Home / Rumah Tangga / SELALU DICAP MANDUL / ASIH, MENANTU BARU YANG HAMIL DULUAN

Share

SELALU DICAP MANDUL
SELALU DICAP MANDUL
Author: Aisy David

ASIH, MENANTU BARU YANG HAMIL DULUAN

Author: Aisy David
last update Last Updated: 2022-07-15 10:07:17

"Waah, alhamdulillah Asih sudah hamil ya. Topcer banget itu si Ragil. Menikah baru sebulan, eh sudah hamil lima bulan." Suara Bulek Yayah terdengar melengking.

"Bagus lhooh, Nduk. Daripada istrinya masmu itu, istri Yanto. Si Izza itu sudah menikah lima tahun, tapi belum juga ada tanda-tanda hamil lho ya. Mandul tuh pasti," lanjutnya.

Suara Bulek Yayah semakin dikeraskan, seakan sengaja menyinggung Izza yang berada di ruangan itu.

Mendengar hal itu, hati Izza tiba-tiba menciut. Ada rasa sakit di dalam dadanya, yang ia rasakan semakin sesak. Di kala kabar kehamilan Asih, istri adik iparnya yang merupakan menantu baru di keluarga ini, tengah hamil lima bulan. Padahal resepsi pernikahan mereka sepertinya baru dilaksanakan tiga minggu yang lalu.

Izza menyeka bulir di sudut matanya. Ia menahan matanya untuk tidak berkedip. Ia khawatir jika bulir-bulir itu akan menetes. Akan sangat menyedihkan sekali, ketika sakit itu dilihat oleh banyak orang. Terlebih lagi, di ruangan itu berkumpul saudara-saudara Yanto.

Sore itu, Izza dan Yanto sepulang dari kerja mampir ke rumah Bu Ami. Meraka sering mampir. Sekedar membawakan martabak kesukaan mertuanya, atau jajanan kesukaan Bu ami. Apalagi selepas gajian, Izza selalu menyempatkan kesana, sekedar memberi uang jatah bulanan mertuanya yang janda itu.

"Gimana Zah? Kapan nih kamu hamil? Rugi lhoh, kalian berdua itu sudah bekerja dan membanting tulang, tapi gak ada anak yang dinafkahi. Buat apa uang banyak? Lihat tuh si Asih udah hamil. Lha kamu kok kalah sama adik iparmu?" Bulek Yayah terus memburu Izza. Seakan ini adalah sebuah moment yang tepat untuk menyudutkan wanita 30 tahun itu.

"Resign aja lah dari kerjaanmu Zah. Ada tuh teman mas Udin, yang sama kayak kamu. Dia menikah sudah 12 tahun tapi gak hamil-hamil. Terus mengundurkan diri dari tempat ia bekerja, eehhh...langsung hamil lhoh," timpal Mbak Ina, menantu nomer 3 di keluarga itu.

Izza yang sedari tadi diam dan mengalihkan perhatian ke handphonenya, tiba-tiba ada dorongan untuk berbicara. "Bulek, bisa gak sih Bulek itu ada rasa simpati sedikit kepada sesama wanita? Daritadi bulek memburu saya yang dicap mandul ini dan bulek terus saja mengompor mengecilkan saya." Izza terlihat tersinggung.

Wajah Izza tegang, suaranya berat, tapi ia tunjukkan ketegaran di setiap ucapannya.

"Lhoo saya ini cuma kasian sama kamu. Dan kasian sama yanto juga. Masak dari 8 bersuadara, hanya Yanto yang belum punya anak lho. Malu lah itu sama si Ragil yang anak bungsu dan baru menikah, eh sudah hamil tuh istrinya," timpal bulek yaya dengan lantang. Logatnya memang tak pernah berubah. gaya bicaranya juga dari dulu begitu, ceplas ceplos.

"Lhoo bulek gak perlu kasian sama kami, kami baik-baik saja kok. Sejauh ini kami hidup mandiri tanpa merepotkan kalian-kalian. Kami program hamil pun kesana kemari habis puluhan juta juga kalian mana tahu?" Suara izza mulai meninggi.

Izza tak peduli jika di ruangan itu ada mertuanya, Bu Ami. Mungkin dia mulai lelah dan kesal. Kejadian seperti ini bukanlag yang pertama kalinya. Ini adalah untuk yang kesekian kalinya dia dikecilkan karena sudah 5 tahun tidak memiliki momongan.

