Bab 6"Maaf, tapi sepertinya kau salah orang," ucap Karin.Elis berdiri mematung."Aku Karin. Namaku Karin," Ujar Karin memperkenalkan diri.Terlihat dari raut wajah Elis, bahwa dirinya kecewa akan pengakuannya."Maaf, tapi kau sangat mirip dengan kakakku. Aku tadi mengira kalau kau adalah kak Karent," ungkap Elis."Huft! Kenapa kau malah seperti orang aneh tadi, yang mengira kalau aku ini adalah Karent?" ucap Karin setengah emosi. "Orang aneh?" Elis bingung."Iya orang aneh. Tadi di dalam hutan itu aku menemukan seorang pria yang menempel pada pohon beringin. Dasar gil*, bukannya berterima kasih, dia malah berbuat yang kasar padaku," Karin menjelaskan secara garis besar.Elis tercengang, rahangnya yang mungil itu menganga."Kau tadi bilang, apa? Kau menemukan seorang lelaki yang ada di dalam hutan larangan itu dan kau melepaskannya dari pohon beringin, benarkah?" Elis bertanya beruntun."Iya, aku menyelamatkannya, tapi dia malah meminta mutiara suci. Sedangkan aku tidak tahu apa itu
Bab 7Pov AutorKarin, Elis, Trisno dan Rojer masih mengobrol. "Kenapa kau mengira bahwa aku adalah, Karent?" tanya Karin penuh selidik."Wajah dan bentuk tubuhmu, sangat mirip dengannya," jawab Elis memandanginya."Jadi, itu sebabnya kau memanggil aku, 'Kak Karent'?" tanya Karin lagi.Elis menjawab dengan anggukan.Dari awal perjumpaan Elis menyangka bahwa Karin adalah Karent, namun kenyataanya tidak demikian.Dirinya benar-benar merindukan Karent."Sudahlah, lagi pula sekarang Karent sudah tenang. Kau tidak perlu memikirkannya lagi," Trisno mencoba menghibur."Aku tahu, namun aku hanya merindukan, kakak," Elis membalas perkataan Trisno, lalu wajahnya berubah sendu.Karin merasa kasihan kepada Elis."Memang ke mana, kakakmu?" Karin bertanya dengan suara lembut.Elis menatap matanya dalam, seakan tidak kuasa menahan, pada akhirnya air mata Elis jatuh membasahi pipinya yang merah.Trisno juga ikut bersedih, karena dirinya juga merasa kehilangan sosok wanita yang membuatnya merasa hang
Bab 8Pov AutorKarin menghalangi jalan Elis yang ingin mendekat ke makhluk yang wajahnya mirip dengan, Karent.Bukan tanpa sebab Karin menghalanginya, justru karena satu hal yang membuat Karin, harus mencegah Elis mendekatinya."Aku tahu, ada niat jahat dalam dirimu," ucap Karin tegas ke makhluk itu....Satu menit sebelumnya...Saat Karin melihat ke arah wajah makhluk itu, dia sontak terkejut.Wajahnya, sangat mirip dengan dirinya.Set!Muncul kucing berkaki tiga yang dilihatnya, saat pertama kali berada, dalam hutan larangan.Kucing itu tepat berada, di sampingnya.Dan berkata, "Kau, harus berhati-hati dengan dia, karena dia bukanlah Karent yang dulu," Perkataannya barusan membuat dirinya terkejut, karena secara tiba-tiba kucing itu muncul dan berbicara."Kau, kenapa kau di sini?" "Aku merasakan, Karent ada di sini, makanya aku cepat-cepat ke sini untuk memberitahukan padamu bahwa dia bukanlah Karent yang dulu," jelas si kucing.Karin seperti merasakan hal yang aneh juga, saat
Bab 9Pov AutorSaat Karent berucap 'dia akan kembali', Karin mulai waspada dan dirinya merasa sedikit takut.Rojer, Trisno, Elis, mereka pun ikut waspada.Yang di katakan oleh kucing berkaki tiga, benar adanya. Karent bukanlah Karent yang dulu, melainkan Karent yang lain.Saat ini mereka sedang berkumpul di kediaman Elis."Kenapa Karent sangat berambisi, seperti itu?" Trisno bertanya, membuka pembicaraan."Kekuatan mutiara suci, sangat besar pengaruhnya," Elis menjelaskan, "Mutiara itu, bisa membuat kekuatan seseorang menjadi lebih besar, bahkan kekuatannya bisa mencapai seribu kali lipat,"Karin merasa ada yang salah di dalam dirinya, dia berniat untuk kembali ke dunianya."Aku takut!" ucap Karin gemetar.Rojer dan yang lainnya menoleh ke arahnya, mereka merasa kasihan kepada Karin.Dengan menggunakan bola matanya, Trisno memberikan isyarat pada Elis.Trisno pergi dahulu ke belakang lalu Elis menyusul.Rojer tidak berpaling dari Karin, dia terus memperhatikannya.Tadinya dia merasa
