"Jeni.." Panggil suho dengan antusiasnya saat melihat Jelo tengah berjalan melintasi halaman sekolah menuju kelas.
Sambil berlarian kecil, ia menghampiri Jelo yang tersenyum ke arahnya. Sorot mata tajam dari fans suho menancap hebat, siap mengintimidasi Jelo yang berani bertegur sapa dengan Suho di depan banyak orang. Namun, tentu saja hal itu tidak berpengaruh baginya. Tatapan intimidasi dari Jelo selalu yang paling unggul.
Pernah sekali saat pertama ia mendaftar menjadi murid transfer di SMA Rajawali, ia bertemu dengan salah seorang kakak tingkat yang ingin menguji kekuatan mentalnya. Ia dipermalukan di depan banyak murid, tapi yang luar biasa darinya, Jelo sama sekali tidak menunjukan wajah kesal ataupun hard feeling. Dia hanya diam dan menatap tajam ke arah senior yang terus saja berkata kasar padanya. Mengeluarkan aura mengintimidasi dengan ucapan "just a fool who cares about the foolishness".
Perkataan yang sarkas, Cukup membuat kakak tingkatnya terdiam, tidak menyangka jika Jelo, gadis yang dipikirnya akan mudah menangis dengan perlakuannya, malah melemparkan kata-kata sarkastik dan membuat ia ditertawakan satu sekolahan.
Banyak kejadian yang menjadikan nama Jelo melesit dan terkenal sebagai wanita Anti sosial dengan tatapan intimidasinya.
***
Suho dan Jelo berjalan menyusuri koridor dan berbincang beberapa hal kecil. Tidak banyak yang dikatakan Jelo sendiri, ia hanya sekedar menjawab beberapa pertanyaan yang Suho ajukan.
"How's your morning?" Tanya Suho lembut.
"Good" Balasan simpel dari Jelo.
"kamu masih tinggal sendiri?" Ucap suho kembali memberi pertanyaan.
"Yap, like u see :)" sekali lagi, Jelo hanya menjawab dengan singkat.
"Hm, I get it! Let me know if you need any help" sanggah Suho yang dibalas anggukan dari Jelo.
"Beri aku nomor telponmu" Sembari menyodorkan Hpnya ke arah gadis yang berjalan dinsampingnya.
Jelo sejenak terdiam sebelum menolak keinginan suho secara terang-terangan. "Aku gak punya" Ucapnya.
"Really? Jangan bohong, I know u have" Merasa terusik dengan tingkah Suho, Jelo mulai berjalan lebih cepat, meninggalkan Suho beberapa langkah jauh darinya.
Pria itu merasa Jelo membangun tembok batasan untuknya. Saat ini Jelo benar-benar bukan seperti yang ia kenal dulu. Dua tahun cukup merubah semuanya, pikir Suho.
Jelo menarik nafas panjang dan menghembuskannya, ia kemudian tersenyum sinis, tidak suka dengan sikap suho yang terkesan tahu segala tentang dirinya.
Suho kembali menyusul Jelo, menarik pelan lengannya sehingga gadis itu kembali berhenti dan berbalik menatap suho.
"What?" Ucap Jelo datar.
Tatapannya menjadi tajam menusuk ke retina Suho. Merasa suasana dan hubungan mereka tidak seperti dulu lagi, suho tersenyum simpul dan berjalan duluan meninggalkan Jelo di koridor sekolah, ada perasaan kecewa yang tidak terbendung dalam hatinya. Ia ingin Jeni-nya kembali seperti dulu, Jeni yang ia kenal sangat lembut dan begitu mengerti dirinya.
Jelo begitu tahu, apa yang dilakukannya ke Suho benar-benar salah, ada rasa bersalah yang hinggap dihatinya begitu juga rasa rindu untuk sahabat kecilnya itu. Tapi apa daya, jika Jelo terus membangun komunikasi lebih dengan suho, maka yang ia peroleh hanyalah masalah. Sudah cukup persembunyiannya mulai terusik, Kali ini ia harus benar-benar mempertimbangkan lagi bagaimana agar orang tuanya tidak tahu jika ia dan Suho berada disatu sekolah yang sama.
Sesampainya mereka di kelas, Jelo hanya menatap punggung Suho dengan rasa bersalah. Tidak mengerti lagi harus bertindak seperti apa dengan Sahabatnya itu. Ia tidak ingin semua pusat perhatian tertuju padanya, jika ia menghampiri suho sekarang dan akhirnya yang bisa ia lakukan hanyalah duduk diam sembari membaca buku.
