Share

SURAT ANCAMAN

"Lewat pintu rahasia, dong," balas Septa diiringi senyuman.

"Biar diantar abang kamu saja! Mama gak tega kalo kamu harus berhadapan dengan para bandit,"sahut Bu Rita dengan ekspresi cemas. Wanita berumur 50 tahunan ini menepuk punggung Dion agar segera mendekat ke arah adiknya.

"Bandit? Macam film koboi saja, Ma," celutuk Septa sambil memutar-mutar kunci di jari tangan lalu naik ke buggy car.

"Biar Abang yang setir." Dion buru-buru menyusul adiknya. "Emang lewat mana?"

"Tuh di sana, ada dua sekuriti di pos!"tunjuk Septa ke arah depan. Tampak dua pria berambut cepak sedang bermain catur di sebuah pos jaga.

"Pintu gerbangnya sebelah mana?" Kali ini Ardan yang penasaran. Pria ini berjalan mendahului buggy car.

Memang benar yang diucapkan oleh Ardan. Bagi orang awam di area tersebut hanya terdapat pos jaga dan sebuah kolam renang di kelilingi oleh taman. Sementara itu sebuah tembok tinggi sebagai pembatas area dalam dengan lingkungan di luar.

Septa tertawa melihat perilaku Ardan. Dua ora
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status