Share

DERITA AMANDA

"Ah, akhirnya, semua aman. Saatnya kita pulang," ucap Ardan sambil meluruskan badan.

Septa memijat pelan punggung kekasihnya. "Nanti di rumah aku pijatin sekujur badan."

"Septa, perutku sakit sekali. Ada yang kosong di bagian perut kiri. Di situ timbul rasa sakit,"keluh Amanda dengan mendesis kesakitan.

"Jangan-jangan, ...." Ucapan Ardan tidak dilanjutkan karena keburu ada panggilan telepon.

"Halo, ada apa?"tanya Ardan kepada seseorang di ujung telepon.

"Pak, ada info, dokter yang menangani Nona Amanda adalah bagian dari komplotan pasar gelap."

"Kamu kata siapa?"

"Ada seorang pria tua bikin laporan. Anaknya setelah operasi besar. Ginjalnya hilang satu."

"Oke, terima kasih. Terjunkan tim untuk pantau target."

"Baik, Pak."

Hubungan telepon berakhir dan tentu saja dalam tatapan tajam kedua mata Septa. Ardan paham bahwa wanita tersebut ingin penjelasan. Pria ini segera merangkul bahu Septa. "Kita harus ke rumah sakit terpercaya untuk memeriksa organ dalam Nona Amanda."

"Hei, apa yang ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status