Share

BAB 17

Terjaga saat fajar subuh tiba, aku langsung membangunkan Mas Adam untuk kami segera menjalankan kewajiban sebagai makhluk. Lalu, aku beranjak ke dapur membuatkan kopi untuk suami.

“Ngopi, Mas!” Kuletakkan secangkir minuman di meja depan Mas Adam.

Dia tersenyum. “Makasih, Sil.”

Aku bersyukur karena pada akhirnya Mbak Nina pergi dan rumah tangga kami terselamatkan. Namun, masalah kembali muncul karena saat ini Mas Adam tak bisa bekerja.

Teringat soal pekerjaan, aku kembali ke kamar, menyambat ponsel lalu membawa ke dapur. Sembari memasak aku menghubungi Mas Daffa, mantan kakak iparku.

“Pagi, Mas!” sapaku setelah panggilan terhubung.

“Pagi juga. Tumben nelpon, Sil. Ada apa?” tanya suara bariton dari seberang sana.

“Apa tawaran soal pekerjaan masih berlaku, Mas? Aku butuh,” ucapku langsung pada poinnya.

“Tentu saja. Kamu bisa berangkat hari ini juga. Nanti aku kirim alamatnya,” sahut lelaki di seberang sana.

“Apa enggak bisa besok-besok, Mas?” tanyaku.

Mendadak bekerja tentu aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status