Share

SATU MALAM BERSAMA MILIARDER
SATU MALAM BERSAMA MILIARDER
Penulis: Tania ratna

1 - Malam Penuh Gairah

Sejalan dengan larutnya malam, King Klub semakin ramai dipadati tamu. Hampir semua meja penuh direservasi untuk tamu undangan pesta ulang tahun Bella, putri bungsu keluarga konglomerat ternama di kota ini.

Beruntung Sarah berteman baik dengan Sergei, pemilik Klub terkenal ini. Kalo tidak rencananya untuk membututi pacarnya, Barra bisa gagal total karena izin masuk yang tidak didapatnya.

Aktris cantik itu memakai wig rambut pendek berwarna terang dan gaun berwarna hitam dengan tampilan rendah yang menonjolkan keindahan tubuhnya. Sarah memilih berdiri di ujung bar dengan matanya yang sibuk berkeliling mencari wajah tampan Barra di Club itu.

Dari sahabat kecilnya Ella, yang merangkap sekaligus managernya, Sarah tahu kalau Barra diam-diam berada di sini dengan salah satu aktris baru yang ditaksirnya, saat ia membintangi drama serial di televisi. Meski tidak percaya dengan berita itu, Sarah tetap datang ke Klub itu. Ia berniat membuktikan apa benar kekasihnya berselingkuh.

"Bersulang! Cheers!" Seorang laki-laki bersulang ke arahnya.

Sarah tersenyum, menolak halus. Berusaha  mengusir-laki itu pelan-pelan. Ia tidak sedang ingin beramah tamah dengan seseorang di sini. Tujuannya cuma satu, menemukan Barra dan melihat apa ia benar berselingkuh seperti yang diceritakan Ella.

"Apa Kamu ingin segelas Champagne juga? My treat, silahkan diminum." Laki-laki itu kembali mengarahkan gelas Champagne-nya ke arah Sarah.

Sarah tidak sedang mood untuk berbincang apalagi minum-minum bersama orang asing. Namun laki-laki berjas hitam itu telah memesan segelas Champagne untuk Sarah. Dan ia tahu jika ia tidak menerima tawarannya, laki-laki itu akan terus menganggunya.

"Sekarang kita bersulang Nona." 

"Okey hanya segelas saja ya."

Dengan berat hati Sarah mengambil gelas itu dan bersulang dengannya. Itu ia lakukan agar para tamu tidak curiga padanya.

Sarah menyesap sedikit Champagne lalu menaruh gelas itu di konter bar.

Matanya sibuk mencari Barra.

Sekali lagi laki-laki itu memberikan gelasnya pada Sarah.

"Kita habiskan segelas ini, lalu aku akan pergi dari pesta ini. Aku lihat Kamu sedang tidak ingin ditemani oleh siapa pun malam ini." Laki-laki itu tersenyum geli, matanya pun ikut menyipit ketika ia tersenyum.

Sarah tersenyum sopan, mengangguk lalu menandaskan isi Champagne di gelasnya. Dan ketika hendak menaruh kembali gelasnya, ia merasa tubuhnya semakin menghangat. Seolah-olah pendingin udara di klub itu tidak bekerja dengan baik.

"Apa Kau baik-baik saja?" 

Bukannya pergi laki-laki itu malahan menyentuh lengannya pelan.

Sarah merasakan sensasi aneh di tubuhnya. Sentuhan sekilas itu pelan-pelan membakar api di tubuh Sarah. Meninggalkan desiran halus di tubuh bawahnya.

***

DJ merayakan suasana pesta dengan playlist lagu yang menghentak, membuat semakin panas. Semua tamu mulai turun ke lantai dansa dan berbaur bersama. televisi Sarah dan laki-laki itu yang masih berdiri berhadapan.

Merasa gerah dan kehausan, Sarah memesan minuman soda pada bartender. Meski pandangannya mulai berbayang, ia harus menyiramnya dengan segelas soda dingin.

Namun tubuh Sarah tidak kembali dingin. Ia berpikir, tidak seperti biasanya, malam ini alkohol berefek sangat dashyat di tubuhnya. Ia melihat ke sekelilingnya, berusaha mencari Barra di lantai dansa.

Apa mungkin Barra ke toilet. gumam Sarah pada dirinya.

Ia meletakkan gelasnya dan berusaha mencari toilet. Sarah berjalan sempoyongan. Ia berpegangan pada dinding-dinding ruangan, berusaha mencapai toilet.

"Toilet? Di mana ya?" Pandangan Sarah kabur, tidak bisa jelas melihat lagi. Kepalanya semakin bertambah berat. Musik yang menghentak semakin berputar dan terus berputar.

