Share

SARGIO

Author: Fitafyy
last update Last Updated: 2021-08-02 17:21:06

Hujan turun begitu deras mengguyur jalanan ibu kota Jakarta yang tetap ramai. Terlihat dua insan tengah  berteduh pada sebuah halte yang cukup sepi, hanya ada beberapa orang di sebrang halte lainnya yang juga sedang berteduh.

Suara derasnya hujan serta kendaraan yang terus berlalu lalang bercampur dengan kilatan cahaya petir membuat mereka sedikit khawatir jika hujan akan semakin deras.

Dia lelaki yang bernama Giorgio Edward Robertson, kini tengah menengadahkan tangannya mengikuti gadis yang berada di sampingnya yang juga melakukan hal tersebut.

Terbesit sebuah rasa yang sudah lama dia pendam Gio memberanikan diri untuk memberi tahu gadis tersebut.

"Diva!" panggilnya cukup kencang agar terdengar jelas. Gadis yang berada di sampingnya itu menoleh dengan mengangkat sebelah alisnya, Gio diam beberapa saat membuat gadis yang dipanggil Diva itu kembali menyibukkan diri dengan air hujan yang dia tadah.

Menarik nafas dalam-dalam Gio kembali berujar. "Diva gue suka sama lo," cicitnya pelan matanya lurus menatap ke depan.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" lanjut Gio, to the poin. Suara derasnya rintik hujan serta gemuruh petir membuat suara Gio tidak terdengar dengan jelas. Dan sayangnya hanya dianggap angin lalu oleh Diva.

Gio diam menunggu jawaban tetapi bukan jawaban yang dia dapatkan melainkan pengakuan lain dari Diva.

"Gi, kamu tau gak?" tanya Diva, dengan tangan yang masih sibuk menengadah air hujan.

"Apa?"

"Aku, lagi suka sama seseorang," seru Diva semangat.

"Siapa?" tanya Gio, apa tadi dia gak denger apa yang gue bilang? Batin Gio.

"Tapi kamu harus janji jangan bilang-bilang yah," ucapnya, mengangkat jari kelingkingnya dan menautkannya pada jari Gio.

"Sebenernya aku suka sama Darren, Gii." Diva menundukkan kepala malu.

Harapan Gio seketika hilang dan sirna, di saat itu juga.  Pertahanannya runtuh Gio berjalan mundur duduk pada kursi halte, matanya menatap langit yang begitu gelap dengan kilat-kilat cahaya yang membentuk seperti akar seperti itulah hatinya sekarang, retak.

"Hujan memang lebih dominan dengan rasa sakit," gerutu Gio tersenyum kecut menatap punggung Diva.

Mungkin gue harus mundur, batin Gio.

Dalam sebuah persahabatan laki-laki dan perempuan tidak mungkin jika salah satunya tidak menyimpan rasa lebih dari seorang sahabat. Mungkin kata-kata itu benar adanya, pasalnya Gio dan Diva memang sudah bersahabat lama, begitu juga Darren yang Diva sebut tadi.

"Gio, hey! Kok bengong sih," ucap Diva dengan melambaikan tangan di depan wajah Gio.

"Eh, iyh kenapa?" tanya Gio.

"Kamu lagi suka sama seseorang gak?" tanya Diva menatap Gio yang kini ikut duduk tepat di sampingnya.

"Ada, cuman dia suka sama orang lain. Gue bisa apa?" jawab Gio lirih. "Padahal gue udah suka sejak lama sama dia, tapi dia suka sama orang lain," tambahnya.

"Kamu pasti bisa dapetin yang lebih baik dari dia kok," ucap Diva mengusap bahu Gio.

Patah hati sebelum memiliki, itulah yang Gio rasakan saat ini.

Apakah kalian tahu? Rasanya mencintai namun tidak bisa memiliki? Bertahan untuk tidak mengungkapkan agar tetap berada di sisinya, percayalah rasanya seperti anda menjadi iron man. Eh?

Karena pernah patah hati sebelum memiliki, membuat Gio menutup hatinya rapat-rapat. Enggan untuk membuka hati karna trauma akan sakit hati walau banyak kaum hawa yang selalu menawarkan diri untuk menjadi kekasihnya Gio seakan hilang respek pada mereka.

Dalam kehidupan semua memiliki proses, termasuk menguatkan hati, dan patah hati adalah prosesnya.

Berusaha melupakan masalalu dan memulai semuanya dengan yang baru.

Namun, bagaimana bisa melupakan lalu jika belum ada yang baru?

Mari ikuti jejak Gio dalam melupakan cinta pertamanya!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SARGIO   SARGIO. 60 (End)

    Cinta yang sesungguhnya adalah mereka yang tak berkata tapi bertindak. Dan bukan melepaskan, tetapi mengikhlaskan.Disaat mata itu mulai terbuka timbul berbagai macam pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Ini di mana, sedang apa aku di sini? Kenapa aku bisa ada di tempat ini? Mengapa kepalaku rasanya sangat berat, dan seluruh tubuh ini seperti remuk tak berbentuk bahkan untuk bergerak saja rasanya sakit. Benak seorang gadis malang yang tak pernah ingin berada dalam situasi seperti sekarang.Ingatannya berputar pada kejadian di hari itu, Salsa memejamkan matanya sesaat. Suara klakson kereta api melebihi kerasnya klakson truk maupun bus, yakni berfrekuensi sebesar 400-700 HzV. Anehnya kenapa saat Salsa akan melintasi perlintasan kereta api tersebut, seakan dia tiba-tiba tuli tak mendengar suara apapun, atau mungkin karena Salsa sedang panik waktu itu mengingat Gio yang berlumur darah

