Chapter: ARMAN MEMATA-MATAIAroma ragi yang manis dan mentega yang creamy terasa lebih nyaman daripada bau amis piring kotor di rumah mertua. Aira berbaring di sofa belakang toko, ia memeluk El yang tidur pulas.Wanita itu membuka buku tabungan kecilnya. Uang yang dirampas Bu Lastri adalah pembayaran dari Bima untuk pesanan besok."Mereka mencuri uang itu, dan aku harus tetap memproduksi 1.000 bungkus roti krispi," bisik Aira.Keuntungan yang dirampas itu tidak menghancurkan Operasi Krispi GulMet, tetapi mengubahnya menjadi perjuangan mematikan untuk harga diri. Aira harus membuktikan bahwa ia bisa mandiri, bahkan setelah dirampok oleh keluarganya sendiri."Aku akan memproduksi roti itu di sini. Di sini justru lebih leluasa dan lebih aman dari untaian suami dan mertuaku!" Aira tersenyum miring.***Sementara itu, di rumah, Arman dan Bu Lastri berada dalam kondisi tegang. Bu Lastri kesal karena Aira lebih mempercayakan anaknya untuk dititipkan di daycare. Dia juga kesal karena Aira lebih memilih merogoh koc
Dernière mise à jour: 2025-12-10
Chapter: MENGHAPUS CINTARuang tengah terasa mencekik. Tuduhan Arman—bahwa uang pembayaran Daycare berasal dari hasil perselingkuhan—menggantung di udara seperti racun. Bu Lastri tampak menikmati drama itu, matanya memancarkan kepuasan, senyuman di bibirnya nampak kian lebar dan sinis.Aira menatap Arman dengan tajam, bahkan tanpa berkedip. Ia tidak marah, tetapi matanya memancarkan rasa lelah dan kecewa yang sangat dingin."Apa katamu? Aku berselingkuh? Kau bilang uangku banyak karena aku mendua? Dari mana kamu memiliki pemikiran seperti itu, Mas?" Aira bertanya, suaranya tenang, tetapi tajam."Uang Daycare ini tidak lebih dari uang yang kau biarkan aku cari sendiri! Aku lembur sampai tidak tidur! Aku bekerja seperti orang gila! Dan sekarang, kau menuduhku berselingkuh karena aku akhirnya bisa membiayai anakku sendiri?!" pekiknya.Wanita itu melangkah maju, tangannya menunjuk Arman. "Coba, jelaskan padaku! Kalau aku berselingkuh, kenapa aku masih sudi mencuci piring kotor di rumah ini? Kenapa aku masih harus
Dernière mise à jour: 2025-12-08
Chapter: TUDUHAN BERSELINGKUH"Apakah kamu sedang berencana untuk selingkuh?" Bu Lastri tiba-tiba muncul di belakang Aira dan membombardir menantunya dengan sederetan pertanyaan yang sangat menyudutkan. Wanita paruh baya itu datang ketika menantunya sedang memikirkan bagaimana cara melancarkan aksinya untuk mengerjakan orderan dari Bima."Aira sedang berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang lebih untuk memberi makan suami dan mertua, Bu." Aira tersenyum simpul. "Halah! Jangan banyak bacot! Kau ini benar-benar menantu kurang ajar." Bu Lastri berkacak pinggang."Apa yang Ibu inginkan? Kenapa Ibu tiba-tiba datang ke toko? Apakah Ibu lapar lagi? Ah, Ibu pasti ingin meminta beberapa roti untuk cemilan kan?""Tidak! Aku datang ke sini untuk meminta uang! Ada iuran RT yang harus dibayarkan sore ini. Cepat! Minta duit!" Bu Lastri mendelik.Tanpa menunggu persetujuan menantunya, sang mertua langsung menghampiri meja kasir dan membuka laci. Dia mengambil beberapa lembar uang dan langsung berlalu pergi begitu saja tanpa
Dernière mise à jour: 2025-11-24
