"Apa lo bilang?" Ucap Jelo datar, membuat mereka semua terdiam seketika.
Jelo berjalan mendekat ke arah siswi yang berani menyinggungnya dengan kata sarkas dan dengan tatapan intimidasi, ia sukses membuat siswa-siswi disekitar mereka menjadi takut dan berhamburan pergi meninggalkan dia, artha dan dua murid yang mengejeknya tadi.
Tingkah Jelo benar-benar bisa membuat mereka yang berbicara kasar dan berani mengejek Jelo berubah menjadi takut dengan wajah yang pucat pasif dan terlihat seperti kucing yang basah tercebur di air kolam. Tatapan dan hawa intimidasi Jelo bukan hal main-main bagi mereka.
"Gu, gw cuma dengar dari Nia kok, katanya lu Su-sugar Babynya Donatur Utama se-sekolah kita" timpal salah seorang siswi yang ikut mengejek Jelo tadi, dengan gugupnya.
Artha yang juga berada ditengah-tengah Jelo dan murid lainpun merasakan hawa mencekam, membuat suasana menjadi tegang dan jug
Sudah lewat beberapa jam dari awal audisi dimulai. Artha dan Jelo masih menunggu giliran mereka tepat di belakang panggung bersama beberapa peserta lainnya.Kurang lebih 15 menit per satu peserta untuk 100 orang yang mengikuti audisi cukup menguras tenaga dan ketegangan bagi mereka yang akan turut serta dalam ajang perlombaan yang diadakan YG entertainment, begitu juga dengan para panitia dan staff lainnya. "Huff, rame ya disini. Gw deg-degan banget, mana masih lama lagi" keluh Artha terus-menerus, membuat Jelo turut ikut merasa tegang karenanya. "Becalm! Okey" Ia mencoba menenangkan gadis yang sedari tadi bersamanya itu dan juga mencoba menenangkan dirinya sendiri yang juga ikut merasakan gugup yang luar biasa. "Breaktime!" ucap salah satu panitia membuat Artha, Jelo dan beberapa peserta lain bisa sedikit merasa tenang. Artha beranjak ke toilet dan meninggalkan Jelo sendirian d
"Gilekkss, lo keren banget!" puji Artha yang kala itu melihat Jelo tampil dengan outfit yang akan ia gunakan."Thank you :) lo juga gak kalah cantik kok." timpal Jelo dengan senyuman."Yap, gw gitu loh." sambung Artha, "huff, mudah-mudahan kita berdua lanjut ke tahap berikutnya ya :) gw sih gak ngarep buat terpilih, tapi setidaknya gw udah nunjukin yang terbaik, hehe." sanggahnya, membuat Jelo mengangguk kecil mengiyakan.Setelah berganti pakaian, mereka kembali ke tempat awal sembari menunggu giliran. Di perjalanan Jelo tidak sengaja bertambrakan dengan seorang pria, namun ia tidak ingin mengambil pusing dan segera berlalu tanpa ada percakapan diantara dirinya dan pria yang menabraknya."Lo gak pa-pa?" ucap Artha, sedikit kuatir menyaksikan adegan saling tabrak-menabrak antara Jelo dan pria asing tadi."No worry, It's okey." ucap Jelo, namun tidak berapa lama, Artha dibuat terkejut
"Hallo, nama sayaJenifer Olivia Mahendra, dari kelas XII IA2" Ucap Jelo, memperkenalkan diri. "Okey, let see, performa yang menarik dari peserta terakhir sekaligus peserta yang direkomendasikan oleh pihak sekolah, kita lihat seberapa bagusnya, sih? Pada gak sabar, kan? hayo ngaku? Ya sudah, tanpa berlama-lama langsung saja kita sambut penampilan luar biasa dari Jenifer Olivia Mahendra👏👏👏" Ucap MC mempersilahkan. Jelo membawakan lagu "가호(Gaho) - 시작(Start) cover by Zhavanya Z-girls". Semua mata tertuju menikmati pertunjukan yang disajikannya, sejauh ini tidak ada satupun mata yang memalingkan pandangan darinya, tidak hanya pesona kecantikan yang terpancar, keahliannya dalam olah vokal pun dipuji oleh setiap orang. "Ini dia yang kita cari!" ucap salah satu staf, membuat semuanya, entah dari pihak YG entertainment atau bukan, mereka terlihat dibuat terpukau dengan