"Good morning" Sapa Dimas yang tiba-tiba muncul di hadapan Jelo, membuat ia memutar bola mata memelas, enggan meladeni tingkah dimas dan langsung membenamkan wajahnya ke dalam lipatan lengan yang ia tumpukan diatas meja.
Dimas yang merasa sangat di abaikan mencoba untuk tetap berpikir positif, suatu saat Jelo akan membalas sapaannya dengan senyum manis yang jika dipikirkan saja membuat jantungnya seakan mau loncat keluar melalui rongga mulut. Perasaan menggelitik yang ia suka.
Akhirnya, Dimas memutuskan untuk meninggalkan Jelo dan mengarah ke tempat duduknya, sembari terus memperhatikan gerak-gerik gadis yang disapanya beberapa menit lalu. Sementara itu, disisi kelas yang lain, Eka terus-menerus melayangkan perhatian atas sikap dimas kepada Jelo yang tentu saja membuatnya galau. Eka merasa tidak adil jika dimas memperhatikan gadis Ansos yang mengabaikannya, ketimbang Eka yang terus-terusan memberi perhatian padanya. Tapi di sisi lain, Dia tidak ingin memaksa Dimas untuk menyukainya ataupun harus memberi perhitungan kepada Jelo atas apa yang sebenarnya tidak ia ketahui. Bukan salah Jelo jika dimas menaruh hati padanya.
Tidak hanya Eka yang melihat kejadian dimas dan Jelo. Suho pun memperhatikan dengan seksama dan jelas ada rasa jengkel dan marah pada dimas yang berani mendekati sahabat kecil sekaligus cinta pertamanya itu. Perasaan Suho begitu besar ke jelo hingga membuat dia sedikit posesif dan tidak ingin Jelo dilirik pria manapun, terkecuali Ayah dan koko-nya.
Di samping itu ada Anastasia, fitra dan juga isa yang merencanakan sesuatu untuk memberi ganjaran bagi Jelo yang terus-terusan membuat mereka marah. Eka jelas tidak mengetahui rencana sahabat-sahabatnya dan dalam hal ini Anas memutuskan untuk tidak melibatkan Eka.
Jelo yang hanya ingin kehidupan sekolahnya berjalan mulus, seperti tidak menemukan hal itu di kehidupannya. Dia berpikir, entah kesalahan apa yang diperbuatnya pada masa lalu, hingga hidupnya sangat sulit seperti sekarang. Mental dan fisik jelo tidak sebegitu baiknya seperti dulu. Ia harus rutin ke Psikiater untuk menghilangkan trauma yang terbentuk akibat kematian adiknya dan juga, ia harus mengkonsumsi obat untuk mengatasi panic attack yang kadang-kadang muncul jika ia mengalami atau melihat sesuatu yang mengingatkannya pada kejadian masa lampau.
Adik Jelo meninggal akibat tindakan yang menjatuhkan diri dari atas gedung perusahaan milik Ayahnya sendiri. Jelo yang saat itu tahu ada yang tidak beres dengan adiknya mencoba untuk menemui dan menghiburnya, tapi tak kunjung ia temukan. Semua orang sibuk mencari, terkecuali ayahnya yang hanya mementingkan urusan pekerjaan.
Bagi Jelo, Ayahnya memang tidak begitu memperhatikan adik bungsunya. Ia hanya begitu memanjakan Jelo dan juga Yefta, koko-nya. Terutama Jelo, ia menjadi kesenangan Ayahnya dikarenakan apapun yang bisa ia lakukan. Berawal dari seorang Profesor yang bekerja di Universitas Indonesia, mengajak Jelo untuk mengikuti lomba sains ajang internasional di kampus terkenal itu, dan benar saja Jelo mendapat penghargaan Juara Ilmuan sains termuda dengan piagam dan sertifikat Legalitas Internasional yang menjadikan dirinya masuk dalam salah satu daftar anak dengan kepintaran di atas rata-rata pada masanya. Ia di elu-elu kan juga oleh sahabat-sahabat Ayahnya dan membuat sang ayah selalu mengangkat dagu ketika berbicara tentang anak keduanya itu.
Sejak saat itu Deliyana Verhone Mahendra, menjadi tidak terlihat dimata Arya Mahendra. Padahal ia juga begitu banyak memperoleh perhargaan dari ajang-ajang lomba yang diikuti. Namun, tidak satupun dari penghargaan itu membuat ayahnya luluh.
"Ana" panggilan yang diberikan keluarga untuknya. Gadis kecil cantik yang sedikit frustrasi karena faktor dan keadaan disekelilingnya, menjadikan dia pribadi yang pendiam dan sulit untuk bergaul. Ia hanya akan berbicara baik dan terbuka kepada kakak-kakaknya.
