Share

58. Kamu Istimewa, Sayang

Ini hari kedua kembali ngantor. Suasana sudah biasa, beda dengan hari pertama yang disambut meriah, karena kabar pernikahan kami memang sudah menyebar ke mereka.

Lintang kutelepon sebelum hari akad waktu itu, dia girang dan minta traktiran lagi. Aku menjanjikannya setelah kembali. Sekarang kami sempatkan ke sebuah pusat perbelanjaan saat jam istirahat, kebetulan suami sedang ke garmen, jadi juga sudah izin tadi.

“Aku sebenarnya jadi segan manggil nama, Sekar. Manggil Ibu nggak apa, ya?”

“Nggak. Kita itu teman. Pokoknya panggil Sekar aja!”

Habis belanja tas pilihan Lintang kami duduk berhadapan menikmati es krim.

“Ih, kayak mimpi deh. Aku ikut senang. Nggak habis-habis senangnya dari waktu kamu ngabarin itu.”

“Aku juga nggak nyan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status