Chapter: HARUS BANGKITAira meninggalkan mertuanya begitu saja. Dia tak peduli dengan teriakan wanita paruh baya itu. Aira pergi ke kamarnya.Saat ia membuka pintu kamar. Di dalamnya, ada El yang berusia empat tahun. Bocah itu sedang asyik bermain mobil-mobilan.Untunglah, El bukan anak yang rewel. Biasanya, pagi begini ... dia menunggu Aira kembali dari toko sambil bermain di dalam kamar. Siangnya, biasanya Aira akan membawa anaknya ke toko roti. Meskipun usianya sudah 4 tahun, tapi El belum sekolah. Aira tak ada uang untuk memasukkan anaknya ke PAUD."El, sayang. Mama bawakan nasi bungkus untukmu, Nak," kata Aira dengan lembut, lalu ia menyodorkan nasi bungkus hangat itu kepada putranya.Ia duduk di tepi ranjang yang berderit, sementara Bu Lastri masih mengomel dari luar kamar. Sang mertua terus memaki-maki kemalasan dan ketidakpekaan Aira. Namun, Aira tidak peduli. Ia membiarkan omelan itu menguap begitu saja.Dia memeluk El dengan erat."Makan yang kenyang ya, Sayang. Mama minta maaf, Mama belum sempat
Dernière mise à jour: 2025-11-24
Chapter: BABU DI RUMAH MERTUAAira merasakan hiruk-pikuk udara dini hari di Terminal Angkot Jatinegara. Ini adalah pusat keramaian yang tidak pernah tidur, tempat para pencari nafkah memulai hari jauh sebelum matahari terbit.Dia berdiri di sudut yang strategis, di dekat pangkalan ojek, tempat para buruh pabrik yang turun dari angkutan malam transit menuju kendaraan terakhir mereka. Ia menyusun kantong-kantong kertas berisi Roti Panggang Krispi Gula Mentega di atas sebuah kardus bekas. Tangannya sedikit gemetar, bukan karena dingin, melainkan karena rasa cemas bercampur malu.Ia seorang pemilik toko roti yang kini berdiri di pinggir jalan.Aira menyusun kantong-kantong kertas berisi Roti Panggang Krispi Gula Mentega di atas sebuah kardus bekas. Tangannya sedikit gemetar."Lima ratus ribu, Ra. Lima puluh bungkus. Demi besok," bisiknya pada dirinya sendiri.Wanita itu menatap dagangannya. Dia membungkus lebih dari 50 bungkus. "Kalau laku semua, aku pasti bisa mendapatkan uang lebih dari 500 ribu," tandasnya.Pelangg
Dernière mise à jour: 2025-11-24
Chapter: MOKONDOLangit Jakarta masih dipenuhi sisa-sisa kemarau panjang, tapi keringat dingin sudah membasahi punggung Aira. Jari-jarinya terasa kaku saat ia menyusun kue-kue di etalase toko rotinya, "Manisnya Aira", yang terletak di sudut ruko tua. Toko ini adalah satu-satunya sumber penghidupan, penopang rumah kecil tempat ia, Arman, dan Ibu Lastri tinggal di pinggiran kota.Ini pukul delapan malam. Waktunya ia seharusnya duduk santai di rumah, menikmati me time. Tapi bagi Aira, istirahat hanyalah kemewahan yang tak mampu ia bayar.Ia menyeka noda terigu di pipinya. Sudah lima tahun pernikahannya dengan Arman, dan lima tahun pula Aira mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga. Gaji Arman sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan kecil hanya cukup untuk membayar cicilan motor lamanya. Sisanya? Semua ditanggung oleh untung-rugi dari toko roti mungil ini, termasuk kebutuhan hidup di rumah mertua.Di hati Aira, ia merasa seperti tulang rusuk yang dipaksa menjadi tulang punggung, menanggung
