Butuh waktu yang lama untuk merelakan kepergian mu, namun hanya butuh sedetik untuk rindu-ku menghancurkan semuanya.
- Jenifer Olivia Mahendra.
*****
Jam menunjukan pukul 06.00, Jelo terbangun dengan alarm yang ia setel berdering keras di ponsel pintar milimnya.
"Huuf! Malam yang panjang." ucapnya dalam hati, semalaman ia sedikit kesulitan untuk tidur dikarenakan memikirkan beberapa hal yang terus saja bersarang dibenaknya.
Ingatan dua tahun lalu mengenai kematian Ana, terus-menerus kembali dan melintas disetiap ingatannya. Entah bagaimana lagi cara yang harus ia tempuh agar terbebas dari rasa bersalah atas jadian yang menimpah adiknya. Kenangan di hari Ana meninggal adalah mimpi buruk yang tidak pernah berlalu dari pikiran Jelo sedetikpun.
Ia kembali meregangkan otot-otot badannya sebelum menapakan kaki pada tehel putih yang menghiasi lantai apartnya. Belum juga ber
Bukan kesalahan jika perasaanku masih tertinggal untukmu, bukan suatu pembenaran jika aku memaksa untuk memilikimu. Aku hanya akan menunggu sampai ujung lelahku, mengisyaratkan perasaanku yang terus menunggumu berbalik menatapku, entah sampai kapan.- Suho Hwang.*****"Apa yang terjadi sebelum dua tahun menghilangnya Jeni?" batin Artha."Kalo boleh tahu, apa yang...." Pertanyaannya terhenti ketika Jelo datang menghampiri mereka berdua dengan Dimas yang ikut berjalan di belakangnya."Em.. Dimas mau gabung" ucapnya datar. Artha buru-buru menyelesaikan mengatur menu sarapan diatas meja sebelum berbalik menyapa Dimas."Morning Dim, yuk duduk" sapa Artha ramah, namun berbeda dengan Suho yang tiba-tiba saja terdiam dan menatap sinis ke arah Dimas, begitupun sebaliknya."Makan sekarang yuk! Biar gak telat ke sekolahnya" ucap Artha, seakan menangkap s
📞... : Tuan dan Nyonya besar sudah sampai di Indonesia, bos.Yefta:what? Kenapa kau baru melaporkannya padaku?📞... : Maaf bos, saya juga baru mendapat kabar dari antek-antek yang berada di bandara.Yefta : selidiki apa yang mereka rencanakan dan akan kemana mereka setelah tiba. Beri tahu alamat kediaman mereka dan laporkan segera.Yefta sedikit kesal mendapati kabar jika orang tuanya telah sampai ke Indonesia tanpa sepengetahuan dirinya. Bukannya ia tidak senang jika mereka pulang, hanya saja ia sedikit kuatir dengan kondisi adiknya. Yefta sedikit banyak tahu karakter ayahnya yang bisa ia ditebak dengan mudah. Jika orang tuanya memutuskan untuk segera pulang tanpa memberitahu terlebih dahulu, sudah bisa dipastikan, persembunyian Jelo, adiknya sudah terbongkar.
Andai saja kau tahu sebesar apa perasaanku untukmu, mungkinkah kau akan mempertimbangkan, menempatkanku disisimu?- Eka Eklesia Juna.#Eka menatap Dimas lekat, seperti tidak ingin kehilangan momen langkah bisa menatap pria itu dari dekat seperti sekarang ini.*****"Gak puas lo merhatiin gw?" ucap Dimas sembari menaruh perhatian pada makanan dan menikmatinya. Eka sedikit terkejut ketika pria di hadapannya sadar sedang diperhatikan oleh dirinya."Maaf..." ucap Eka dengan nada pelan, melepas pandangan ke tempat lain sebelum hendak pergi dan beranjak dari katin menuju kelas. Saat ingin berdiri dan beranjak pergi, Dimas meraih tangan Eka dan menggenggamnya perlahan, sedikit menyita perhatian untuk orang disekeliling mereka."Temanin gw makan sebentar aja, dikit lagi makanan gw habis kok! Gw gak mau terlihat ditinggal sendirian karena kalian pergi satu persatu." sanggah D