Flashback ON 2 Tahun lalu...Jelo sedang asik menikmati cemilan sorenya setelah melewati aktivitas yang panjang hari ini. Sekolah, les privat, latihan vocal, dance, golf belum hal-hal kecil lainnya yang ia lakukan terkadang membuatnya merasa bosan, namun lebih dari pada itu, ia bersyukur bahwasannya, semua kebutuhan yang ia perlukan tercukupi.Sore ini, Jelo, benar-benar merasa rumahnya sepi seperti tidak berpenghuni, tidak ada suara mommy dan daddynya, adiknya entah kemana dan juga ia tahu, jam segini, kokonya masih di kantor membantu mengurus perusahan keluarga mereka."Huf, sepi benar nih rumah!" celotehnya pelan. Ia memutuskan menikmati sore ini dengan mengamati pemandangan area belakang rumah milik ayahnya."Benar-benar tenang dan sepi" batinnya.Jelo perlahan mengambil handphone dan mulai membuka galeri foto yang dimana penuh
"Apa yang harus cece lakukan, Ana? Hiks, hiks. Cece gak tau harus apa? kamu dimana? Maafin cece, jangan tinggalin cece, Ana".*****Flashback Off"Ana, Ana." terdengar isakan kecil dari Jelo. Dimas yang berada dekat dengannya, menyaksikan gadis itu mengigau menyebut nama seseorang."Tapi siapa?" batin dimas.Jelo terus saja mengulang nama itu sampai membuat Dimas tidak tega melihat kondisinya saat ini. Sempat Ia melihat gadis itu menangis dalam ketidaksadarannya, membuatnya memutuskan untuk terus berada di samping Jelo."Lo lagi mimpi apa, Jen, disana? Bahkan tanpa sadar pun, lo bisa nangis seperti ini." tanyanya pelan, sembari menggenggam tangan Jelo dengan perasaan pilu melihat kondisi gadis di hadapannya.
Flashback2 tahun lalu....📞Jelo: gimana ko? Ana, udah ketemu?||Yefta: belum Jen, kamu udah bisa hubungin dia?Jelo : dia gak angkat telpon sama sekali, hiks (Jeni kembali terisak), kita harus gimana koko? Ana, gimana?||Yefta: kamu yang tenang, ya, yang sabar. Kita cari lagi, kabari koko kalau ada berita baru tentang Ana.Setelah mencari ke berbagai tempat akhirnya Yefta menemukan dimana Ana berada dan menginfokan ke Jelo dengan segera. Ia juga memberitahukan kepada kedua orang tuanya, perihal keberadaan adik bungsunya. Jelo mencoba menghubungi Arya, ayahnya, dengan maksud meminta untuk menjemput Ana, dikarenakan lokasi tempat dimana Ana berada hanya berjarak beberapa lantai dari ruang kerja
Setelah sadar, Jelo memperhatikan di sekelilingnya, mendapati dua lelaki yang ia kenal berdiri dimasing-masing sisi, memandanginya."Gimana perasaan lo? Udah mendingan belum?" Jelo hanya mengangguk kecil mengiyakan pertanyaan yang muncul bertubi-tubi dari Dimas.Suho masih saja memandangi Jelo dengan raut wajah yang sulit di jelaskan, membuat perasaan iba gadis itu muncul ketika menatap pilu manik sahabatnya yang terlihat cemas. Ia seakan tahu bagaimana Suho sangat mengkuatirkan dirinya. Jelo menghiasi wajah pucatnya dengan senyuman tulus, membalas genggaman tangan Suho dan menyakinkan bahwasannya ia baik-baik saja. Mendapatkan perlakuan manis turut merubah raut wajah Suho.Dimas yang memperhatikan tingkah laku Jelo terhadap Suho, membuat ia menaruh perhatian pada lelaki di hadapannya itu. Dimas seketika menaruh sedikit perasaan Jealous, ia tidak bisa menyembunyikan apa yang dirasakannya lagi, tanpa sadar tanganny
Butuh waktu yang lama untuk merelakan kepergian mu, namun hanya butuh sedetik untuk rindu-ku menghancurkan semuanya.- Jenifer Olivia Mahendra.*****Jam menunjukan pukul 06.00, Jelo terbangun dengan alarm yang ia setel berdering keras di ponsel pintar milimnya."Huuf! Malam yang panjang." ucapnya dalam hati, semalaman ia sedikit kesulitan untuk tidur dikarenakan memikirkan beberapa hal yang terus saja bersarang dibenaknya.Ingatan dua tahun lalu mengenai kematian Ana, terus-menerus kembali dan melintas disetiap ingatannya. Entah bagaimana lagi cara yang harus ia tempuh agar terbebas dari rasa bersalah atas jadian yang menimpah adiknya. Kenangan di hari Ana meninggal adalah mimpi buruk yang tidak pernah berlalu dari pikiran Jelo sedetikpun.Ia kembali meregangkan otot-otot badannya sebelum menapakan kaki pada tehel putih yang menghiasi lantai apartnya. Belum juga ber