Sementara Asih, dia merasa sangat menang. Sebagai menantu baru, ia menang telak karena bisa hamil mendahului kakak iparnya yang sudah menikah lama. Terlihat dari wajahnya, ia begitu bangga dan sumringah sambil mengelus perutnya yang mulai buncit. Dia sesekali melirik ke Izza.

Izza ingat betul beberapa hari yang lalu Asih memasang status di WA nya. Gambar kartun wanita hamil yang sedsng dipeluk oleh suaminya. Dengan caption, "Sebentar lagi hadir malaikat kecil ini, duh syukurlah tak harus menanti lama, beruntung deh bisa hamil dengan mudah," tulisnya.

Seakan-akan sengaja menyindir Izza, status itu dia hapus beberapa saat setelah Izza melihatnya.

Mengingat itu tiba-tiba dada Izza bergetar. "Yang perlu bulek kasihani adalah Ragil dan Asih. Sadar gak kalian sudah memutar balik hal-hal yang salah menurut agama? Oh, jadi bagi kalian, wanita yang hamil di luar nikah itu lebih mulia dari pada wanita yang menikah bertahun-tahun tapi belum punya anak? Tuh si Asih hamil duluan kan? Menikah belum 1 bulan, dan sudah hamil 5 bulan. kalian bangga-banggain, dan kalian sanjung-sanjung. Gak malu kah sama Allah?" Kali ini Izza berbicara sambil menahan tangis.

Terdengar suaranya serak dan berat.

Izza bediri, menghampiri mertuanya dan berpamitan pulang. Yanto yang memang tipikal laki-laki pendiam hanya mematung menyaksikan kejadian itu. Ia membuntuti istrinya keluar setelah bersalaman kepada ibunya. Lalu mereka berdua mendekati motor di halaman rumah Bu Ami.

Terdengar Bulek Yayah masih nyerocos. "Kalau dikasihani suka gak tau terimakasih mereka ya? Pantesan mandul," teriaknya.

Yanto yang mau men-stater motor tiba-tiba turun dari motornya dan bediri di tengah pintu rumah ibunya. "Cukup, Bulek..!!!! Cukup...!!!, Yanto diam karena menghargai kalian, yang katanya lebih tua. Tapi jangan terus menerus menginjak-injak harga diri kami. Apalagi mengata-ngatai istri saya dengan kalimat mandul, mandul, mandul. Kami berdua hidup tanpa meminta-minta atau merepotkan kalian sedikitpun. Jadi, jagalah perilaku kalian yang seakan-akan hidup paling sempurna itu". Terlihat mata Yanto berkaca-kaca.

Bu Ami berdiri hendak mengatakan sesuatu. Tapi Yanto segera pergi. Yanto membalikkan badannya dan segera menyalakan motor. Mereka berlalu meninggalkan rumah ibunya.

Sepanjang perjalanan, Izza hanya menangis. Sesekali Yanto melihat istrinya lewat spion motor. Terlihat istrinya menyeka air mata berulang kali. Ketika di spion itu pandangan mereka bertemu, yaaah mereka menangis bersama di tengah jalan sambil berboncengan.

Mereka sering kalut dalam penantian itu, penantian memiliki buah hati. Sudah lima tahun, yah lima tahun. Ejekan dan cacian adalah menu harian bagi mereka. Dulu Izza selalu diam ketika ditanya kapan hamil. Lama-lama, Izza melawan setiap kali mereka mempertanyakan soal anak. Izza yang selalu tersenyum manis saat ditanya perihal momongan, lama-lama jadi Izza yang sangat vokal menanggapi omongan orang-orang tak punya otak itu.

Mandul. Kata yang singkat, padat, dan penuh arti kesedihan. Tersirat makna menyepelehkan ketika kata ini terlontar. Tersurat penekanan akan kegagalan dan selalu ditujukan untuk mengintimidasi. Tak ada sarat makna indah sama sekali. Label mandul selalu menjadi momok bagi banyak pasangan. Dan sebagian besar memburu para kaum wanita.

Wanita yang dicap mandul akan senantiasa dikategorikan menjadi wanita gagal, wanita bodoh, wanita bernasib naas, dan wanita yang patut dikecilkan. Mandul selalu menjadi konotasi negative dan maknanya memuncak dikala yang mengucapkannya adalah orang terdekat.