Bab 10Malam telah berganti pagi. Dalam hening di kediaman Elis, tampak Karin sedang berdiri di teras depan.Seakan, dirinya terpesona dengan rumah yg di tempati Elis.Bagaimana tidak, meskipun rumah itu di jadikan rumah pengobatan, tetap saja arsitekturnya terlihat sangat indah.Kebanyakan dari hiasan rumah itu adalah, banyak kerajinan anyaman yang di gantung di ruang tamu, tidak tertinggal porselin dari tanah liat yang berbentuk berbagai jenis binatang dan guci yang bercorak bunga serta tumbuhan.Tidak sampai di situ, kediaman Elis adalah kediaman yang terletak tepat di pinggir pedesaan. Jadi tampak dari teras depan, rumah penduduk berjejer dengan rapih dan sungai yang menjulur hingga ke desa.Karin tersenyum, dia menutup matanya dan menarik napas. Seakan dia sedang mengeluarkan rasa cemas dan khawatir di dalam dirinya.Dirinya membuka mata secara perlahan dan tidak sengaja, matanya menangkap seseorang di balik pohon halaman depan.Dirinya memperhatikan orang itu, matanya tidak ber
...Di Balik Pohon...Seorang lelaki, yang menolong Karin tempo hari di hutan larangan, sedang berdiri di balik pohon.Sepuluh menit, dia memperhatikan Karin yang sedang berdiri di teras.Entah apa yang di pikirkan dan di rencanakan olehnya, sambil terus melihat ke arah Karin tanpa berpaling darinya."Ternyata, dia memang mirip dengannya." ujarnya pada diri sendiri.Dia menyadari, bahwa Karin telah melihatnya. Akan tetapi dia tidak beranjak dari tempatnya berdiri, melainkan dia tetap diam tanpa bergerak sedikit pun.Lelaki itu juga melihat seseorang yang sudah di kenalnya, berdiri tepat di belakang Karin.Adalah Rojer, yang ikut memperhatikan dirinya."Rojer? Bagaimana mungkin..." Lelaki itu tampak terkejut dengan adanya RojerSetahunya, Rojer masih tersegel dalam hutan larangan."Bagaimana dia bisa lepas, dari segelan itu?" gumamnya.Lelaki itu menyadari, bahwa Rojer telah mengetahui keberadaannya.Dia membalikkan badan dan melangkah pergi, meninggalkan tempat itu.Dalam hati, dia b
Bab 12Pov AuthorRojer dan yang lainnya, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah seseorang yang ingin di minta pertolongan."Hei, perempuan kurus," Rojer membuka pembicaraan, "Kita mau ke mana, sebenarnya?"Elis menoleh ke arahnya denga tatapan tajam, dia berkata dengan sorot mata tajam, "Siapa yang kau maksud, kurus?"Rojer terkesiap, dia berkata, "Siapa lagi kalau bukan, kau. Memangnya Karin kurus?""Enak saja kalau bicara, mau aku tonjok wajah mu yang tampan itu?" Elis berkata dengan tangan mengepal ke arah Rojer."Tampan? Terima kasih, karena sudah bilang aku tampan," ucap Rojer dengan pede."Iya, tampan. Jika di lihat dari gunung di sana," ucap Elis, menunjuk ke arah gunung.Karin yang sedari tadi memperhatikan, tertawa kecil melihat percekcokan mereka.Lain dengan Trisno, dirinya merasa tidak senang, jika Elis dan Rojer bercanda gurau.Terlihat dari wajahnya, jika ia cemburu.Setidaknya itu yang di lihat dari penglihatan Karin.Karin menghampirinya, Trisno menoleh seraya me
Bab 13Pov AuthorKejadian ini masih di dalam ingatan Trisno, tentang pertemuan pertama kali antara dirinya dan Karent dengan Jul si tupai....Jul mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya, dia menggenggam sesuatu di telapak tangannya.Dia mengarahkan tangannya ke arah Karent, ia ingin memberikan sesuatu pada Karent.Karent ikut mengangkat tangannya dan mengulurkan pada tangan Jul, lalu Jul memberikan sesuatu, seperti mutiara.Karent merasa bingung serta heran sendiri, kenapa Jul memberikan mutiara kepadanya."Jagalah mutiara suci ini, kau adalah orang pilihan ku untuk melindungi mutiara itu," ucap Jul memberi tahu."Apa? Maaf, tapi aku... sepertinya tidak bisa," ucap Karent, "Lagi pula, ini mutiara apa?""Ini adalah mutiara suci, kekuatannya bisa melampaui kekuatan raja siluman sekalipun. Bahkan, kekuatannya bisa berkali lipat dari kekuatan normal raja siluman," ucap Jul menjelaskan."Mutiara suci? Maksud mu, mutiara bersejarah itu?" tanya Karent dengan mata terbelalak.Karent merasa