Anna tiba sampai di kos-kosan dengan perasaan kesal, dilemparkannya tasnya ke sembarang tempat. Lalu dihempaskannya tubuhnya diatas sofa. Bu Vita yang melihat sikap Anna hanya bisa melihatnya dengan perasaan yang susah untuk dijelaskan. Lalu Anna mengeluarkan handphonenya daru dalam tas. Kali ini ia mencoba menghubungi Erik. Tapi hasilnya nihil, nomernya seakan tidak tersampaikan. "Kemana se Mas Erik begini, tadi dikampus saat aku datang keruangannya, ga ada. Dihubungin pun sulit,"ucap Anna dengan gelisah. "Mana uang di ATM sekarat pula, cepat atau lambat pasti habis," imbuh ya. *** Imam sendiri mendapatkan surat pemecatan dan pesangon dirinya. sekitar lima puluh juta pesangon yang di dapatnya, karena kontrak diperbarui kontrak setiap setahun sekali."Uang pesangon segini, mana cukup buat ngelunasin cicilan rumah," gerutunya."Ah, ga tahu ah. Aku mau tidur dulu," ucapnya."Sebaiknya kita ke rumah mbakmu," saran Bu Vita."Kenapa harus kesana mbak,"tanyanya."Minta maaf lah karena
Imam semakin dibuat frustasi dengan kejadian demi kejadian yang menimpanya. Semenjak ia cerai dengan Mafida, hidupnya sering apes. "Mana dua hari lagi waktunya bayar cicilan rumah," gumam Imam saat meninggalkan kantor bank dengan perasaan kesal. Ia pun berangkat kerja menggunakan ojek online. Saat ia hendak masuk ke ruangannya, tiba-tiba sekertaris atasanya memanggilnya. "Pak Imam, disuruh menghadap ke Bu Erin," ujarnya. "Apalgi ini pagi-pagi dah disuruh menghadap," gerutunya. "Masuk," titah Bu Erin saat mendengar pintunya diketuk. "Bu, ada apa ya manggil saya," tanya Imam saat sampai diruangan Bu Erin. "Duduk," titahnya dengan tegas tanpa ekspresi. "Apa benar berita yang viral itu kamu," tanya Bu Erin dengan sorot mata yang tajam. Imam terkejut, saat atasannya menanyakan video itu. Jantungnya berdetak kencang, ia khawatir video tersebut akan berimbas pada pekerjaannya saat ini. "i-i itu editan bu," bohongnya, dengan gugub. "Cih editan katamu, kamu pikir aku bisa
Mendengar ucapan sang developer Anna tersentak kaget. NmIa masih ingat betul dengan rumah yang dibelikan Erik. "Tapi pak, masak anda tidak ingat saya," tanyanya berusaha memastikan lagi. "Bu, saya banyak bertemu orang-orang jadi saya ga terlalu ingat Bu," ucap sang developer dengan tegas. Anna membuang nafas kasar seakan meratapi nasibnya. Sedangkan Bu Vita sejak tadi mengekori kemana pun Anna pergi. Tatapannya masih kosong. Anna yang menyadari perubahan sikap ibunya, lekas meraih tangan Bu Vita dan menggenggamnya berusaha menenangkannya. "Tenang saja Bu aku ada uang sekitar 45 juta, nanti kita cari kos-kosan," ujar Anna. Lagi-lagi Bu Vita hanya diam membisu. Sementara mereka menginap dihotel yang class menengah, yang harganya masih bisa terjangkau oleh mereka. "Sementara kita nginap disini dulu ya Bu, sampai ketemu kos-kosan yang cocok," kata Anna saat sudah berada didalam kamar hotel. Anna mulai menata barang-barangnya. Hari ini motornya akan dalam proses pengiriman.
Diruangan Mafida, Bu Vita masih murka. Ia tidak terima karena vidio yang tersebar dan karena suaminya Mafida telah merenggut keperawanan Anna."Ini semua pasti ulah kamu, kamu menyebarkan video Anna dan Imam, iya kan," tuduh Bu Vita."Bu aku memang mempunyai video Anna dan Imam saat mereka berbuat zina Bu, tapi itu hanya aku pergunakan sebagai bukti dipengadilan Bu, aku tidak pernah menyebarkan video Anna. Dan udah dua hari ini handphone ku hilang Bu," ucap Mafida."Halah, pasti mbak bohong Bu. Ga usah percaya," "Iya pasti kamu bohong, sekarang hapus postingan video itu atau akan ku tuntut kau dikantor polisi," ucap Bu Vita dengan yakin."Silahkan Bu, dan aku juga akan menuntut Anna dan mas Imam atas tindakan perselingkuhan, lagian juga aku ga akan bisa menghapus video yang udah tersebar, karena memang bukan aku pelaku penyebaran videnya,""Heh, apa maksudmu. Yang gak becus melayani suami kan kamu. Disini yang jadi korban Anna. Ia dipaksa melayani suamimu," "Dipaksa?""Yang benar sa
Imam akhirnya mendatangi resto Mafida, rahangnya mengeras, sorot matanya bak seekor burung elang yang akan menerkam mangsanya. Langkahnya terburu-buru, dadanya kembang kempis menahan gejolak emosi yang ada dalam hatinya. Pak Wahid yang melihat kedatangan mantan suami bosnya segera menghadangnya. "Maaf Pak, anda dilarang masuk," ujar Pak Wahid dengan menghadang Imam. Sorot mata Imam semakin tajam. "Minggir kau sebelum kubuat kepala mu bocor," ancamanya. Tapi Wahid tidak perduli dengan ucapan Imam, ia tetap dengan tegas melarang Imam masuk kedalam restoran. Imam yang merasa muak dengan satpam yang ada dihadapannya tanpa banyak basa-basi, Imam melayangkan bogemannya ke wajah Wahid dengan sekuat tenaga. Tubuh Wahid oleng, mundur beberapa langkah. Tangannya memegangi pipinya yang sakit bukan main karena bogeman dari Imam. Dengan cepat Wahid membalas pukulan yang ia dapat, sedangkan Elisa yang melihat kegaduhan didepan. Dengan cepat ia berlari menuju kantor bosnya. "Bu, Bu," ucapny
Saat melihat sebuah video dirinya yang bercinta dengan Imam seketika handphone yang dipegang Anna lepas dari genggamannya. Tangannya gemetar, tubuhnya tiba-tiba lunglai seperti tak bertulang..Bu Vita yang melihat perubahan gestur anaknya, segera menghampirinya dengan perasaan khawatir."Kamu kenapa Ann," tanya Ibunya berusaha menopang tubuh anaknya yang lemas."Ann, kamu kenapa," lagi ibunya bertanya tapi belum ada reaksi dari Anna. Matanya terbuka tapi pikirannya seakan kosong.Bu Vita, mendudukkan Anna di sofa, lalu ia lekas mengambil air putih digelas dan kembali dengn membawa minyak kayu putih pula.Dengan penuh kesabaran Bu Vita mengoleskan sedikit minyak kayu putih didepan hidung Anna."Ann," panggilnya.Saat Anna mulai kembali tersadar dari lamunannya. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu, badannya gemetar. Sedangkan Bu Vita semakin bingung dengan anaknya. Pikirannya penuh tanda tanya."Kamu kenapa Ann," "Video ku Bu, videoku Bu," jawabnya dengan tak begitu jelas karena isakan