Mandul selalu menjadi semacam simbol, bahwa penyandangnya adalah orang-orang yang pantas dijadikan objek bully-ing tanpa mengenal waktu dan tempat. Mandul selalu dijadikan bahan lawakan dan senda gurau versi sindiran halus yang selalu membantai mental yang menyandang.

Mandul, begitulah orang-orang mengeja. Hal yang paling ditakuti oleh pasangan-pasangan yang masih menanti garis dua. Mereka yang mendapatkan gelar mandul, akan senantiasa dihubungkan dengan kesepian dan kesndirian. Padahal, ada banyak pasangan yang memang ditakdirkan mandul, namun mereka sangat bahagia dengan anugerah lain yang Tuhan berikan di luar momongan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SELALU DICAP MANDUL   TRAUMA

    Begitu banyak tekanan dan beban di pundak Izza. Bully-an dan gunjingan saudara. Ejekan tetangga, dan omongan orang-orang selama pernikahannya. Tak terasa kini pernikahan Izza sudah hampir tujuh tahun.Jangan ditanya bagaimana wanita 31 tahun itu selalu bergelut dengan hari-harinya yang selalu banyak konflik. Izza selalu menghabiskan hari-harinya dengan menyibukkan diri bekerja, berjualan online, juga sesekali bermain ke sanggar senam untuk membuat pikirannya rileks. Itu juga saran dari dokter dan termasuk serangkaian program hamil dari dokter.Mental Izza benar-benar dibantai oleh beberapa kejadian. Dimulai dengan awal menikah dulu, dengan hamilnya Ina yang waktu itu terang-terangan mengajak lomba hamil. Dan qodarulloh, Ina hamil mendahului Izza waktu itu. Kini anak Ina, Mela sudah masuk sekolah di bangku TK. Seandainya Izza tidak mandul, pasti anak Izza sudah seumuran Mela. Rasa sayangnya Izza kepada keponakan-keponakannya, baik dari saudara Izza maupun dari saudara Yanto, selalu sam

  • SELALU DICAP MANDUL   LELAH?

    Shubuh menjelang. Izza bangun seperti biasa. Berwudhu dan menuanaikan sholat shubuh. Seusai beribadah, Izza membangunkan Yanto untuk turut menunaikan dua rakaat. Pagi itu, seperti biasa, setelah sholat shubuh, Izza ke dapur untuk memasak. Tiba-tiba Yanto memeluk Izza dari belakang. Izza tak menggubris, ia melanjutkan aktivitasnya membuat sayur sop kesukaan Yanto. Yanto masih memeluk istrinya itu. Semakin dipererat dan mulai usil mencium leher istrinya. Namun Izza tak bergeming."Kok diem sih?" Yanto bertanya karena merasa istrinya mengabaikannya."Maya siapa, Mas?" Tanpa basa-basi, Izza melontarkan pertanyaan, sambil melakukan aktivitasnya mengiris bawang. Dia tak menoleh sedikitpun kepada sang suami.Yanto terkejut bukan kepalang. Sepertinya Izza serius sedang tak enak hati."Kamu buka-buka HP aku?" Yanto bertanya dengan salah tingkah. Perlahan, ia lepaskan tangannya yang melingkar di badan istrinya."Lho bukannya selama ini kita saling buka-bukaan perihal handphone?" sahut Izza den

  • SELALU DICAP MANDUL   SELINGKUH?

    Hari itu tiba-tiba handphone Izza bermasalah dan Izza membawanya ke tukang service. Sementara waktu, Izza meminjam ponsel Yanto untuk mengabari rekan kerjanya perihal ponselnya yang bermasalah. Sudah terbiasa bagi mereka berdua saling meminjam atau membuka ponsel satu sama lain. Dan sama-sama terbuka perihal ponsel. Tentunya tanpa privasi atau rahasia.Hari itu kebetulan Izza ijin tidak masuk kerja. Dia mau fokus menyervis HP nya yang error. Untuk berbagi info dengan rekan kantor, Izza memakai ponsel suaminya. Saat Izza sedang mengetik pesan kepada rekan kerjanya lewat ponsel Yanto. Tiba-tiba ada pesan masuk. Bukan di WA, tapi di aplikasi michat. "Sayang, aku kangen banget nih" Bunyi pesan tersebut. Nama ID-nya 'Maya Flower'.Izza mengabaikan pesan itu dan ia menyelesaikan tugasnya mengirim beberapa file kepada rekan kerjanya. Sementara Yanto sibuk di samping rumah membersihkan sangkar burung. Yah, rutinitas kalau sedang di rumah. Yanto juga ijin tidak masuk kerja untuk menemani istri

