Share

BAB 22

Setibanya di rumah Bu Hana, perempuan paruh baya itu langsung menyambut dengan senyuman. Aku langsung menyalami takdim. Pun anak-anak yang telah kudidik sedemikian rupa hingga mereka meniru kelakuanku.

Benar. Cara mendidik anak paling bauk adalah dengan mencontohkan langsung. Mereka cenderung akan meniru perilaku orang tuanya.

“Memangnya kalian mau ke mana?” tanya Bu Hana saat Ervina menitipkan anak-anakku.

Aku menoleh sebentar pada gadis yang berdiri tak jauh dariku. Sepertinya dia belum bercerita pada ibunya.

“Kami mau ke rumah sakit sebentar, Bu! Periksa tangan Mas Adam,” sahut Ervina sambil menaik-turunkan alis memberi kode padaku.

Paham akan permintaan Ervina, aku langsung menimpali kebohongan gadis itu. Kemudian kami beranjak pergi setelah mendapat izin.

***

“Kamu enggak jujur kita mau cari pelaku penyerangan?” tanyaku saat di perjalanan.

“Ya enggak lah! Ibu mana setuju,” sahut Ervina.

“Kalau sudah tahu begitu kenapa nekat?”

“Ya kan Rendy pengin buktikan kalau dia buka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status