Hujan turun deras membasahi tanah, mengurungkan niat Jelo untuk melakukan aktivitas akhir pekannya. Ia hanya duduk di atas sofa dengan secangkir cokelat panas ☕, memandang ke luar memperhatikan hujan yang turun lebat memenuhi langit yang mendung.🎵 "Instagram - cover by Indahkus ft. Zhavanya Meidi" menjadi pilihan lagu yang ia putar sambil menikmati akhir pekannya.Dering telpon Jelo terus saja berbunyi, menampilkan nama Yefta (Koko Ry) yang memenuhi layar ponselnya.📞"Halo" ucap yefta girang dibalik telpon.Jelo tersenyum menyambut suara kokonya. "Hai ko, ada apa?" timbalnya lembut."Hey, i'm in your apartemen, can you open the door, please:)" ucap Yefta dibalik telponnya.Jelo segera beranjak dari sofa ketika mendengar kokonya datang bertamu ke tempatnya. Ia dengan cepat meraih gagang pintu dan menariknya mendapati Yefta tengah berdiri tegap dengan se
✉️ 1MessageFrom:Koko Ry."Check your email,Koko udah kirim beberapa informasi,you've to know it. Koko tahu kamu cukup pintar untuk memahami segala sesuatunya. Jangan berlarut dalam keselapahaman. Semua yang koko kirim adalah bukti-bukti keterlibatan orang lain dalam kematian Ana. Segala yang kita tahu selama ini hanyalah sebuah keselahpahaman, Koko gak bisa tunggu kamu lebih lama lagi.Situasi yang terjadi melibatkan kamu, itupun sudah dalam sebuah rencana, Koko yakin setelah kejadian itu, akan banyak lagi kejadian-kejadian lain yang mungkin saja bisa mengancam keselamatan kamu, tidak hanya kamu mungkin juga koko atau bahkan seluruh keluarga kita.Jelo menatap isi pesan Yefta dengan perasaan bimbang, sekilas ia ingin membenarkan semua keyakinan yang selama ini ia pegang, namun, di sisi lain ia harus menghadapi kenyataan dengan fakta terbaru tentang k
Haruskah aku mengucapkan kata perpisahan untuk kehidupan rahasia yang selama ini merenggut banyak senyum dan kebahagianku. Lalu bagaimana aku menghadapi kehidupan baru yang akan ku jalani nantinya?- Jenifer Olivia Mahendra.#"Lalu?" Ucap Jelo.Ia ngin mendengar lebih informasi apa saja yang di ketahui Leo, sambil kembali menyantap makanannya ia menunggu untuk berita mengejutkan apa lagi yang akan ia dengar.*****"Kau bahkan terlihat tenang, apa kau sudah mengetahui kabar ini sebelumnya?" tanya Leo padanya.Jelo hanya menggeleng pelan sambil tetap menyantap nikmat makanan miliknya, "Aku sudah mendengar beberapa kabar mengagetkan untuk beberapa waktu belakangan ini, jadi aku mulai terbiasa. Kemarin koko Ry, memintaku untuk mengakhiri kehidupan rahasiaku dan kembali pada kehidupan nyata sebagai Jenifer Olivia Mahendra. Lalu hari ini, berita yang kau sampai
Bahkan jika harus membawamu meninggal Bumi sejenak untuk menghilangkan penatmu, aku bisa!Asalkan kau mau bersamaku.- Angga Dimas Purnomo.***Ting...Pintu lift terbuka, Dimas perlahan genggenggam tangan Jelo, menarik dengan lembut menuntunnya berjalan melewati sebuah pintu kecil keluar ke arah atap gedung. Angin menerpa kulit mereka berdua, menempatkan perasaan dingin dan sejuk dalam satu waktu.Jelo melihat pandangan disekeliling, hanya ada gedung-gedung tinggi dan juga langit biru dihiasi awan putih yang terlihat. Tempat mereka berada sekarang setidaknya tidak begitu bising dan juga cukup membuat nyaman. Dimas kemudian melepaskan genggamannya, menuntun Jelo duduk disebuah kursi panjang."Gw selalu kesini kalo lagi penat, disini kalo malam cerah bintangnya terlihat cantik!" jelas Dimas lembut sembari memperhatikan langit dan Jelo secara bergantian. Gadis itu terse
📞 Artha's Calling.. "Halo.. Artha, gw butuh bantuan lo. Kalau lo berkenan, gw mau titip beberapa materi pelajaran, ya? Gw bakalan gak masuk untuk seminggu kedepan,soI hope youcanhelp me." ucap Jelo dengan nada memohon. Artha dibuat sedikit terkejut dengan pengakuan sahabatnya itu melalui telepon, "wait...Okey!Tapi, lo mau kemana pakai izin segala?" tanya Artha. Jelo tersenyum dibalik telepon setelah mendengar nada penasraan yang di ajukan Artha, "Hm, ada deh! Nanti lo juga bakalan tahu. Btw,thankstha, kalau urusan gw selesai, gw bakalan ajak lodinnerbareng koko Ry.I promise, bye!" Jelo menutup telponnya segera sebelum Artha menjalarkan banyak pertanyaan padanya.