dirinya menutup sebagian wajahnya dengan cadar."

Arga menyeringai mendengar ucapan Bella. "Apa yang kau tau tentang istriku, apalagi wajahnya," ujar Arga sinis.

"Bahkan istriku lebih cantik darimu yang hanya hasil make-up tebal itu!" tandas Arga menatap tajam, Bella membulatkan netranya mendengar suara marah suamiku.

"Tidak mungkin, kamu pasti bohong Mas!" Seru Bella menatap balik Arga.

"Sudahlah, jangan bertengkar acara belum selesai," lerai Aldrick menarik Bella ke sisinya saat situasi mulai ruyam.

"Tapi, Dadyyyy,"

"Diamlah." Aldrick menatap tajam putrinya yang mulai bertingkah.

Akhirnya Bella menuruti Ayahnya dan berbaur dengan yang lain, ia menoleh ke arahku dan menatap dengan sinis.

Situasi mulai tenang, Arga menarikku ke teman karibnya yang sedang meminum yang dihidangkan.

"Malam David," sapa suamiku menepuk pundak David.

Menoleh melihat kami lalu tersenyum dan memeluk sebentar dan melepaskannya.

"Sejak kapan kamu di Indonesia?" tanya suamiku.

David tersenyum lalu mengajak duduk, "sudah dua bulan Ga, kalian makin harmonis aja. Anak kalian ke mana? waktu aku pergikan Afnan sedang hamil." Pertanyaan itu membuatku tertunduk, ada sesak di dada gejola penyesalan datang, David yang melihat riak wajahku yang mendung mulai bingung.

"Kamu kenapa Afnan, apa aku salah bicara?" tanyanya khawatir.

Arga ia mengelus punggungku lalu berbisik. "Tenanglahhhh, ia sudah bahagia di sana, jangan kamu tangisi lagi."

"Apa yang terjadi? ceritakan padaku," pinta David penasaran.

Arga menatap David yang terus melontarkan pertanyaan lalu menghela napas berat. "Afnan tertabrak mobil saat kandungannya berusia tiga puluh minggu dan anakku tidak bisa diselamatkan," ucapnya lirih, riak terkejut jelas di wajah David ia mendekat.

"Maaffff, aku tidak tahu, bersabarlah pasti tuhan akan memberikan kepercayaan kepada kalian lagi," tutur David membuat titik terang di hatiku.

"Terimakasih," sahutku lalu tersenyum.

"Tempat tinggalmu masih sama?" tanyaku membuka percakapan dengan suara yang masih terdengar lirih.

"Iya, lain kali kalian mampir ya, jangan aku terus yang selalu mampir di rumah kalian," kata David sambil mengunyah makanan.

Arga merotasi matanya, "iya, insya allah."

"Kamu sudah memiliki calon?" tanyaku meraih jus lalu meminumnya membasuh tengorokan yang kering.

🍁🍁Author POV🍁🍁

David mengerucutkan bibirnya lalu menatap Afnan dengan wajah sulit diartikan.

"Kamu mengejekku, aku belum menemukan yang pas," kilahnya.

Arga tertawa lalu memukul bahu David memang mereka sangat akrab "Bilang aja, gak laku."

"Sakit Ga, banyak yang ngantri jadi istriku cuma aku belum dapat yang pas aja," sangah David mengelus bahunya yang agak nyeri.

Afnan mencubit pinggang Arga lalu berceloteh, "ihhhh, kamu mukul Davidnya jangan kenceng-kenceng, tuh liat David kesakitan." 

"Ahhhh, dia mah lebay Sayang, aku ninjunya pelan kok," kilah Arga memeluk pinggang Afnan.

Afnan melirik jarum jam tangannya yang sudah menunjuk pukul sebelas malam.

"Mas, sudah malam, pulang yuk," ajak Afnan memegang tangan Arga yang melingkar dipinggangnya.

Arga mengangguk lalu pamit dengan David tak lupa berjalan ke arah Aldrick untuk berpamitan.

"Tuan Aldrick, kami pamit pulang," ucap Arga saat sudah di depan Aldrick.