  • SELALU DICAP MANDUL   TIDAK ADIL

    Yang jauh bau bunga, yang dekat bau tai. Mungkin itu adalah istilah pribahasa yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Sudah menjadi kisah klasik antara anak dan orang tua yang masih serumah. Terkadang, ada cemburu yang tersirat di wajah orang tua, manakal anaknya berumahtangga. Sedikit banyak mungkin mereka merasa kesepian, setelah anak yang dulu single dan kemana-mana bisa dijadikan teman. Saat menikah, anak akan cenderung memiliki dunia baru dengan pasangannya. Dan lebih sering menghabiskan waktu dengan pasangannya."Seorang anak kalau sudah menikah. Rasa cintanya terbagi. Ibarat kata, cinta itu kadarnya 1 kilo. Itu yang 1 ons buat orang tua, dan yang 9 ons buat suaminya." Bu Ismi kerap kali menyindir Izza, saat Izza berduaan dengan Yanto di kamar.Ya, apalagi selama ini, Bu Ismi terlihat tidak begitu menyukai Yanto. Entah karena cemburu atau apa. Tapi, kasih sayang Bu Ismi kepada Izza dan Yanto memang tidak sebesar kasih sayangnya kepada Yanti dan suaminya.Mungkin karena

  • SELALU DICAP MANDUL   APAKAH IZZA KEWALAT?

    "Kamu harus kuat dan sabar ya, Zah. Jangan putus asa." Mbak Yanti melempar senyuman manis kepada adik bungsunya, Izza."Tuhan masih ingin melihat sebesar apa kamu berjuang, dan Dia masih ingin mendengar rintihan doamu di setiap waktu," tandas Mbak Yanti, menguatkan adiknya."Iya, Mbak. Insya Allah aku masih kuat dan sabar kok," jawab Izza sambil menyuapi kue kepada kedua keponakannya."Ada apa? Ada apa?" Tiba-tiba Bu Ismi muncul. Wanita baya itu hadir di tengah-tengah ketiga putrinya."Eh, ini lho, Bu. Ngasih semangat buat adik. Biar dia tidak putus asa, meskipun belum diberi momongan," kata Mbak Yanti dengan senyuman mengembang."Maksudmu, semangat buat Izza?" Bu Ismi mengerjap.Mbak Yanti mengangguk pelan. "Iya, Bu," sahutnya."Dia gak mungkin bisa hamil. Dia itu kewalat Anas," kata Bu Ismi asal nyeplos."Jangan begitu, Bu," sahut Mbak Yanti dengan lembut."Lhoh. Ini serius. Izza gak akan bisa hamil, karena dia sudah menolak lamaran Anas dan memilih Yanto," pekik Bu Ismi.Tanpa ber

  • SELALU DICAP MANDUL   TAWARAN ADOPSI LAGI

    "Pagi Za.. Lagi sibuk kah? Aku ada info bagus nih," ada pesan WA dari Dila, teman sekolah Izza dulu."Lagi ndak sibuk, kok. Ada apa, Dil?" balas Izza singkat."Di kampungku ada bayi butuh di adopsi nih. Ceritanya, ini tetangga aku tuh anaknya sudah delapan. Tapi, dia masih hamil terus setiap tahun. Tetanggaku ini lagi nyari orang tua yang mau mengadopsi bayi itu. Kalau kamu berminat, nanti aku ajak ke rumah tetangga aku deh. Gimana?" Dila menjelaskan panjang lebar."Ehhmm...?? Sebelumnya makasih banyak ya, Dil. Sudah di kasih info. Tapi, maaf banget nih sebelumnya. Aku dan Mas Yanto belum ada keinginan untuk mengadopsi anak," balas Izza."Itu bayinya lucu dan gemoy, Lho. Nunggu apa lagi sih? Kalian sudah bertahun-tahun menikah, lho. Tuh temen seangkatan kita aja udah eksis dan sibuk mengantar anaknya sekolah TK semua. Lha kamu itu mau hamil kapan? Ingat usiamu itu sudah kepala tiga." Dila membalas WA seperti sangat menggebu-gebu, terus menyuruh Izza agar lekas mengadopsi bayi."Eehhm,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status