Dernière mise à jour: 2025-11-24
Chapter: TRAUMABegitu banyak tekanan dan beban di pundak Izza. Bully-an dan gunjingan saudara. Ejekan tetangga, dan omongan orang-orang selama pernikahannya. Tak terasa kini pernikahan Izza sudah hampir tujuh tahun.Jangan ditanya bagaimana wanita 31 tahun itu selalu bergelut dengan hari-harinya yang selalu banyak konflik. Izza selalu menghabiskan hari-harinya dengan menyibukkan diri bekerja, berjualan online, juga sesekali bermain ke sanggar senam untuk membuat pikirannya rileks. Itu juga saran dari dokter dan termasuk serangkaian program hamil dari dokter.Mental Izza benar-benar dibantai oleh beberapa kejadian. Dimulai dengan awal menikah dulu, dengan hamilnya Ina yang waktu itu terang-terangan mengajak lomba hamil. Dan qodarulloh, Ina hamil mendahului Izza waktu itu. Kini anak Ina, Mela sudah masuk sekolah di bangku TK. Seandainya Izza tidak mandul, pasti anak Izza sudah seumuran Mela. Rasa sayangnya Izza kepada keponakan-keponakannya, baik dari saudara Izza maupun dari saudara Yanto, selalu sam
Dernière mise à jour: 2023-09-14
Chapter: LELAH?Shubuh menjelang. Izza bangun seperti biasa. Berwudhu dan menuanaikan sholat shubuh. Seusai beribadah, Izza membangunkan Yanto untuk turut menunaikan dua rakaat. Pagi itu, seperti biasa, setelah sholat shubuh, Izza ke dapur untuk memasak. Tiba-tiba Yanto memeluk Izza dari belakang. Izza tak menggubris, ia melanjutkan aktivitasnya membuat sayur sop kesukaan Yanto. Yanto masih memeluk istrinya itu. Semakin dipererat dan mulai usil mencium leher istrinya. Namun Izza tak bergeming."Kok diem sih?" Yanto bertanya karena merasa istrinya mengabaikannya."Maya siapa, Mas?" Tanpa basa-basi, Izza melontarkan pertanyaan, sambil melakukan aktivitasnya mengiris bawang. Dia tak menoleh sedikitpun kepada sang suami.Yanto terkejut bukan kepalang. Sepertinya Izza serius sedang tak enak hati."Kamu buka-buka HP aku?" Yanto bertanya dengan salah tingkah. Perlahan, ia lepaskan tangannya yang melingkar di badan istrinya."Lho bukannya selama ini kita saling buka-bukaan perihal handphone?" sahut Izza den
Dernière mise à jour: 2023-09-14
Chapter: SELINGKUH?Hari itu tiba-tiba handphone Izza bermasalah dan Izza membawanya ke tukang service. Sementara waktu, Izza meminjam ponsel Yanto untuk mengabari rekan kerjanya perihal ponselnya yang bermasalah. Sudah terbiasa bagi mereka berdua saling meminjam atau membuka ponsel satu sama lain. Dan sama-sama terbuka perihal ponsel. Tentunya tanpa privasi atau rahasia.Hari itu kebetulan Izza ijin tidak masuk kerja. Dia mau fokus menyervis HP nya yang error. Untuk berbagi info dengan rekan kantor, Izza memakai ponsel suaminya. Saat Izza sedang mengetik pesan kepada rekan kerjanya lewat ponsel Yanto. Tiba-tiba ada pesan masuk. Bukan di WA, tapi di aplikasi michat. "Sayang, aku kangen banget nih" Bunyi pesan tersebut. Nama ID-nya 'Maya Flower'.Izza mengabaikan pesan itu dan ia menyelesaikan tugasnya mengirim beberapa file kepada rekan kerjanya. Sementara Yanto sibuk di samping rumah membersihkan sangkar burung. Yah, rutinitas kalau sedang di rumah. Yanto juga ijin tidak masuk kerja untuk menemani istri
Dernière mise à jour: 2023-09-11