Aldrick menoleh lalu melihat jam tangannya. "Cepat sekali, kita bahkan belum berbincang soal yang penting," larang Aldrick dengan halus.

"Ya sudah, ayo bicarakan sekarang, istriku sudah ingin pulang." Aldrick melirikku lalu mengajak kami ke ruangan tak lupa membawa Bella juga.

Setelah sampai mereka dipersilakan duduk.

"Ada apa?" tanya Arga to the point.

"Aku ingin kamu menikahi anakku, tak apa jadi yang kedua. Jika kamu menolaknya perjanjian kita batal!" ucap Aldrick dengan tegas sambil duduk dengan angkuh, Bella gadis itu tersenyum.

Afnan membulatkan mata menatap tak percaya. "Tidak bisa begitu, saya tak sudi memiliki madu seperti dia," ucapnya tegas sambil menunjuk Bella yang menatap tak suka.

Bella menyeringai. "Kamu tak bisa menolaknya Mas, atau perjanjian kamu dengan Dady batal," ucapnya sambil bertopang kaki.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SAHABATKU MADUKU   75 - Sebuah janji

    75 - Sebuah Janji "Kenapa kalian dia saja?" tanya Afnan melirik semuanya. "Eh, ayoo makan," ajak Nayla dengan suara gugup, membuat Afnan menatapnya curiga. "Nayla!" panggil Afnan membuat wanita itu mengembuskan napas lalu membalas tatapan Afnan. "Ada apa, Mbak? ayoo makan, ini enak lho," ujar Nayla merasa tatapan Afnan semakin membuatnya sesak. "Kalian sembunyiin apaan?" tanya Afnan lagi, menatap semua orang yang berada di dalam. "Ayo sayang, katanya mau makan, makanan ini," seru Arga hendak menyuapi Afnan tetapi wanita itu tolak. "Massss, jawab pertanyaanku!" Arga mengembuskan napasnya kasar, lalu bersandar di dinding. "Rahimmu diangkat, kamu tidak akan bisa hamil lagi," ucap Arga seperti petir menyambar ke diri Afnan, wanita itu diam membuat semua orang khawatir. "Apa! Kamu pasti bohong 'kan, Mas!" raung Afnan dengan matanya sudah banjir dengan air yang terus berjatuhan. "Mbak, kamu harus ikh

  • SAHABATKU MADUKU   74 - Mereka anak kita

    74 - Mereka anak kitaSenyuman terpatri di bibir Arga, saat mendapatkan telepon dari istri keduanya, bahwa Afnan sudah sadar semenjak koma. Ia melangkah dengan tergesa - gesa sambil menuntun anak - anaknya, karena Leon dan Leana ingin berjalan."Ayo Nak, kita harus cepat - cepat ke ruangan Bund, soalnya Bunda sudah bangun dari tidur panjangnya," jelas Arga berusaha agar anak - anaknya melangkah lebih cepat."Wah, Unda uda angun, Eana engen enger cuala Unda," kata Leana dengan girang sambil loncat - loncat."Iya sayang, Ayah juga rindu suara Bunda," sahut Arga dibalas anggukan oleh Leana.Setelah sampai Arga langsung membuka pintu, matanya melihat Afnan tengah makan disuapi Nayla."Mas," ucap Afnan spontan dengan mata berkaca - kaca, terlihat sorot rindu dari manik keduanya."Sayang, akhirnya kamu bangun," ucap Arga lalu melangkah bersama Leana dan Leon mendekati brankar Afnan."Mas rindu kamu," kata Arga lalu meraih

  • SAHABATKU MADUKU   73 - Nestapa terguncang

    73 - Nestapa terguncangDua tahun kemudian ...Seorang pria dengan telaten menyisir rambut istrinya, yang masih terbaring di brankar. Tubuh wanita itu kurus, surainya semakin panjang, tetapi matanya masih betah terpejam selama dua tahun ini."Sayang, kapan kamu membuka mata? aku sangat merindukanmu, anak kita juga," ucapnya pelan, sungguh ia tak sanggup rasanya, saat mendengar perkataan dokter tadi pagi."Apakah kamu tidak menyayangi kami? kenapa tertidur terlalu lama, ini sudah mau dua tahun sayang. Ayo buka matamu," pintanya lagi, lalu mengecup pipi yang tirus itu."Leana, sebentar lagi ulangtahun lho, bersama Leon, ayo bangun kita rayakan bersama," bujuknya menggenggam lengan wanita yang terpasang infus. "Tolonggggg, bangunlah. Kami sangat merindukanmu," bisiknya ditelinga sang istri."Aku salat dulu, ya. Di sini kok sambil menunggu adikmu dan anak kita," ujarnya melangkah ke toilet untuk berwudhu.***"S