Singkatnya, akhir dari cerita seorang Ana ialah ketika ayahnya ingin menyekolahkan ia ke luar negeri sendirian. Mentalnya yang terguncang tentu saja semakin membuatnya menolak rencana itu, terlebih ia berpikir pastilah ayahnya ingin membuangnya jauh sehingga mengirimnya ke luar negeri seorang diri, walaupun belum tentu kenyataannya seperti itu. Mengakhiri hidupnya adalah pilihan terbaik meski sampai saat ini, dunia hanya mengetahui jika kematian Ana murni karena kecelakaan bukan bunuh diri.
Kisah Ana menjadi Aib keluarga yang terus-menerus ditutup-tutupi Ayahnya, membuat Jelo geram dan memutuskan untuk berpaling dari keluarga. Kini kisah Ana menjadi awal kesuraman bagi hidup Jelo. Ia harus menerima fakta dan mengalami sendiri bagaimana adiknya dikucilkan oleh orang yang ia cintai. Untung saja koko Jelo tidak pernah membiarkan ia sendiri dan terus mengawasinya dari jauh.
Koko-nya pun tahu bahwa psikis Jelo sedang terganggu dan mendaftarkan adiknya di psikiater terbaik di dalam negeri.Kisah memilukan dari seorang Jenifer Olivia Mahendra yang tidak banyak diketahui orang diluar sana membuatnya tumbuh menjadi gadis dengan kehidupan yang kelam.
Lalu, apakah ia bisa kembali mengecap kehidupan yang indah?
"Let see!".
"Good Morning" Sapa dimas yang sudah sekitaran lima belas menit menunggu Jelo keluar dari apartemennya. Jelo yang sedikit terkejut berusaha mengontrol ekspresi dan hanya menengok sesaat lalu berjalan melewati dimas begitu saja.Dimas tidak menyerah, pantang baginya untuk mundur sebelum Jelo merespon sapaannya. Kali ini ia bertekad untuk ke sekolah berbarengan dengan Jelo. Mereka berjalan bersama namun sedikit berjarak, dimas tepat berjalan dibelakang Jelo dengan jarak beberapa meter, menuju halte Bus.Dengan semangat ia memperhatikan apa saja yang dilakukan Jelo sebelum ke sekolah. Dari yang ia lihat, pertama-tama Jelo singgah di toko roti depan apartemen untuk membeli sebungkus roti cokelat dan juga susu rasa banana untuk menjadi teman pengganjal perut pagi ini. Ia kemudian memakan makanannya sampai habis, sembari berjalan memasang headset ditelinganya dan terlihat seakan menikmati alunan musik yang ia dengar.Se
"Hyung! Sadarlah, kita tidak punya banyak waktu, kita harus temukan dia sekarang" Jelas suho membuat Yefta kembali sadar, tangannya kini mulai mengepal keras dan rahangnya mulai mengerat."Fu*k!!! Berani-beraninya mereka membuat hal yang tidak baik pada adikku, jika terjadi apa-apa dengan Jeni, aku tidak akan segan-segan menutup semua akses donatur untuk sekolah ini, lihat saja!" kecam Yefta, tak tanggung-tanggung.***Hari itu terasa menjadi pukulan berat bagi Yefta. Suho agak berdegik ngeri mendengar nada ancaman pria yang lebih tua beberapa tahun darinya. Ia sedikit banyak tahu bagaimana kejamnya Yefta terhadap orang-orang yang berani menyentuh keluarganya, termasuk adik kesayangnya. Sudah cukup kematian Ana membawa dampak yang tidak baik bagi Yefta, kali ini, ia tidak mau sesuatu terjadi pada Jelo, adik satu-satunya yang tersisa dan yang paling ia sayangi.Setelah itu mereka memutuskan berpencar
Aku baik-baik saja walaupun ini bukan keadaan terbaikku, aku tidak perlu berada di tempatku untuk merasa baik-baik saja. Aku tidak peduli tentang diriku, aku tetap baik-baik saja. Walaupun tidak terbiasa aku baik-baik saja. I'm Okey๐ผSedikitnya, kurang lebih terjemahan dari lagu Boy Band K-Pop IKON - I'M OK yang menjadi kesukaan Jelo, terputar dalam daftar favorite music di ponsel miliknya, menemani ia menghabiskan waktunya berbaring di kamar rumah sakit dengan tangan yang terpasang infus.Sudah hampir tiga hari lebih Jelo berbaring di kamar rumah sakit tersebut. Ia menunggu jadwal untuk dirinya pulang dan menikmati kesendirian di apartemen kecil miliknya. Walaupun kecil, apartemen itu adalah tempat ternyaman bagi Jelo.Tokk...tokk..tokk..Suara pintu kamar Jelo diketuk dari luar."Masuk" Ucapnya, dengan sedikit nada teriakan dari jarak ranjang rumah sakit yang ia tem