Chapter: TIDAK ADILYang jauh bau bunga, yang dekat bau tai. Mungkin itu adalah istilah pribahasa yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Sudah menjadi kisah klasik antara anak dan orang tua yang masih serumah. Terkadang, ada cemburu yang tersirat di wajah orang tua, manakal anaknya berumahtangga. Sedikit banyak mungkin mereka merasa kesepian, setelah anak yang dulu single dan kemana-mana bisa dijadikan teman. Saat menikah, anak akan cenderung memiliki dunia baru dengan pasangannya. Dan lebih sering menghabiskan waktu dengan pasangannya."Seorang anak kalau sudah menikah. Rasa cintanya terbagi. Ibarat kata, cinta itu kadarnya 1 kilo. Itu yang 1 ons buat orang tua, dan yang 9 ons buat suaminya." Bu Ismi kerap kali menyindir Izza, saat Izza berduaan dengan Yanto di kamar.Ya, apalagi selama ini, Bu Ismi terlihat tidak begitu menyukai Yanto. Entah karena cemburu atau apa. Tapi, kasih sayang Bu Ismi kepada Izza dan Yanto memang tidak sebesar kasih sayangnya kepada Yanti dan suaminya.Mungkin karena
Dernière mise à jour: 2023-01-01
Chapter: APAKAH IZZA KEWALAT? "Kamu harus kuat dan sabar ya, Zah. Jangan putus asa." Mbak Yanti melempar senyuman manis kepada adik bungsunya, Izza."Tuhan masih ingin melihat sebesar apa kamu berjuang, dan Dia masih ingin mendengar rintihan doamu di setiap waktu," tandas Mbak Yanti, menguatkan adiknya."Iya, Mbak. Insya Allah aku masih kuat dan sabar kok," jawab Izza sambil menyuapi kue kepada kedua keponakannya."Ada apa? Ada apa?" Tiba-tiba Bu Ismi muncul. Wanita baya itu hadir di tengah-tengah ketiga putrinya."Eh, ini lho, Bu. Ngasih semangat buat adik. Biar dia tidak putus asa, meskipun belum diberi momongan," kata Mbak Yanti dengan senyuman mengembang."Maksudmu, semangat buat Izza?" Bu Ismi mengerjap.Mbak Yanti mengangguk pelan. "Iya, Bu," sahutnya."Dia gak mungkin bisa hamil. Dia itu kewalat Anas," kata Bu Ismi asal nyeplos."Jangan begitu, Bu," sahut Mbak Yanti dengan lembut."Lhoh. Ini serius. Izza gak akan bisa hamil, karena dia sudah menolak lamaran Anas dan memilih Yanto," pekik Bu Ismi.Tanpa ber
Dernière mise à jour: 2022-12-29
Chapter: TAWARAN ADOPSI LAGI"Pagi Za.. Lagi sibuk kah? Aku ada info bagus nih," ada pesan WA dari Dila, teman sekolah Izza dulu."Lagi ndak sibuk, kok. Ada apa, Dil?" balas Izza singkat."Di kampungku ada bayi butuh di adopsi nih. Ceritanya, ini tetangga aku tuh anaknya sudah delapan. Tapi, dia masih hamil terus setiap tahun. Tetanggaku ini lagi nyari orang tua yang mau mengadopsi bayi itu. Kalau kamu berminat, nanti aku ajak ke rumah tetangga aku deh. Gimana?" Dila menjelaskan panjang lebar."Ehhmm...?? Sebelumnya makasih banyak ya, Dil. Sudah di kasih info. Tapi, maaf banget nih sebelumnya. Aku dan Mas Yanto belum ada keinginan untuk mengadopsi anak," balas Izza."Itu bayinya lucu dan gemoy, Lho. Nunggu apa lagi sih? Kalian sudah bertahun-tahun menikah, lho. Tuh temen seangkatan kita aja udah eksis dan sibuk mengantar anaknya sekolah TK semua. Lha kamu itu mau hamil kapan? Ingat usiamu itu sudah kepala tiga." Dila membalas WA seperti sangat menggebu-gebu, terus menyuruh Izza agar lekas mengadopsi bayi."Eehhm,
Dernière mise à jour: 2022-12-28