  • SAHABATKU MADUKU   72 - Kecelakaan

    72 - KecelakaanNayla tengah berbincang di cafe milik sahabatnya yaitu Zahra, ia sesekali meneguk kopi dengan perlahan. Sebenarnya dia menahan sesuatu terlihat dari wajahnya yang pucat."Duh, kenapa perutku sakit dan mulas ya, pinggangku juga terasa panas," erang Nayla memegang perutnya."Mungkin kamu mau melahirkan, Nay. Ayo kita cepat - cepat ke rumah sakit," ajak Zahra ia lekas membantu sahabatnya berjalan lalu dia antar menggunakan mobilnya."Rasanya semakin sakit, Zah," rengek Nayla, ia bergerak dengan gelisah."Sabar Nay, coba kamu telepon Mbakmu, kasih tau kalau mau lahiran," perintah Zahra, Nayla mengangguk ia segera merogoh tas mencari ponselnya dan menelepon Afnan."Assalamualaikum, Mbak," ucap Nayla sambil menahan rasa sakit yang hilang timbul."Walaikumsalam, ada apa Nay? kok kamu kaya ke sakitan gitu," sahut Afnan khawatir."Sepertinya aku mau lahiran, Mbak. Aku dan Zahra sedang dalam perjalan ke rumah sakit,

  • SAHABATKU MADUKU   71 - Kebahagiaan

    71 - kebahagiaanArga menatap puas seseorang yang berada dibalik jeruji besi, ia melangkah lalu mengulas senyum saat Farhan bangkit dan mendekatinya."Lepaskan aku sialan! beraninya kau memasukanku ke sini!," maki Farhan menatap tajam Arga, membuat pria itu terkekeh."Kau pantas disana, dan siap - siap pergi ke pengadilan agar tau selama apa kau tempat ini," kelakar Arga sambil terus memegang perutnya, karena tidak kuat dengan tawanya yang tak berhenti."Aku pergi, tidak ada waktu berurusan denganmu," ucap Arga sinis lalu pergi meninggalkan Farhan yang sangat marah.***Setelah Farhan menjalani persidangan, akhirnya di dijatuhkan hukuman penjara selama sebelas tahun. Faresta tidak bisa membantu sama sekali, karena pengacara yang dibawa Anisa dan Nayla sangat hebat.Pria itu sudah dikawal oleh polisi saat mendekati Anisa yang tengah menggendong Haidar, ia mengulas senyum."Selamat kau menang, Anisa," ujar Farhan menatap Haid

  • SAHABATKU MADUKU   70 - Meminta restu

    BAB 70MEMINTA RESTUDavid berjalan ke ruangan CEO, untuk bertemu Arga. Melangkah dengan santai, lalu membuka pintu tanpa mengetuk pintu, membuat Arga yang tengah fokus kesal karena terganggu."Awas jika membawa berita tidak penting," ancam Arga menaruh berkas di meja, ia menatap kesal ke arah David yang sudah dihadapannya."Kau harus menaikan gajiku," ucap David sombong, lalu menarik kursi untuk di duduki."Cepatlah katakan! aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku," seru Arga."Farhan sudah ditangkap, dia sekarang di kantor polisi," kata David membuat bibir Arga melengkung membentuk senyuman."Baguslah, nanti kutranfer uangmu, sebagai hadiah," ujar Arga membuat David langsung tersenyum."Terimakasih, Bro. Sekalian kasih gue cuti dong," ucap David senang."Nanti, bantu aku mengerjakan ini semua. Baru kuberi cuti beberapa hari," seru Arga, David mengangguk semangat."Nanti aku bantu, agar cepat selesai." Dav

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status