Beberapa hari terlewati, Jelo mulai terbiasa untuk berboncengan motor dengan dimas. Setiap pagi dimas menunggu Jelo tepat di depanLiftdan siang harinya ia menunggu di depan kelas untuk bersama-sama berbarengan ke parkiran. Hanya ketika dalam perjalan dimas akan berbicara sedikit dengan Jelo. Dan perlahan membangun komunikasi dengannya."Lo sibuk gak?" Tanya dimas memecah keheningan di antara mereka berdua."Hm,Why?" Timpal jelo cuek."Temenin gw belanja mingguan di minimarket depan apart ya, gak ada penolakan" Tegas dimas.Jelo sedikitnya merasa enggan untuk menemani dimas, namun ia tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa menggerutu dalam hati, dimas terlalu melewati batas hari ini, pikirnya."Turun gih.." Ucapnya membuat Jelo hanya bisa menurut dengan apa yang dikatakan dimas.Jika di pikir-pikir, baru kali ini Jelo semen
Nada dering hp Jelo berbunyi, panggilan masuk dengan nomor yang tidak ia ketahui membuatnya mengurungkan niat untuk menjawab telpon tersebut.Tidak butuh waktu lama, pesan text dengan nomor yang tidak dikenal kini bersarang di hpnya.Message๐+62 821... :save ya. Suho!|| Jelo: suho?!Howu find my number?+62 821.. : Ry Hyung. Apa aku mengganggumu? || Jelo: Nope :) wait..i'll save u're number.Setelah menyimpan nomor suho dikontaknya, nada dering Jelo kembali berbunyi."๐Suho's Calling..""Hallo" Ucap Jelo sembari mengangkat telpon."Hm, lagi apa?"
Sembari mereka menikmati kebersamaan berdua, sembari juga mereka mengenang masa lalu namun harus terganggu dengan kebisingan bunyi bell apartemen Jelo. ***** Jelo mengarah ke pintu apartemennya seraya mencari tahu siapa yang sedari tadi menyebabkan kebisingan dengan berulang kali menekan bell kediamannya. "Hai Jen..." ucap seorang pria menyapa, ketika Jelo membuka pintu apartnya. "Oh, dimas. Ada apa?" Dimas yang sedikit canggung menyodorkan sekotak cokelat untuknya, dengan yakin namun sedikit tersipu. "Makan ya :) besok jangan telat. Gw tunggu" Timpalnya lagi sembari sesekali tersenyum canggung tidak mampu melihat ekspresi muka Jelo, demikian pun dengan gadis itu yang kali ini merasa getir-getir perasaan hangat muncul dikarenakan sikap dimas padanya.
๐ Arya Mahendra : Ry, daddy baru saja dapat kabar dari orang kepercayaannya daddy di sana, kalo almh. Ana, adikmu, selama ini, dia hidup dengan brainwash yang dilakukan oleh teman sekolahnya dan membuat Ana selalu berpikir negatif serta merasa dikucilkan. Tapi, sampai detik ini, daddy belum tahu siapa orang yang dibalik hasutan yang Ana terima dan juga apa motifnya, sampai ia membuat mental adikmu rusak. Percayalah daddy & mommy gak pernah beda-bedain kalian, kami hanya menerapkan perlakuan yang kalian butuhkan. ||YeftaRyza : Ry ngerti dad, Ry akan bantu daddy buat selidikin kembali kasus Ana.Arya Mahendra: Oke. Daddy percayakan sama kamu! Bagaimana keadaan Jeni? Daddy-mommy kangen banget. Sampai sekarang, daddy belum bisa nemuin keberadaan dia. ||Yefta
Jelo : Gak! Gak bisa ko, Jeni gak bisa! No, I can't. ||Yefta:You can doit! Kamu bisa!Please ๐ kali ini saja, selama ini koko gak pernah minta apapun sama kamu kan? Kali ini aja, koko Mohon.Jelo : tapi ko, Jeni gak bisa! Lagi pula kalau Jeni ikut, bisa-bisa daddy dengan gampangnya lacak Jeni, gak mau!||Yefta:don't worry about that, koko bakal jamin 1000%, daddy gak bakalan nemuin kamu.Trust me!Jelo: tapi koko... ||Yefta:Ifyouwon't, sorry to say!Koko gak bakalhelpkamu lagi.