  • SARGIO   SARGIO. 59

    Sahabat.Kita memang dipertemukan oleh pendidikan, tapi seiring berjalannya waktu kebersamaan kita menciptakan sebuah kekeluargaan. Apa itu sahabat? Orang pikir sahabat adalah mereka yang selalu bersama kita disaat suka maupun duka, kenyataannya tidak lah seperti itu. Terkadang yang selalu bersama kita pun mempunyai niat lain bukan untuk menjadi sahabat melainkan memanfaatkan. Perlu diketahui jika sahabat yang sebenarnya adalah mereka yang selalu memberi support system, bukan hanya itu mereka juga teman yang baik paling tidak pendengar yang baik. Dia memperhatikan bagaimana hal sehari-hari yang remeh-temeh mempengaruhi kita. Dia tidak bisa membaca pikiran kita tapi dia tahu kapan kita sedang berbahagia, sedih, bersemangat atau cemas. Seperti persahabatan antara Salsa, Gio, dkk. Bahkan disaat Sals

  • SARGIO   SARGIO. 58

    Sesakit apapun fisiknya, hati akan jauh lebih merasakan sakit ketika separuh jiwanya tengah terluka.Ternyata apa yang Ethan ucapkan tadi pada Revan dan Galih hanya omong kosong belaka, dia bilang akan pulang sebentar untuk bersih-bersih ternyata Ethan malah menuju rumah sakit sebelah yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Gio dan Salsa dirawat.Sesampainya di parkiran rumah sakit Ethan memarkirkan mobilnya, dengan cepat lelaki itu keluar dari mobil sampai-sampai dia lupa jika sudah meninggalkan ponselnya di dalam mobil. Kaki panjangnya melangkah dengan cepat menyusuri koridor, melewati beberapa ruangan wajahnya terlihat marah tangannya pun mengepal kuat, ntah siapa yang akan Ethan temui sampai membuatnya bersikap aneh seperti itu.Tepat di depan salah satu ruangan Ethan menghentikan langkahnya, menarik nafas panjang lalu kakinya kembali melangkah untuk memasuki ruangan itu. Di dalam sana terdapat seorang

  • SARGIO   SARGIO. 57

    Bukan dunianya yang kejam, tetapi manusianya yang tidak bisa memanusiakan, manusia.Suasana kali ini cukup panas karena perdebatan dua orang yang terpaut usianya cukup jauh, yang satu masih remaja sedangkan satunya lagi sudah berkepala empat. Aksi cekcok itu terjadi karena keduanya yang saling menyalahkan, tepatnya di hadapan Polisi. Mereka sedang diwawancarai oleh pihak kepolisian atas kejahatan yang telah mereka lakukan, terduga kejahatan tersebut sudah direncanakan sejak lama, dan disusun sedemikian rupa."Saudara Dirga, jadi benar jika anda adalah dalang dibalik kejahatan yang diterima oleh keluarga Pak Agra?" tanya Pak Polisi yang berada di hadapan mereka."Benar pak! Semua ini salah dia!" Rio berseru dengan lantang."Tutup mulut kamu Rio!" bentak Dirga. "Dasar anak tidak tahu terima kasih."Ucapan Rio tadi cukup menyulut emosi Dirga, tetapi

  • SARGIO   SARGIO. 56

    Matanya perlahan terbuka, samar-samar ia seperti menangkap bayangan seseorang yang akhir-akhir ini terus berada dalam pikirannya, seakan tidak percaya Gio berusaha menyadarkan dirinya dengan kembali menutup matanya dan membukanya kembali, berulang kali dia melakukannya sampai pada akhirnya Gio benar-benar sadar jika apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi semata. Melihat gadisnya tak sadarkan diri di hadapannya dengan posisi yang sama-sama terikat oleh tali. Gio rasa ia sudah gagal melindungi Salsa, amanah dari Juna belum sepenuhnya Gio laksanakan seharusnya Salsa tidak berada di tempat ini. Gio benar-benar khawatir melihat keadaan Salsa sekarang, ntah bagaimana bisa Salsa sampai sini dalam keadaan pingsan pasti terjadi sesuatu padanya. Gio sekarang sangat merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Salsa, sekarang malah Salsa yang kena imbasnya, rasanya air mata ingin tumpah melihat orang-orang sekitarnya satu persatu terluka karenanya

  • SARGIO   SARGIO. 55

    Bugh! Satu pukulan tersebut mampu membuat seseorang tersungkur, beberapa pria berbadan besar dengan seragam yang sama-sama serba hitam itu langsung maju bersiap untuk membalas tetapi, langsung dihentikan oleh Dirga yang mengangkat tangannya sambil berusaha bangun dibantu dengan beberapa anak buahnya, dengan sombongnya dia meludah tepat di hadapan Agra. Agra yang sudah tak lagi dapat menahan amarahnya dia kembali maju dan meraih kerah kemeja Dirga, lagi-lagi beberapa anak buah Dirga maju bersiap menghentikan Agra tetapi Dirga melarangnya dan membiarkan Agra. "Hentikan semua ini!" ucap Agra penuh penekanan. Prok! Prok! Prok!... Dirga tertawa sambil berte

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status