Sarah melihat tanda yang menyerupai petunjuk menuju toilet. Ia berjalan sempoyongan menuju ke arah sana. Tapi Sarah tidak menemukan toilet. Ia malahan menemukan seseorang yang menuntunnya masuk ke sebuah ruangan. Orang itu menopang tubuh Sarah memasuki sebuah ruangan di dalam Klub King.

“Barra.” panggil Sarah pelan ketika mereka memasuki sebuah ruangan di belakang Club.

"Apa itu Kamu Barra?" sekali lagi suaranya memanggil.

Di tengah pencahayaan yang temaram, Sarah bisa melihat kamar itu berdesain sangat mewah. Pelapis dinding yang bernuansa merah, lengkap dengan tempat tidur berukuran king dan sofa panjang, kamar ini layak disebut sebagai kamar tidur Sultan dan Raja-raja.

Seseorang yang memandu Sarah masuk ke ruangan ini tidak lagi terlihat. Ia berusaha berdiri sendiri di atas kedua kakinya. Namun karena pusing di kepala Sarah yang semakin meningkat, membuat tubuhnya limbung. Ia perlu tempat untuk bersandar.

Sarah merasa pusing sekali. Belum lagi gairah yang tiba-tiba muncul. Membuat celah lembutnya basah. Gairah membakar tubuhnya, meminta untuk segera dipuaskan.

Ruangan seperti berputar di sekelilingnya. Di tengah kamar ia melihat ranjang besar yang empuk dan seorang laki-laki bertubuh laki-laki, tampak seperti patung-patung Dewa Yunani sedang berbaring di situ.

Sarah mendekati ranjang itu dan mendekati laki-laki bertubuh Dewa itu. Gairah Sarah seolah membimbingnya untuk berbaring di sebelah laki-laki bertubuh Dewa itu.

Mata laki-laki tampan itu terbuka ketika tubuh Sarah mendekat. Harum tubuh Sarah membuatnya terjaga. Apalagi ketika tangan Sarah, menyentuh dada bidang itu dan mencium bibir laki-laki itu.

Laki-laki muda itu berusaha menahan gejolak yang mulai timbul pada dirinya. Meski dalam pengaruh kuat obat perangsang, ia berusaha berpikir jernih. Ia tahu wanita ini mabuk sehingga ia mencoba menjauhkan Sarah dari tubuhnya. Tapi Sarah malahan semakin memeluknya erat. Tubuh laki-laki itu terbakar kehangatan tubuh Sarah.

Usaha menahan dirinya gagal. Dengan tidak menyentuh dan mencium aroma tubuh Sarah saja membuatnya gila. Laki-laki itu bergairah Ia perlu merasakan wanita yang sedang dipeluknya. Ia perlu bercinta dengan wanita ini. Dengan cepat dan bergairah.

"Aaarrrggh..." satu geraman kasar terlontar dari mulutnya.

Tubuhnya kini terbakar gairah. Gairah yang siap melahap seluruh tubuh wanita seksi ini.

Dengan cepat ia mencium bibir Sarah. Manis, bibir itu terasa sangat manis dan lembut.  Keduanya saling berpautan. Lidah mereka saling merasai. Mencicipi api gairah di tubuh keduanya.

Ciuman mereka semakin intens ketika tangan laki-laki itu meraba tubuh Sarah yang terbakar api. 

Menyentak gaunnya dengan kasar sehingga memperlihatkan dengan jelas tubuh terbuka Sarah.

Tangan kuatnya dengan cepat merengkuh tubuh Sarah yang menantang itu.

"Oohhh..." satu lenguhan terlepas dari bibir Sarah ketika ciuman laki-laki itu menyusuri leher jenjangnya.

Tidak merasa puas hanya dengan menciumnya, laki-laki itu membuka semua pakaiannya. Suara lenguhan dan desahan bernapsu memenuhi ruangan itu.

Kini keduanya saling bertaut. Polos tanpa pakaian. Entah siapa yang lebih dulu. Satu yang pasti, ia siap menjadikan Sarah miliknya.

Mereka saling menyentuh, meraba dan membelai keindahan masing-masing tubuh keduanya. Percintaan mereka semakin panas. Mereka mulai tenggelam di dalam percintaan dashyat.[]

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Tammy Budiharjo
ok.. jgn dibaca anak remaja
goodnovel comment avatar
Putry Merindu
Wow cerita yg keren
goodnovel comment avatar
Nur Rosyidah
Goodjob keep it up. Dont give up
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status